Suatu pengalaman berharga bisa mengunjungi Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Lombok dikenal sebagai daerah yang memiliki alam yang sangat indah. Banyak tempat destinasi menarik yang menjadi daya pikat semua wisatawan, baik wisatawan domestik maupun dari manca negara.
Salah satu rangkaian tempat yang kami kunjungi  adalah Suku Sasak yang terkenal dengan budayanya. Dari Lombok International Airport kami berombongan dalam 4 bus, menuju ke Suku Sasak setelah  terlebih dahulu makan siang di  restauran Darma Rinjani Silk.
Disana kami menikmati makan siang menu asli khas Lombok. Sajian yang special adalah semacam sayur asem dari sayuran yang kami belum pernah merasakannya. Kami juga penasaran daun apa yang dimasak menjadi sayur yang lezat tersebut.
Kami melanjutkan perjalanan menuju Suku Sasak. Sepanjang perjalanan kami menikmati panorama yang sangat indah. Alamnya subur, banyak pohon kelapa dan tanaman lainnya yang sangat menyejukkan mata.
 Seorang guide memandu setiap bus. Dia menceritakan banyak hal tentang Lombok, sejarahnya, budayanya adat istiadat dan lain sebagainya. Ia berpesan agar menghormati setiap budaya dari masing-masing daerah.
Kami tiba di Desa Sade, Suku Sasak Lombok Tengah. Perumahan disana kecil, beratap daun alang-alang dan jerami kering. Walaupun dari alang-alang namun atap tersebut tidak bocor saat hujan turun. Pondasi rumahnya terbuat dari jerami dan tanah liat. Sedangkan lantainya terbuat dari campuran kotoran kerbau atau sapi, tanah liat, abu dan jerami.
Saat kami turun dari bus dan masuk ke gerbang Desa Sade, kami disambut dengan alat-alat musik yang mereka mainkan. Mereka memakai baju adat Lombok dan memakai ikat kepala.
Disana sudah berkumpul para turis manca negara yang menyaksikan budaya Suku Sasak. Kami duduk dibawah pohon mengitari halaman didepan rumah-rumah Suku Sasak. Salah satu pemuka suku maju dan memberi sambutan selamat datang kepada kami.
Selanjutnya kami disuguhi berbagai macam atraksi, tarian kendang dan atraksi peresean. Tarian kendang dibawakan oleh dua pemuda yang menabuh gendang yang dibawa sambil menari. Rancak dan berirama tabuhan mereka.
Selanjutnya dua lelaki muda tampil membawa tameng dan tongkat. Mereka memperagakan atraksi peresean. Mereka bertarung mengadu kekuatan. Di Suku Sasak, petarung tersebut di sebut Pepadu. Mereka membawa tameng yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau yang disebut ende. Selain ende, mereka juga membawa senjata alat pemukul dari rotan yang disebut penjalin.
Pepadu tidak berbaju, hanya memakai celana dibalut dengan kain khas lombok dan mengenakan ikat kepala. Para pepadu bertarung dengan menggunakan ende dan penjalin sambil diiringi tetabuhan. Pertarungan tersebut dipandu oleh seseorang yang disebut pakembar.
Atraksi peresean ini di Lombok termasuk dalam seni tari, bagian dari kebudayaan Suku Sasak. Menurut guide yang memandu kami, pertarungan akan berakhir bila salah satu pepadu mengeluarkan darah dan dinyatakan kalah.
Selesei menyaksikan atraksi peresean, kami diajak berkeliling melihat rumah-rumah disana. Rumah induk tertua dan rumah-rumah lainnya semua khas beratap alang-alang, dinding dari anyaman bambu dan laintai dari tanah liat yang dicampur dengan kotoran sapi atau kerbau. Ciri khas didalam rumahnya terdapat 3 tangga diatas lantai menuju ke bagian dalam dari rumah tersebut.
Karena menjadi desa wisata, maka setiap rumah menjadi tempat untuk berdagang. Berbagai macam kain tenun dan merchandise khas Lombak dijual disana. Kain, sarung, kopyah, selendang, gantungan kunci, kalung dan lain sebagainya dengan harga yang terjangkau. Â
Pengalaman yang berharga bisa mengunjungi pulau Lombok dengan alamnya yang sangat indah dan budayanya yang sangat menarik bagi wisatawan. Tak heran banyak turisdomestik dan asing yang menjadikan Lombok dan Suku Sasak menjadi destinasi liburan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H