Dalam Islam, indera dan akal adalah alat yang memungkinkan manusia untuk menjalani kehidupan yang bermakna dengan pengetahuan, termasuk sains; memperdalam iman, dan mengarahkan kehidupan sesuai dengan kehendak Allah.Â
Manfaat akal sangat beragam, mulai dari mengenal Allah hingga membantu menjalankan peran sebagai khalifah di bumi. Namun, Islam juga mengajarkan bahwa akal memiliki keterbatasan, dan untuk mencapai kebenaran sejati, akal harus dipandu oleh qalbu yang menerima wahyu dari Allah melalui RasulNya.Â
Indera dan akal bisa menjadi sarana untuk menyingkap tabir yang menutupi realitas sejati, Allah SWT.Â
Lantas, dengan qalbu maka hamba dan Khaliq berkomunikasi melalui penerimaan firasat atau ilham. Qalbu ini diasah dengan senantiasa mengingat diriNya seperti yang diajarkan melalui RasulNya.
Wallahu'alam bi shawab.
Lihat juga: Siapa yang Sebenarnya Penganut Antisemitisme?
Referensi:
Al-Quranul Karim
Al-Attas, Syed Muhammad Naquib. The Nature of Man and the Psychology of the Human Soul. Kuala Lumpur: International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC), 1993.
Al-Ghazali. Ihya Ulum al-Din [The Revival of the Religious Sciences]. Jeddah: Dar al-Minhaj, 2004.
Bear, Mark F., Barry W. Connors, and Michael A. Paradiso. Neuroscience: Exploring the Brain. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2015.