[caption id="attachment_303576" align="aligncenter" width="400" caption="Kekuatan Ekonomi No 7 dunia.. versi McKinsey.. Wow!"]
Hal ini sejalan dengan visi LPDP untuk menjadi lembaga pengelola dana terbaik regional untuk menyiapkan pemimpin dan inovasi bagi Indonesia yang sejahtera dan berkeadilan. Dengan misi-nya mempersiapkan pemimpin Indonesia yang profesional melalui pembiayaan pendidikan.
Dari tampilan gambar yang dipresentasikan secara bergantian oleh Ratna Prabandari, Kepala Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Pendidikan, Agung Sudaryono, Kepala Divisi Pengembangan Dana Pengelolaan dan Diki Chandra, Kepala Divisi Rehabilitasi Pendidikan yang merupakan tiga representatif LPDP, Kompasianers makin termotivasi sebagai bagian dari bonus demografi yang akan menjadi para pemimpin bangsa di masa depan.
[caption id="attachment_303574" align="aligncenter" width="500" caption="Paparan Narsum LPDP Mba Ratna"]
[caption id="attachment_303575" align="aligncenter" width="500" caption="Paparan Narsum LPDP Mas Agung"]
Persiapan SDM sebagai aset bangsa yang bernilai ini tidak main-main. LPDP menggunakan dana endowment fund yang ada di tiga kementerian yaitu Kementerian Keuangan, Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang juga menteri-menteri dari ketiga lembaga negara ini diangkat sebagai dewan penyantun.
Yuk Jadi Aset Bangsa!
Oh ya, Walau inti tulisan ini reportase, sangat positif bukan, apabila lebih banyak ditulis mengenai beasiswa itu sendiri, bukan hanya susunan acara dan kondisi suasana di dalam ruang yang menampung 50 orang kompasianers ini kan? Ok, lanjut..
Oleh karenanya, saya ingin bercerita lebih lanjut mengenai LPDP dan berharap pembaca turut termotivasi untuk melakukan proses aplikasi secepat mungkin, karena LPDP, kata mbak Ratna sebagai narasumber, tidak peduli kita berasal dari kampus mana, yang penting universitas yang dituju merupakan universitas yang bereputasi baik, artinya terakreditasi A dan untuk luar negeri, jika dapat tembus di Top 50 universitas dunia, Beasiswa Presiden (IPS/BPRI) adalah ganjarannya!
Kalau tidak, masih ada kesempatan di kurang lebih 200 universitas dunia lain yang ada di list LPDP untuk kamu kejar Letter of Acceptance (LoA) alias surat yang menunjukkan bahwa kamu diterima.
Lalu, bagaimana kalau belum ada surat tersebut? Bisa saja, asalkan dalam sesi wawancara, kamu mampu mendemonstrasikan keunggulan kamu, alias menjual potensi diri agar LPDP yakin memberikan beasiswa ke kamu tak akan rugi dan kamu pasti dapat penerimaan dari universitas top yang kamu sasar, kamu bisa kok lolos.