Mohon tunggu...
Ummu Rahayu
Ummu Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Engineer sekaligus Penulis

Praktisi Perencanaan Wilayah dan Kota, penyuka sastra dan sains, penulis, kontributor di http://kotasampit.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kembang Bakarang Khas Kotim

12 Februari 2015   22:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:19 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1423729908966484195

[caption id="attachment_368478" align="aligncenter" width="420" caption="Proses pembuatan kembang bakarang."][/caption]

Beginilah rangkaian bunga yang biasa digunakan dalam berbagai prosesi di Kotawaringin Timur (Kotim). Rangkaian ini disebut bunga bakarang, yaitu berbagai jenis bunga dijalin dengan daun kelapa.

Persiapan

Siapkan daun kelapa yang masih muda. Daun ini berwarna putih tulang dengan tepi hijau. Siapkan juga jarum besar atau jarum kasur.

Buang bagian lidi yang keras di daun kelapa muda hingga setengah daun. Bagian daun yang memiliki lidi lemah akan menjadi penggantung. Injak saja batas antara dua bagian ini dengan sebelah kaki dalam posisi duduk (lesehan). Cari posisi duduk yang membuat Anda nyaman.

Dengan jarum, tusuk sekitar 1 cm dari ujung daun kelapa (yang lidinya dibuang), tarik ke atas. Buatlah 4-6 rumbai dengan lebar yang hampir sama. Gunakan satu belahan dulu. Tarik masing-masing rumbai ke bawah dengan gerakan cepat. Bagian ini akan menjadi benang-benang.

Masukkan sehelai hingga 5 cm, kemudian lekukkan. Dengan posisi ini, bunga-bunga siap dijalin. Jika sudah selesai belahan pertama, balik, lalu gunakan belahan kedua.

Pangkal

Daun pandan harus dipotong-potong rencong terlebih dahulu dengan panjang kira-kira 15 cm. Per potongan, lekukkan lalu tusuk. Setelah masuk ke dalam benang, Anda hanya perlu meluruskannya sedikit, tidak perlu sampai kencang. Biarkan dia melekuk seperti tangga. Ini memang bentuk khas dari rangkaian bunga ini.

Lanjutkan komposisi dengan mahkota bunga, misalnya kenanga keriting (jenis Marchophylla) atau kenanga besar (jenis Odorata, bermahkota lebar dan lurus). Tusuklah seperti ingin menjahit kain dengan tangan. Perlu hati-hati karena mahkota bunga ini mudah patah.

Setelah diseret ke bawah, mentok pandan, bunga ini bisa dibuat lurus. Bunga kenanga juga komposisi wajib. Bisa berada di baris kedua, keempat, atau kelima.

Baris kedua diisi bagian yang bukan berwarna hijau tua. Bayangkan jika diisi dengan daun nilam, kurang cantik bukan? Dulu, baris kedua ini bisa berupa mahkota cempaka kuning.

Baris Ketiga

Baris ketiga dibuat melintang atau horizontal. Baris ketiga menentukan jenis rangkaian kembang bakarang ini. Terdapat dua jenis, yaitu karangan bakaki dan karangan barenteng.

Bakaki

Bakakiberasal dari kata kaki, artinya kuntum. Sekaki berarti sekuntum, dua kaki berarti dua kuntum. Bakaki ialah bunga yang ditusuk sekuntum tanpa direpih mahkotanya. Mangaki bermakna perbuatan membuat karangan bakaki. Kakian artinya sudah dibuat bakaki atau dikaki.

Saat ini, yang biasa digunakan ialah sekuntum bunga kenanga keriting. Tusuk bagian pangkalnya. Mahkota bunga mengarah ke atas sehingga saat digantung, kakian ini mengarah ke bawah. Kalau kurang hati-hati saat menariknya, pangkal bunga akan rusak, mahkota pun mudah luruh.

Jika baris ketiga diisi kenanga bakaki, gunakanlah bunga berwarna merah sebelumnya. Pangkal kakian ini bisa diisi dengan bunga jarum berwarna merah atau mendekati merah (di Kotim biasa disebut kembang habang). Tusuklah bagian mahkota yang panjang seperti tangkai (juga berwarna merah) dengan posisi melintang. Tumpuklah 3-4 buah.

Saya belum pernah melihat bunga jarum berwarna putih atau kuning digunakan. Mungkin karena bunga ini sulit dicari sehingga pembeli tidak biasa dengan bunga jarum warna lainnya. Dari segi warna, merah lebih menarik, tepat jadi pemanis.

Penggantinya ialah bunga nusa indah berwarna merah. Mahkotanya disobek secukupnya lalu dilipat kemudian dijalin. Ruang bunga ini biasanya maksimal 5 cm saja. Tusukan bisa melintang atau membujur. Alternatif lainnya ialah repihan bunga mawar, dijalin melintang hingga 2-3 tumpuk.

Beda hal jika Anda menggunakan bunga kaca piring. Gunakan hanya yang kuncup saja atau yang sedikit mekar. Bunga berwarna putih ini tidak bisa dikaki seperti yang lainnya karena berukuran besar. Selain itu, jika dikaki, bunga ini membuat karangan terlihat berantakan.

Jika menggunakan kaca piring kuncup, perlu disandingkan dengan warna merah sebelum dan sesudahnya. Namun, tekstur bunga nusa indah dan repihan mawar kurang cocok mendampingi kuncup ini. Itu karena warnanya hijau dengan efek mengkilap. Rona ini lebih sesuai dipasangkan dengan merah menyala dari bunga jarum. Karangan akan semakin eksotis jika menggunakan jenis Ixora Javanica (berwarna merah darah).

Dulu, posisi kakian lumrah diisi cempaka kuning atau putih. Jika mekar, cempaka kuning akan ditusuk pangkalnya seperti kenanga di atas. Tidak demikian dengan cempaka putih. Karena jarak antar-mahkotanya sangat jarang dan mudah luruh, mekar bunga ini tidak dapat dikaki.

Jika berupa kuncup, tusuk cempaka di bagian pangkal dengan posisi melintang lalu tarik. Agar kencang, Anda bisa membuat ikatan dengan benang daun kelapa. Lingkarkan saja daunnya lalu kaitkan dengan jarum. Kakian cempaka tidak cocok ditemani warna merah.

Rangkaian akan menarik dengan mawar bakaki. Jenis yang bisa tumbuh subur di daerah panas seperti Kotim hanya Summer Damasks. Warnanya merah muda, halus, lembut, lebih lunak dari mawar daerah dingin.

Anda tidak bisa menusuknya seperti cempaka karena akan sesak dengan mawar pada benang-benang lain. Ini membuatnya mudah rusak. Tusuklah dalam posisi melintang. Anda harus menusuk di dekat pangkal agar hampir semua mahkota terjalin. Wajah mawar menghadap ke semua sisi luar jika rangkaian bunga sudah jadi. Asal tahu saja, tak semua pembuat karangan bisa mengaki Si Bunga Berduri.

Jika Anda menggunakan bunga bakaki, baris selanjutnya diisi terompet kuning (ditusuk membujur). Bunga ini biasanya disebut kembang kuning saja. Tanpa warna tersebut, rangkaian bunga akan monoton. Mahkota bunga terompet dipisah (satu bunga terdapat 5 mahkota) dari mahkota tangkai, yaitu bagian yang berbentuk tabung tipis memanjang di atas kelopak.

Pengecualian untuk kakian mawar dan cempaka baik kuning maupun putih. Kuntum ini tidak didahului oleh warna merah atau dilanjutkan dengan kembang kuning. Setelahnya, hanya cocok diisi dengan mahkota kenanga.

Barenteng

Arti barenteng ialah tusukan bunga berupa repihan mahkota. Karangan barenteng ialah rangkaian bunga yang seluruh isinya ditusuk barenteng. Beda arti lagi dengan renteng yang berarti rangkaian bunga per benang daun kelapa. Istilah renteng ini bermakna serenteng(satu renteng), dua renteng (dua renteng), dan seterusnya, yang juga berlaku untuk renteng pada karangan bakaki.

Baris ketiga untuk karangan barenteng tetap ditusuk melintang. Awal tahun 2000-an, bunga kaca piring masih banyak digunakan. Jika mahkota kaca piring besar, gunakan satu. Jika kecil, gunakan dua.

Tusuk kaca piring, kemudian bunga jarum 3-4 tumpuk tergantung jenisnya. Ixora yang digunakan bisa kuncup atau mekar. Tarik dua jenis komponen tersebut ke bawah secara bersamaan. Jika pemanis merah memakai nusa indah, tidak perlu lagi ditambah bunga jarum.

Ada kepercayaan untuk menghindari bunga jarum saat hari H penguburan jenazah. Pembeli bahkan gigih melepasnya dari renteng ke renteng.

Putih kaca piring bisa diganti dengan memanfaatkan daun pandan yang sangat muda.

Baris ini juga bisa menggunakan repihan bunga lain yang cocok dipasangkan dengan warna merah seperti kenanga, 3-4 tumpuk. Jangan buang mahkota tangkai bunga terompet karena dapat ditusuk sebelum bunga jarum.

Baris ketiga bunga bakarang selalu melintang. Ini menjadi ciri khas yang membuat bagian tersebut menggembung ketika rangkaian digantung. Baris ini biasanya dilanjutkan dengan repihan bunga terompet yang membujur

Ujung

Baris paling ujung ialah daun pandan dengan potongan yang lebih panjang. Sebelum baris terakhir, biasanya diisi dengan repihan kenanga, pandan muda (pangkal pandan yang berwarna putih kehijauan), atau daun nilam yang dipotong rencong dengn lebar sekitar 2 cm. Jika benang daun kelapa Anda masih bersisa sedikit, guntinglah. Sisakan panjang benang secukupnya agar pandan pada bagian ujung tidak lepas. Bagian ini tidak perlu diikat.

Pandan Kupu-Kupu

Pandan ini digunakan untuk membuat kembang payung (karangan yang dibentuk payung dengan rotan dan tongkat). Pandan yang digunakan ialah jenis Pandan Bali. Daun pandan dilipat tiga (membujur) lalu dipotong setiap 7 cm. Saat dibuka, potongan ini akan membentuk tepian berlekuk di bagian atas dan bawah pandan. Bentuk ini digunakan pada bagian ujung renteng.

Modifikasi

Silahkan memainkan bunga apa saja tiap barisnya namun tetap memperhatikan pakem yang sudah saya jelaskan. Selain karena kebiasaan selera konsumen, komposisi tersebut juga memastikan rangkaian bunga tidak terlihat pucat atau monoton. Paduan warna yang menarik akan mempengaruhi minat pembeli.

Eits, membuat rangkaian ini bukan mudah karena Anda harus memastikan bagaimana membuat rangkaian yang rapi dan urutan yang sama rata antara renteng yang satu dan yang lain, per item bunganya. Jika belum terbiasa, hasilnya bisa miring.

Penjualan

Sebuah rangkaian bunga disebut sapunduh (satu punduhan atau satu daun kelapa). Karangan barenteng terdiri dari 10 - 12 renteng. Karangan bakaki terdiri dari 8 - 10 renteng. Jumlahnya sama pada setiap belahan daun kelapa. Ini untuk memudahkan penjualan.

Rangkaian bunga bakakilebih mahal dari karangan barenteng. Harga karangantergantung dari komposisi dan fluktuasi harga bahan. Musim hujan, harga mawar akan turun harga karena bunga melimpah. Bunga lainnya memiliki musim ruah tersendiri kecuali pandan. Sebagian pembuat menyiasatinya dengan mengurangi jumlah renteng atau mengganti bahan.

Harga karangan bakaki bisa mencapai Rp 15 - 20 ribu pada Bulan Ramadhan. Harga normal sapunduh-nya Rp 10 ribu. Karangan barenteng hanya dijual Rp 5.000. Harga ini sangat wajar mengingat sulitnya mencari bahan dan proses pembuatan.

Di mana bisa mendapatkannya? Pergi saja ke pasar. Beberapa kios menjual karangan bunga sebagai sampingan. Di pintu masuk, banyak ibu-ibu yang memegang bunganya. Jika sudah kenal dengan pembuatnya, antar-pesan bisa dilakukan.

Penggunaan

Bunga atau kembang bakarang digunakan oleh berbagai etnis di Kotim, dalam kehidupan sehari-hari atau pada berbagai prosesi. Sapunduh bunga seringkali digantung di dalam mobil. Pemilik toko-toko, termasuk etnis Tionghoa juga kerap mengikatnya pada berapa sudut.

Jangan tanya untuk prosesi ziarah, rangkaian ini jadi menu wajib bagi nisan. Proses lainnya, seperti Maulid Nabi, sambutan Haji, mandi-mandi (seperti mitoni), bapalas (memberi nama bayi), sunatan, perkawinan, dan lain-lain sudah adatnya menggunakan kembang bakarang.

Perubahan

Sayang beribu saying, pohon kembang sudah banyak melayang. Sejak beberapa tahun belakangan, variasi bahan semakin sedikit bahkan hilang. Ini terjadi di kawasan perkotaan Kotim.

Alih fungsi dan persepsi nilai lahan turut berperan dalam hilangnya beberapa jenis bahan seperti kenanga besar atau jenis Odorta. Sampai awal tahun 2000-an, kembang bakarang menggunakan kenanga ini masih bisa ditemukan. Masa kini, sudah tidak ada lagi. Begitu juga dengan cempaka kuning. Sukar.

Kedua pohon tersebut memang menuntut lahan yang luas. Ini karena batang pohonnya akan tumbuh besar setelah bertahun-tahun. Akarnya pun bisa muncul ke permukaan tanah.

Banyak generasi yang meratakan halaman rumah, menebang pohon bunga yang dulu digunakan oleh keluarganya. Menanam pohon dianggap kurang menguntungkan serta menuntut perawatan, apalagi kalau daunnya banyak yang luruh. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan matapencaharian.

Masih Ada Harapan

Tinggi harga dan kesulitan mengakses bahan membuat beberapa pengrajin menyediakan lahan tersendiri untuk kebun bunga. Halaman rumah digunakan untuk menanam pandan, bunga jarum, nusa indah, mawar, terompet, atau kenanga keriting. Perawatan tanaman tersebut terbilang mudah dengan pertumbuhan yang cepat. Pemilik pohon dapat menjual bunga-bunganya ke pembuat. Ini menjadi sumber pendapatan tersendiri.

Mereka yang tinggl jauh dari kawasan perkotaan menanami kebunnya dengan cempaka kuning, putih, maupun kelapa sebagai sumber punduhan. Bahan-bahan ini kemudian dijual ke kota dengan harga tinggi.

*Silahkan dikutip asal menyebut sumbernya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun