Mohon tunggu...
Unggul Sagena
Unggul Sagena Mohon Tunggu... Konsultan - blogger | educator | traveler | reviewer |

Asia Pacific Region Internet Governance Forum Fellow 2021. Pengulas Produk Berdasarkan Pengalaman. Pegiat Literasi Digital dan Penyuka Jalan-Jalan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Legacy DPD RI: Ketika DPD Sudah Ber-Panca Indera, Saatnya Didengar!

15 Juli 2015   08:54 Diperbarui: 15 Juli 2015   09:43 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Irman Gusman dan DPD

Pertanyaannya, bagaimana caranya?

Dengan sosok Irman Gusman, DPD memiliki komando yang berpengalaman. Sebagai “veteran” DPD RI sejak pertama dibentuk langsung menjabat Wakil Ketua, Irman Gusman menjadi “ikon” perjuangan DPD itu sendiri. Wajar, politisi kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat, 11 Februari 1962 ini suda mengawal sejak lama. Bahkan, ibaratnya DPD adalah “anak” beliau sendiri.

Wah, mengapa demikian?

Perjuangan Irman sejak masa Fraksi Utusan Daerah (FUD) di MPR dengan konsistensi gagasan parlemen bikameral membuahkan hasil lembaga bernama Dewan Perwakilan Daerah (DPD) ini dan juga Mahkamah Konstitusi (MK). Juga pembatasan masa jabatan presiden menjadi hanya 2 tahun saja, merupakan produk dari lembaga legislatif dimana dia berkiprah. Hmm, Menarik melihat track recordnya.

Lebih menarik lagi, karena tak banyak yang “mendengar” kiprah politisi ini. Padahal, prestasinya sudah diganjar penghargaan dari Kerajaan Inggris “ The Second Class or Knight Commander of Our Said Most Distinguished Order of Saint Michael & Saint George di tahun 2012, Penganugerahan gelar tertinggi dari Negara Republik Indonesia “ Bintang Mahaputera Adiprana “ tahun 2010, Penghargaan dari Pemerintah Amerika Serikat “ a US Institution of Higher Education for Demonstrating Outstanding Leadership in The Regional Representative Council (DPD) of The Republic of Indonesia and Exemplary Representation of Indonesia Abroad “ tahun 2009, dan masuk dalam Daftar 15 Pemimpin Muda Berpengaruh pada tahun 2008 dari Majalah Biografi Politik.

Ini mungkin yang mengundang “talent scout” Demokrat untuk beliau ikut berkompetisi dalam Konvensi Partai Demokrat. Yang sepertinya, mohon maaf, menjadi dagelan politik juga. Saya ngga dengar sih, “komplain” para peserta konvensi, termasuk Irman Gusman. Mungkin beliau Legowo, atau sudah antisipasi jika kalah dan seterusnya sehingga tidak terlalu “ngarep”. Hanya sebagai wujud terimakasih dianggap mampu untuk menjadi calon presiden.

Namun blessing in disguise, nama Irman Gusman menjadi lebih dikenal. Nama DPD, lembaga yang selalu melekat padanya di setiap kesempatan, juga menjadi lebih dikenal masyarakat. Dia tidak sendiri tentunya, berjuang di parlemen. Namun peran sentral Irman Gusman patut diacungi jempol. Pria yang merasa menjadi tokoh politik sebagai buah “kecelakaan sejarah” ini berani memperjuangkan ide dan gagasannya, terutama hadirnya DPD RI, yang ini-lah jawaban mengapa Nama ‘Irman Gusman’ di masyarakat menjadi sepaket dengan kata ‘DPD RI’.

Nggak hanya tataran teori, ketika DPD terbentuk, beliau juga terjun menjadi salah satu kandidat dan memenangkannya. Periode pertama, 2004-2009, mewakili Sumatera Barat, Irman melenggang ke lembaga yang dilahirkannya. Tidak cukup, dia juga langsung menjadi Wakil Ketua DPD RI. Di periode kedua, 2009-2014, kembali dipercaya, dengan menduduki jabatan lebih strategis, yaitu Ketua DPD RI. Berlanjut pula di periode saat ini, 2014-2019 dimana dulangan 407.443 mengantar mantan utusan daerah di era MPR ini ke Senayan, sekaligus menjadi Ketua DPD RI kembali.

So, ini harusnya menjadikan langkah-langkah strategis DPD RI bisa berjalan sesuai Kontinuum. Sesuai Renstra yang disusun berlandaskan tahap-tahap yang tak terusik. Dukungan para anggota DPD sebelum maupun saat dipimpin pun menjadi alasan, bahwa DPD saat ini harus bisa berdiri, berlari dan bekerja giat dengan proaktif.

Saya tidak mau men-judge, karena perihal pemilihan Ketua, mekanisme internal DPD yang atur. Artinya, semua provinsi di Indonesia, yang diwakili oleh 4 senatornya, mengikhlaskan masa kedua ini dipimpin langsung oleh beliau. Tentu, tanpa prestasi dan peran signifikan di era sebelumnya, tidak akan gampang mendapat dukungan. Pun, di era ketiga, Irman kembali menjadi pemimpin dari para senatores ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun