A. Pengertian dan Petingnya Literasi
Beberapa referensi menyatakan bahwa literasi diartikan sebagai suatu kemampuan berbahasa pada diri seseorang dalam berkomunikasi. Â Berkomunikasi yang dimaksud bisa dalam hal membaca, berbicara, mendengarkan, dan/atau menulis. Literasi yang baik akan memudahkan seseorang untuk mencapai tujuan atau memecahkan suatu masalah dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat. Berbagai perubahan yang besar yang terjadi dalam masyarakat ditentukan oleh tingkat literasi. Â Oleh karena itu literasi tergolong sebagai hak asasi yang mendasar dan perlu ditingkatkan untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat secara umum, termasuk di Indonesia. Â
Literasi sangat penting bagi pembangunan suatu bangsa dan negara. Â Profesi di berbagai bidang pembangunan sangat memerlukan literasi terhadap hal-hal baru. Â Di bidang otomotif dan arsitektura diperlukan literasi terkait ilmu fisika. Â Di bidang industri pangan diperlukan literasi terkait ilmu kimia, dan biologi. Â Di bidang pertanian, diperlukan literasi ilmu-ilmu terapan biologi, fisika, dan kimia. Â Dari contoh beberapa bidang tersebut, pengembangannya sangat memerlukan literasi.
B. Literasi di Indonesia
Tingkat literasi di Indonesia saat ini masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara maju. Â Sebagai contoh negara maju dengan literasi tinggi adalah Jepang. Â Literasi yang tinggi ini dipengaruhi oleh minat baca masyarakat Jepang yang tinggi. Â Di setiap ada kesempatan, termasuk dalam perjalanan di kerata, mereka mencari dan membaca buku-buku pengetahuan baru. Â Sebaliknya, di Indonesia masyarakatnya masih sangat rendah dalam hal minat baca. Â Seringkali waktu atau kesempatan yang ada tidak digunakan untuk membaca hal-hal pengetahuan baru. Â Bahkan waktu yang ada lebih banyak dihabiskan untuk bermain dengan gawai.
Akibat perilaku di atas, maka anak-anak remaja di Indonesia dalam kisaran usia 15 tahun yang masih di bangku sekolah dinilai rendah oleh PISA (programme for international student assessment). Â Minat baca masyarakat Indonesia termasuk remajanya hanya 0,001 % (UNESCO). Hal ini berarti setiap 1000 orang hanya ada 1 orang yang minat bacanya tinggi. Â Minat baca yang rendah ini menyebabkan Indonesia berada pada literasi peringkat 8 terbawah dari 65 negara yang disurvei oleh UNESCO tahun 2010. Â Kesadaran literasi orang dewasa di Indonesia adalah sebanyak 65,5 persen (UNESCO, 2012).Â
C. Faktor Penentu Literasi
Tingkat literasi dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal diri seseorang. Â Kondisi internal diantaranya adalah usia, termasuk kesiapan usia saat masuk sekolah. Â Selain itu juga kondisi kelengkapan indera seseorang, terutama penglihatan, pendengaran dan indera untuk menulis. Â Kondisi eksternal adalah kondisi lingkungan diri seseorang yang terdiri dari lingkungan keluarga dan masyarakat. Â Tingkat pendidikan keluarga dan perhatian keluarga pada minat membaca, menulis, mengungkapkan keinginan melalui berbibicara langsung mempunyai pengaruh besar bagi pengembangan literasi seseorang. Â Demikian juga masyarakat, di lingkungan masyarakat yang senang membaca, menulis, dan mendiskusikan hal-hal pengetahuan baru terkait pendidikan, pekerjaan dan lain sebagainya akan menimbulkan partisipasi pada seseorang untuk melakukan hal yang sama sehingga literasinya juga ikut meningkat. Â Sebagai contoh lingkungan sekolah, kampus, pesantren, dan tempat kerja merupakan faktor penentu pada tingkat literasi seseorang.
D. Upaya Meningkatkan Literasi
Mengingat bahwa literasi sangat penting bagi pembangunan bagsa dan negara, maka perlu terus diupyakan untuk meningkatkan literasi di Indonesia. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatan literasi adalah membiasakan membaca, menceritakan dongeng, mencari teman sejawat untuk membaca, menyediakan fasilitas membaca, memberikan penghargaan pada kegiatan baca tulis puisi, novel dan sebagainya. Â Membiasakan membaca perlu ditumbuhkan pada semua kelompok usia, mulai dari balita, usia ana-anak, usia remaja, usia dewasa, dan orang tua. Â Orang tua juga bisa bercerita berbagai dongeng untuk melatih literasi mendengar dan berbicara pada usia balita dan anak-anak. Â Mencari teman sejawat untuk membaca dan menceritakan suatu buku secara bergantian akan mempercepat meningkatnya literasi. Kehadiran fasilitas membaca berupa perpustakaan keliling, perpustakaan desa dengan buku-buku beragam tentu akan merangsang minat baca dan meningkatkan literasi masyarakat. Tidak kalah pentingnya untuk meningkatkan literasi masyarakat adalah adanya award (penghargaan) bagi seseorang yang gemar menulis puisi, novel, dan sebagainya.
E. Media Pendukung Literasi