Sosok rektor yang memiliki visi jauh ke depan ini mengungkapkan bahwa jika kita hendak melakukan langkah-langkah sukes hendaknya melakuakn apa yang menjadi faktor kesuksesan.
"Apa saja yang menjadi parameter sukses per periode. Dan masing-masing periode harus nyambung," ujarnya. "Visi sukses tidak cukup hanya empat tahun. Visi sukses sekolah setidaknya 12 hingga 16 tahun ke depan," tambahnya.
Visi sukses yang telah dikembangkan oleh sekolah tersebut harus  di break down menjadi visi sukses kepala sekolah. "Dari kepala sekolah ini, visi sukses harus dibreak down kepada wakilnya, dilanjutkan di break down kepada para guru dan karyawan," ujarnya.
Hidayatulloh membandingkan visi pemimpin Muhammadiyah dengan visi kepala negara. Visi Muhammadiyah adalah berkelanjutan dari satu pemimpin ke pemimpin berikutnya.
"Jangan seperti negara yang harus ngikuti presiden, maka setiap kali ganti presiden ganti visi, maka jadi berantakan. Muhammadiyah tidak demikian," ungkapnya menegaskan.
Proyeksi keberhasilan
Proyeksi keberhasilan ini mengikuti ajaran Nabi Muhamamd SAW. Ajaran Nabi ini sederhana. Seperti yang terulis dalam Hadits, "Bahwa barang siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, maka ia beruntung. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia rugi. Dan barang siapa yang hari lebih buruk dari kemarin, maka ia celaka."
"Dari hadits Nabi tersebut dapat diibaratkan seperti naik tangga. Naik tangga 1, 2, 3, dst. Maka pada akhirnya akhir lebih baik dari awal (walal akhiratu kharirulaka minal ula). Masing-masing sekolah punya tangga2 kesuksesan itu. Masing2 kepala sekolah punya visi yang dibreak down ke masing-masing guru dan karyawan, dan siswa," ungkap Hidayatulloh.
Hidayatulloh menegaskan bahwa menjadi "Kepala sekolah itu bukan posisi, tapi aksi." Karenya kepala sekolah adalah orang yang "knows the way," "shows the way," dan "goes the way."
"Pemimpin adalah orang yang tahu jalannya (tahu jalan dan langkah kesuksesan), menunjukkan jalannya (fahamkan mereka, gerakkan mereka untuk mau menjalni jalan itu), dan melakukan jalannya (tidak sekedar tahu, dan menunjukkan, tapi bergerak bersama2 melewati jalan2 keberhasilan).
Penyelamatan dan pengembangan sekolah
Dalam kesempatan pertemuan dengan kepala sekolah, majelis Dikdasmen dan PNF serta pimpinan cabang se sidoarjo itu, Hidayatulloh menyampaikan strategi dalam penyelamatan dan pengembangan sekolah.
Dimulai dari penguatan kelembagaan. Ia menjelaskan tentang penataan organisasi sekolah, penguatan kepemimpinan dan sinergi sekolah dengan persyarikatan dan Lazismu. Langkah kedua, pada asepk penguatan SDM (Guru dan Tendik), yakni terkait dengan status, keualifikasi akademik, kompetensi dan kesejahteraan. Ketiga, penguatan kultur sekolah sebagai organisasi pembelajar dengan pihak sekolah memenuhi apa yang menjadi kebutuhan ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dan lain lain.