Mohon tunggu...
UmsidaMenyapa1912
UmsidaMenyapa1912 Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Kami Instansi yang bergerak di bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Di Balik Indera yang Terbatas, Manusia Memiliki Akal untuk Menyintas Realita

3 November 2024   07:06 Diperbarui: 3 November 2024   07:06 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada kategori probabilitas, dengan ini akal memiliki kemampuan untuk pengambilan keputusan. Dalam hal ini manusia bisa menilai risiko dan membuat keputusan berdasarkan kemungkinan hasil. 

Akal Manusia Bisa Memprediksi

Ilustrasi: Unsplash
Ilustrasi: Unsplash
Secara langsung juga, akal memiliki kemampuan untuk membuat prediksi dan perencanaan tindakan berdasarkan informasi yang tersedia. 

Pada kategori modalitas, manusia mampu melakukan penilaian kemungkinan dan keharusan. Yakni menilai apakah sesuatu itu mungkin, nyata, atau perlu dilakukan.

Dengan demikian bisa melakukan evaluasi skenario, mengevaluasi berbagai skenario dan kemungkinan, memungkinkan kontingensi dan rencana alternatif. 

Secara keseluruhan, akal manusia memiliki cara kerja yang khas. Cara kerja tersebut yakni melakukan:

1) Organisasi informasi, mengorganisasi informasi yang diterima dari lingkungan, memudahkan untuk diproses dan dipahami. 

2) Pembuatan Argumen, menggunakan kategori-kategori ini untuk mendukung premis dan menarik kesimpulan yang valid. 

3) Analitis Kritis, memungkinkan analisis kritis dari situasi atau masalah, membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang relevan dan mengevaluasi bukti.

Dengan berbagai features yang dimiliki akal tersebut, maka akal menjadi pelengkap atas indera yang terbatas dalam mencerap realitas. 

Sebagian orang ada yang meyakini dan hanya menerima indera sebagai sumber kebenaran, di luar apa yang ditangkap indera adalah tidak ada. 

Mereka tergolong dalam kelompok berpaham empirisme. Sedangkan mereka yang meyakini akal sebagai sumber kebenaran, mengelompok dalam paham rasionalisme: yang irrasional adalah tidak benar. Dan ada juga yang menerima keduanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun