[caption id="attachment_368478" align="aligncenter" width="420" caption="Proses pembuatan kembang bakarang."][/caption]
Beginilah rangkaian bunga yang biasa digunakan dalam berbagai prosesi di Kotawaringin Timur (Kotim). Rangkaian ini disebut bunga bakarang, yaitu berbagai jenis bunga dijalin dengan daun kelapa.
Persiapan
Siapkan daun kelapa yang masih muda. Daun ini berwarna putih tulang dengan tepi hijau. Siapkan juga jarum besar atau jarum kasur.
Buang bagian lidi yang keras di daun kelapa muda hingga setengah daun. Bagian daun yang memiliki lidi lemah akan menjadi penggantung. Injak saja batas antara dua bagian ini dengan sebelah kaki dalam posisi duduk (lesehan). Cari posisi duduk yang membuat Anda nyaman.
Dengan jarum, tusuk sekitar 1 cm dari ujung daun kelapa (yang lidinya dibuang), tarik ke atas. Buatlah 4-6 rumbai dengan lebar yang hampir sama. Gunakan satu belahan dulu. Tarik masing-masing rumbai ke bawah dengan gerakan cepat. Bagian ini akan menjadi benang-benang.
Masukkan sehelai hingga 5 cm, kemudian lekukkan. Dengan posisi ini, bunga-bunga siap dijalin. Jika sudah selesai belahan pertama, balik, lalu gunakan belahan kedua.
Pangkal
Daun pandan harus dipotong-potong rencong terlebih dahulu dengan panjang kira-kira 15 cm. Per potongan, lekukkan lalu tusuk. Setelah masuk ke dalam benang, Anda hanya perlu meluruskannya sedikit, tidak perlu sampai kencang. Biarkan dia melekuk seperti tangga. Ini memang bentuk khas dari rangkaian bunga ini.
Lanjutkan komposisi dengan mahkota bunga, misalnya kenanga keriting (jenis Marchophylla) atau kenanga besar (jenis Odorata, bermahkota lebar dan lurus). Tusuklah seperti ingin menjahit kain dengan tangan. Perlu hati-hati karena mahkota bunga ini mudah patah.
Setelah diseret ke bawah, mentok pandan, bunga ini bisa dibuat lurus. Bunga kenanga juga komposisi wajib. Bisa berada di baris kedua, keempat, atau kelima.
Baris kedua diisi bagian yang bukan berwarna hijau tua. Bayangkan jika diisi dengan daun nilam, kurang cantik bukan? Dulu, baris kedua ini bisa berupa mahkota cempaka kuning.
Baris Ketiga
Baris ketiga dibuat melintang atau horizontal. Baris ketiga menentukan jenis rangkaian kembang bakarang ini. Terdapat dua jenis, yaitu karangan bakaki dan karangan barenteng.
Bakaki
Bakakiberasal dari kata kaki, artinya kuntum. Sekaki berarti sekuntum, dua kaki berarti dua kuntum. Bakaki ialah bunga yang ditusuk sekuntum tanpa direpih mahkotanya. Mangaki bermakna perbuatan membuat karangan bakaki. Kakian artinya sudah dibuat bakaki atau dikaki.
Saat ini, yang biasa digunakan ialah sekuntum bunga kenanga keriting. Tusuk bagian pangkalnya. Mahkota bunga mengarah ke atas sehingga saat digantung, kakian ini mengarah ke bawah. Kalau kurang hati-hati saat menariknya, pangkal bunga akan rusak, mahkota pun mudah luruh.
Jika baris ketiga diisi kenanga bakaki, gunakanlah bunga berwarna merah sebelumnya. Pangkal kakian ini bisa diisi dengan bunga jarum berwarna merah atau mendekati merah (di Kotim biasa disebut kembang habang). Tusuklah bagian mahkota yang panjang seperti tangkai (juga berwarna merah) dengan posisi melintang. Tumpuklah 3-4 buah.
Saya belum pernah melihat bunga jarum berwarna putih atau kuning digunakan. Mungkin karena bunga ini sulit dicari sehingga pembeli tidak biasa dengan bunga jarum warna lainnya. Dari segi warna, merah lebih menarik, tepat jadi pemanis.
Penggantinya ialah bunga nusa indah berwarna merah. Mahkotanya disobek secukupnya lalu dilipat kemudian dijalin. Ruang bunga ini biasanya maksimal 5 cm saja. Tusukan bisa melintang atau membujur. Alternatif lainnya ialah repihan bunga mawar, dijalin melintang hingga 2-3 tumpuk.