"Saya terus meyakinkan semua orang untuk serius mengembangkan dan meningkatkan Umsida. Tidak ada yang tidak seirus dalam membicarakan berbagai hal dalam menggerakkan AUM. Jangan setengah-setengah dalam mengembangkan amal usaha," tandasnya.
Selain melaksanakan tugas pengembangan Muhamamdiyah dengan sepenuh hati dan serius, Hidayatulloh menegaskan juga diperlukannya sinergi.
"Kita akan bisa melahirkan amal usaha unggulan. Dan dalam upaya ini tentu tidak hanya keseriusan, juga diperlukan sinergi. Persyarikatan muhammdiyah sejak awal didirikan dibangun dengan penuh sinergi," ungkapnya menandaskan.
Dikisahkan, bahwa dalam sejarah Kh Ahmad Dahlan, meski beliau sebagai inisiator berdirinya Muhammadiyah, namun tidak menunjukkan otoritasnya. Hidayatulloh pun mengungkapkan bagaimana KH Ahmad Dahlan masih meminta pendapat orang lain.
"Misal usulan nama muhammaidyah. Ini diusulkan dari muridnya bernama Samidu. Dan dari hasil istirkharahnya cocok. Artinya semua orang diberi ruang. Memberi kesempatan semua orang untuk memberi kontribusinya terbaiknya," ujar Hidayatulloh menegaskan.
Bercita-cita Besar
Untuk mewujudkan pengembangan yang bekelanjutan,maka diperlukan cita-cita besar. Hal ini menjadi pesan berantai Dr Hidayatulloh dari pesan yang telah disampaikan Menteri Pendidikan Nasional pada Kabinet Gotong Royong (2001-2004) Prof Malik Fadjar kepadanya.
"Dalam hidup ini anda boleh tidak punya apa-apa, tetapi anda harus punya mimpi/cita-cita/keinginan tentang masa depan. Dengan cita-cita itu kita punya semangat/ghirah, kita punya energi yang menggerakkan diri kita untuk melakukan sesuatu," ujar Hidayatulloh mengenang pesan Prof Malik Fadjar.
KH Ahmad Dahlan punya cita2 yang sangat besar sekali bagaimana memangun indonesia, dan umat. Beliau membina berbagai bidang usaha yang diformulasikan dalam Muhammadiyah. Karnanya, Hidayatulloh menggarisbawahi bahwa jika ingin membesarkan Muhammadiyah maka kita harus punya proyeksi bersama. Dalam konteks ini antara Majelis Dikdasmen dan PNF dan kepala sekolah.
"Majelis Dikdasmen punya cita-cita, kepala sekolah punya cita-cita, maka ini harus dipertemuan. Tidak boleh satu ke kanan satunya ke kiri," ujar Hidayatulloh. "Kalau sudah ketemu jangan mudah merubah mimpi itu. Kalau sampai jadi kepala sekolah kemudian diganti, berarti tidak serius," imbuhnya.
Merencanakan kesuksesan
Hidayatulloh mengungkapkan bahwa setiap kita harus punya visi sukses dalam menyelenggarakan AUM, jangan hanya menjadi rutinitas. Karena visi itu kita proyeksikan untuk berkembang terus selamanya. Maka harus ada proyeksi secara berkala dalam kurun waktu lima tahun, sepuluh tahun, dan seterusnya akan menjadi apa. Hidayatulloh menandaskan bahwa Ini visi sukses, kita harus fokus, jangan terpengaruh yang lain.
"Kalau ada pengawas yang melakukan visitasi, kemudian dia menyarankan ke kita tentang bagaimana sesuatu itu seharusnya, tapi karena dia tidak mengetahui apa yang menjadi visi kita, maka jangan diikuti," ungkapnya. "Kalau tidak selaras dengan visi kita maka harus berargumentasi kepada pengawas tersebut dalam meneguhkan visi kita," imbuhnya.