Mohon tunggu...
tresna dewi kharisma
tresna dewi kharisma Mohon Tunggu... Lainnya - pemerhati masalah keumatan

nothing worse than being ordinary

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Mengurai Benang Kusut Tingginya Tarif Terbang: Tata Ulang Basis Pengelolaan Transportasi dengan Syariah

15 Juli 2020   16:09 Diperbarui: 15 Juli 2020   16:16 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan membangun industri alat berat, bahan baku ,bahan bakar dan energi  yang terintegratif juga penerapan politik industri berbasis industri berat dalam sistem industrinya, maka industri pesawat terbang akan mandiri dan bisa diakses oleh semua kalangan masyarakat bahkan gratis karena mesin-mesin untuk menciptakan pesawat dan produk akhirnya yaitu pesawat bisa diproduksi oleh putra bangsa.

 Putra-putra bangsa Indonesia di bawah naungan PT Dirgantara Indonesia terbukti mampu membuat pesawat terbang yang dibutuhkan untuk moda transportasi penerbangan antar pulau (pembuatan pesawat terbang N-250, CN-212, CN-235). 

Bahan bakar pun mulai dari hulu sampai hilir dikuasai negara sehingga bahan bakar minyak penerbangan tidak menjadi beban operasional maskapai plat merah karena sama-sama diproduki oleh BUMN yg state based management. 

Hari ini berdasarkan paradigma batil neolib dibenarkan negara menyerahkan blok-blok migas tersebut pada korporasi baik domestik maupun asing kafir penjajah, semua itu bertentangan dengan syariat Islam. Bahkan, negaralah yang bertanggungjawab langsung dan sepenuhnya sebagai pengelola sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh publik. Indonesia sudah memiliki teknologi refinery (kilang pengolahan minyak bumi) untuk memproduksi avtur.

 Optimalisasi kilang Plaju dan Cilacap terbukti mampu memenuhi kebutuhan avtur dalam negeri. Para teknokrat yang memadai sudah dimiliki Indonesia dan mampu mandiri memproduksi avtur dalam jumlah memadai bagi terwujudnya transportasi udara murah/gratis bagi semua orang.

Masalah skill juga tidak perlu diragukan. Keberhasilan pembuatan pesawat terbang N-250, CN-212, CN-235 ini menjadi bukti peluang putri-putri bangsa ini mampu menguasai berbagai teknologi terkini kedirgantaraan. Kemandirian teknologi dirgantara dengan berbagai aplikasinya seperti pesawat terbang, teknologi navigasi dan komunikasi, serta bandar udara berikut segala fasilitasnya Indonesia terbukti bisa.

Dengan motivasi ideologis yang kuat , teknologi aeronautika pasti dapat dikuasai kembali oleh kaum Muslimin. Motif ideologis harus menjadi motif utama, baru setelahnya motif ekonomi dan sains. Tanpa motif ideologis, teknologi bahkan industri pesawat terbang yang telah dimiliki dapat dengan mudah digadaikan atau dijual ke asing demi membayar utang luar negeri yang tidak seberapa. Dan karena ketiadaan negara Islam yang ideologis ini, kini ribuan ahli aeronautika Muslim terpaksa berkarir di negeri-negeri kafir penjajah.

Pada akhirnya, terbang murah hingga nol rupiah secara aman, berkualitas, tanpa tergantung asing benar-benar bisa terwujud, bahkan negara berkewajiban mewujudkannnya. Semua aspek ini bisa dipenuhi negara yang visioner dan dengan fungsi-fungsi politiknya yang sahih. Yakni, negara Khilafah.

 "Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila Dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu,.."
(TQS Al Anfaal: 24)

Tresna Dewi Kharisma (ibu 2 anak, aktivis muslimah)

Referensi: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun