Mohon tunggu...
Ummu Rahayu
Ummu Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Engineer sekaligus Penulis

Praktisi Perencanaan Wilayah dan Kota, penyuka sastra dan sains, penulis, kontributor di http://kotasampit.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kembang Bakarang Khas Kotim

12 Februari 2015   22:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:19 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1423729908966484195

Ada kepercayaan untuk menghindari bunga jarum saat hari H penguburan jenazah. Pembeli bahkan gigih melepasnya dari renteng ke renteng.

Putih kaca piring bisa diganti dengan memanfaatkan daun pandan yang sangat muda.

Baris ini juga bisa menggunakan repihan bunga lain yang cocok dipasangkan dengan warna merah seperti kenanga, 3-4 tumpuk. Jangan buang mahkota tangkai bunga terompet karena dapat ditusuk sebelum bunga jarum.

Baris ketiga bunga bakarang selalu melintang. Ini menjadi ciri khas yang membuat bagian tersebut menggembung ketika rangkaian digantung. Baris ini biasanya dilanjutkan dengan repihan bunga terompet yang membujur

Ujung

Baris paling ujung ialah daun pandan dengan potongan yang lebih panjang. Sebelum baris terakhir, biasanya diisi dengan repihan kenanga, pandan muda (pangkal pandan yang berwarna putih kehijauan), atau daun nilam yang dipotong rencong dengn lebar sekitar 2 cm. Jika benang daun kelapa Anda masih bersisa sedikit, guntinglah. Sisakan panjang benang secukupnya agar pandan pada bagian ujung tidak lepas. Bagian ini tidak perlu diikat.

Pandan Kupu-Kupu

Pandan ini digunakan untuk membuat kembang payung (karangan yang dibentuk payung dengan rotan dan tongkat). Pandan yang digunakan ialah jenis Pandan Bali. Daun pandan dilipat tiga (membujur) lalu dipotong setiap 7 cm. Saat dibuka, potongan ini akan membentuk tepian berlekuk di bagian atas dan bawah pandan. Bentuk ini digunakan pada bagian ujung renteng.

Modifikasi

Silahkan memainkan bunga apa saja tiap barisnya namun tetap memperhatikan pakem yang sudah saya jelaskan. Selain karena kebiasaan selera konsumen, komposisi tersebut juga memastikan rangkaian bunga tidak terlihat pucat atau monoton. Paduan warna yang menarik akan mempengaruhi minat pembeli.

Eits, membuat rangkaian ini bukan mudah karena Anda harus memastikan bagaimana membuat rangkaian yang rapi dan urutan yang sama rata antara renteng yang satu dan yang lain, per item bunganya. Jika belum terbiasa, hasilnya bisa miring.

Penjualan

Sebuah rangkaian bunga disebut sapunduh (satu punduhan atau satu daun kelapa). Karangan barenteng terdiri dari 10 - 12 renteng. Karangan bakaki terdiri dari 8 - 10 renteng. Jumlahnya sama pada setiap belahan daun kelapa. Ini untuk memudahkan penjualan.

Rangkaian bunga bakakilebih mahal dari karangan barenteng. Harga karangantergantung dari komposisi dan fluktuasi harga bahan. Musim hujan, harga mawar akan turun harga karena bunga melimpah. Bunga lainnya memiliki musim ruah tersendiri kecuali pandan. Sebagian pembuat menyiasatinya dengan mengurangi jumlah renteng atau mengganti bahan.

Harga karangan bakaki bisa mencapai Rp 15 - 20 ribu pada Bulan Ramadhan. Harga normal sapunduh-nya Rp 10 ribu. Karangan barenteng hanya dijual Rp 5.000. Harga ini sangat wajar mengingat sulitnya mencari bahan dan proses pembuatan.

Di mana bisa mendapatkannya? Pergi saja ke pasar. Beberapa kios menjual karangan bunga sebagai sampingan. Di pintu masuk, banyak ibu-ibu yang memegang bunganya. Jika sudah kenal dengan pembuatnya, antar-pesan bisa dilakukan.

Penggunaan

Bunga atau kembang bakarang digunakan oleh berbagai etnis di Kotim, dalam kehidupan sehari-hari atau pada berbagai prosesi. Sapunduh bunga seringkali digantung di dalam mobil. Pemilik toko-toko, termasuk etnis Tionghoa juga kerap mengikatnya pada berapa sudut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun