Mohon tunggu...
Unggul Sagena
Unggul Sagena Mohon Tunggu... Konsultan - blogger | educator | traveler | reviewer |

Asia Pacific Region Internet Governance Forum Fellow 2021. Pengulas Produk Berdasarkan Pengalaman. Pegiat Literasi Digital dan Penyuka Jalan-Jalan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Legacy DPD RI: Ketika DPD Sudah Ber-Panca Indera, Saatnya Didengar!

15 Juli 2015   08:54 Diperbarui: 15 Juli 2015   09:43 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Didasari oleh kiprah beliau, saya yakin. Dan uniknya, dulu, saya pikir yang namanya Ketua DPD itu mestilah didasari oleh perolehan suara penduduk yang mengantarkannya ke kursi DPD, sebagaimana Ginandjar yang beroleh suara paling besar se-Indonesia. Ternyata, tidak begitu. Apalagi testimoni berikut cukup menggambarkan sosok Irman di mata mantan ketua DPD yang lalu ini.

Membangun Panca Indera, adalah kerja bareng Irman dari awal. Dari sebelum DPD ada. Yup, dia merupakan salah satu yang “betah” di DPD RI ini, karena merasa anak ini masih perlu dibantu berdiri. Masih 10 tahun umurnya, sekarang beranjak “abege”. Dan anak ABG, bisa salah arah. Bisa dianggap remeh, masih anak kecil, namun bisa pula berpikiran dewasa dan jadi teman diskusi yang bernilai bagi “abangnya”. Tentu untuk urusan tertentu, yang terkait si “adik” (daerah).

 

Panca Indera dan DPD Dinamis. Dengarkan!

Sekarang bagaimana?

Di periode ketiga ini, setelah sebelumnya 2004-2009, 2009-2014 dan sekarang 2014-2019, kelengkapan DPD menurut saya sudah mulai tuntas. Sekarang, dia harus berdiri tegak dan melanjutkan hidup. Sepuluh tahun sudah umurnya, dan kiprahnya makin lama makin diketahui masyarakat, terutama dari daerah provinsi otonom bersangkutan. Inilah era bagaimana daerah membangun dengan ada perwakilan di “pusat”.

Irman Gusman, dengan segala pengalamannya, dan juga sifat populis dan sekaligus teknokratnya menurut saya dapat menjadi pemimpin DPD dalam memfungsikan “panca indera” DPD. DPD sudah mendengar, menyentuh, melihat, merasakan. Saatnya DPD dianggap oleh “big brother” juga sebagai a grown gentleman. Bukan anak kecil lagi yang tak tahu apa-apa, dan bahkan, secara sarkastik disebut sebagai adik yang tak diharapkan.

Selain itu, patut diapresiasi, keinginan dia untuk mendekat dan menggunakan berbagai saluran yang ada untuk memasyarakatkan DPD ke khayalak ramai. Tepat, apabila Kompasiana menjadi partner. Karena, dunia maya menjadi dunia referensi penuh kejutan untuk berbagai kejadian. Termasuk mendengarkan apa dan bagaimana kiprah DPD serta mencari dan menelusuri Wakil daerah nya di DPD.

Kegiatan ini haruslah paralel. Karena hanya 88 juta masyarakat yang memiliki akses ke Internet, dari 250 juta rakyat Indonesia. Jadi, secara fisik juga memerlukan kedekatan. Untuk itulah urgensi dibangunnya kantor DPD di daerah. Selain itu, berbagai mekanisme sosialisasi di online harus terus dilaksanakan. Lomba Blog DPD dan Lomba Kompasiana ini salah satunya. Menariknya, ini di era Irman Gusman lagi. Ini bukti, mudah-mudahan saya benar, bahwa beliau ini memiliki misi DPD.

Bukan ambisi pribadi. Ingin perjuangan DPD semakin didengar luas. Tak hanya oleh DPR namun juga oleh masyarakat Indonesia. Ini loh, legislator wakil provinsi mu. Yang dapat memenuhi aspirasimu terkait pengembangan dan pembangunan daerah. Sebuah lembaga yang kamu dapat pula berbicara bahasa daerah dengannya, mengobrol dan ngopi bersama membahas agenda di daerah, di kampung kita.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun