Kesehatan Mental menurut WHO adalah keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan. Hasil data penelitian WHO menunjukan bahwa beban kesehatan akibat gangguan jiwa Indonesia di dunia menduduki peringkat 5. Beban kesehatan akibat gangguan jiwa di Indonesia terbesar adalah depresi. Kondisi depresi dapat dialami baik remaja, dewasa maupun lansia. Berdasarkan DSM-V, major depressive dissorder adalah sindrom yang ditandai dengan perasaan yang tertekan atau hilangnya ketertarikan atau perasaan senang dalam kebanyakan aktivitas.Â
Etiologi depresi bersifat multifaktorial, dimana terlibat faktor stressor psikososial dan kerentanan biologis. Depresi ditimbukan ada distress yang tidak diimbangi oleh mekanisme koping yang baik. Adapun faktor-faktor penyebab depresi meliputi:
1. Faktor Genetik
Keluarga yang memiliki riwayat depresi memiliki kerentanan untuk mengalami depresi 3x dibandingkan yang tidak memiliki riwayat depresi. Beberapa referensi sebelumnya menunjukan mekanisme koping dan disfungsi neurotransmiter yang diwariskan .
2. Penyakit Fisik
Penyakit metabolik seperti hipertensi, diabetes melitus, dan obesitas, penyakit kardiovaskuler dan penyakit neurologis seperti demensia alzheimer, penyakit parkinson, penyakit serebrovaskuler serta penyakit karsinoma akan rentan menimbulkan depresi.
3. Faktor sosiodemografis
Faktor sosiodemografis seperti jenis kelamin, keadaan finansial, tingkat pendidikan, kondisi lingkungan kerja, faktor pernikahan merupakan hal-hal yang juga menyebabkan seseorang mengalami depresi.
4. Usia lansia
Semakin bertambah usia atau seseorang yang telah lansia memiliki risiko depresi yang lebih tinggi karena disfungsi neurotransmiter akibat usia dan kondisi kesepian yang dialami oleh beberapa lansia.
Bagaimana proses depresi dapat terjadi?
Depresi diduga ketidakseimbangan neurotransmiter serotonin, dopamin, dan norepinefrin diotak. Berikut penulis akan mengulas sedikit tentang neurotransmiter yang menyebabkan depresi.
Serotonin
Serotonin berasal dari protein trypthopan yang akan diubah menjadi 5 Hydrotrypthophan oleh trypthophan hydroxylase menjadi 5 Hydroxyyektamine menjadi serotonin. Kemudian serotonin akan dibawa oleh VMAT2 ke celah sinaps. Jika jumlah serotonin dalam celah sinaps berlebihan maka akan dibawa oleh serotinin transporter (direuptake) untuk direcycling oleh serotonin transporter dan dibreak down oleh MIAO sehingga menimbulkan feed back presinaptik, sinaptik, dan post sinaptik.Â
Beberapa sumber serotonin yang berasal dari makanan meliputi keju, susu kedelai, ikan, kacang-kacangan, gandum, ayam . Serotonin memiliki 3 pathway yaitu:
1. Spinal cord yang memberikan pengaruh psikogenik
2. Cerebelum untuk keseimbangan dan kesadaran yang akan berpengaruh terhadap irama siradian. Irama sirkadian yang tergangguakan menyebakan seseorang yang depresi rata-rata mengalami gangguan tidur atau yang dikenal dengan insomnia
3. Amigdala yang terletak dihipotalamus untuk memori. Beberapa pasien yang depresi dimana kadar serotonin yang rendah cendeurung mengalami hampa, hopeless.
Dopamin
Dopamin pada pasien yang depresi cenderung kadarnya rendah hal ini akan menyebabkan pasien depresi memiliki perasaan sedih yang mendalam dan hampa yang disebut dengan anhedonia. Dopamin merupakan neurotransmiter yang berasal dari protein sehingga sumber eksternal atau makanan yang dapat menaikan dopamin seperti kacang-kacangan, ikan, daging sapi, daging ayam dan susu.
Noreepinefrin
Kondisi depresi diduga karena kondisi noreepinefrin yang menurun sehingga menimbulkan gejala disfungsi eksekutif dan kognitif. Seseorang yang mengalami depresi akan menurun fungsi kognitif sehingga mudah lupa dan sulit berkonsentrasi. Fungsi eksekutif orang dengan depresi juga terganggu  sehingga sulit mengambil keputusan.
Apa saja Tanda dan Gejala depresi?
Berdasarkan DSM-V menyebutkan terdapat 3 gejala utama depresi meliputi
1. Anhedonia
Kehilangan minat dan kegembiraan
2. Anenergi
Bekurangnya energi sehingga mudah merasa lelah dan menurun aktivitas
3. Afek depresi
Cenderung merasa sedih
Gejala penyerta (minor) pada depresi meliputi:
1. Bekurangnya konsentrasi dan perhatian
2. Bekurangnya kepercayaan diri
3. Merasa bersalah dan tidak berguna
4. Nafsu makan menurun
5. Pesimistis
6. Gangguan tidur
7. Gagsan atau perbuatan yang membahayakan
Jika onset atau lamanya gejala tersebut lebih dari 2minggu sebaiknya anda konsultasi ke dokter spesialis kejiwaan untuk mendapatkan tatalaksana yang tepat.
Apakah depresi dapat timbul bersamaan dengan penyakit Infeksi?
Beberapa penelitian baik case report maupun analitik menyebutkan depresi timbul bersamaan dengan penyakit infeksi baik virus, bakteri maupun parasit. Â banyak sekali penelitian terkait infeksi covid-19 yang menyebabkan depresi yang dapat dibaca dalam jurnal berikut Menyelidiki mekanisme potensial depresi yang disebabkan oleh infeksi COVID-19 pada pasien dan sejumlah jurnal lain. adapun mekanisme depresi yang disebabkan oleh infeksi dikaitkain oleh badai sitokin. Pasien yang mengalami stress kronis akibat infeksi akan mengaktifkan HPA aksis sehingga corticotropin releasing hormon (CRH) pada hipotalamu dan adrenocorticotropic hormone (ACTH) yang merangsang korteks adrenal untuk memproduksi glukortikoid sehingga muncul sitokin proinflamasi sehingga timbul badai sitokin. Kondisi depresi akan menyebabkan hiperaktivitas HPA aksis sehingga menyebabkan kondisi infeksi semakin berat.
Apakah bisa deteksi depresi secara mandiri?
Perhimpunan dokter spesialis kesehatan jiwa Indonesia telah merancang instrumen skrining deteksi awal depresi yang dapat diakses secara mandiri dirumah melalui internet. Adapun link skrining deteksi awal depresi yaitu Swaperiksa Tanda depresi  , namun setelah melakukan skiring harap segera konsultasi ke dokter spesialis kedokteran jiwa.
Tips Mencegah Depresi
Beberapa tips yang penulis anjurankan jika anda mengalami kesedihan mendalam atau gejala-gejal seperti depresi, anda dapat melakukan beberapa hal berikut:
1. Kontrol pikiran anda untuk berpikir positif
2. Melakukan hal baru yang menyenangkan seperti olahraga, melakukan hobi dan tarvelling
3. Detoks media sosial yang menyebabkan anda berpikiran negatif.
4. Melakukan Swaperiksa Tanda depresi disitus PDSKJI
5. jika hasil swaperiksa depresi anda menunjukan gejala depresi segera konsultasi ke dokter spesialis kejiwaan dan jangan melakukan self diagnosa maupun self terapi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI