Memiliki orangtua yang bekerja dalam bidang haji membuat saya juga dekat dengan hal - hal terkait haji. Apalagi sejak Buya (panggilan saya untuk bapak) 4 tahun lalu menderita sakit stroke maka saya ikut terjun langsung mengurus KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) di bilangan setia budi, Medan.
Empat tahun menjadi panitia yang selalu ikut mengantarkan jemaah sampai asrama haji, nenek nenek maupun ibu ibu - yang sudah mulai banyak 'menabung' sakit, sakit lutut, persendian yang biasanya disebabkan kolesterol, asam urat - Â yang berangkat.
Seperti nenek calon haji kloter 21 tahun 2017 lalu dari salah KBIH Medan yang ada digambar ini.
Walau begitu melihat yang tua apalagi sampai harus didorong (bantuan kursiroda) rasanya sangat sedih.
Baru masuk asrama haji saja melihat para nenek tua yang harus membawa tas tentengan (koper kabin) berisi perlengkapan selama menginap satu malam di asrama haji.
Jalan dari aula menuju poliklinik untuk tes kesehatan terkahir sebelum berangkat besok. Masih banyak sekali 'tugas' yang harus dilakukan sebelum bertolak ke tanah suci. Kadang, mereka berhenti sebentar, menarik nafas. Belum lagi dengan antrian yang panjang.Â
Foto ini ketika mengantri menunggu giliran untuk tes kesehatan terakhir di asrama haji.
Walau sekali lagi, yang sakit di tanah air, bisa saja disana sehat walau afiyat setelah mata tua dengan pandangan yang sudah mulai mengabur tersebut melihat pertama kalinya benda kotak hitam yang menjadi arah sholat seluruh muslim di penjuru dunia.
Tapi, yang jelas usia muda jauh lebih baik.Â