Mohon tunggu...
Abdisita Sandhyasosi
Abdisita Sandhyasosi Mohon Tunggu... Psikolog - Penulis buku solo "5 Kunci Sukses Hidup" dan sekitar 25 buku antologi

Alumni psikologi Unair Surabaya. Ibu lima anak. Tinggal di Bondowoso. Pernah menjadi guru di Pesantren Al Ishlah, konsultan psikologi dan terapis bekam di Bondowoso. Hobi membaca dan menulis dengan konten motivasi Islam, kesehatan dan tanaman serta psikologi terutama psikologi pendidikan dan perkembangan. Juga hobi berkebun seperti alpukat, pisang, jambu kristal, kacang tanah, jagung manis dan aneka jenis buah dan sayur yang lain. Motto: Rumahku Mihrabku Kantorku. Quote: "Sesungguhnya hidup di dunia ini adalah kesibukan untuk memantaskan diri menjadi hamba yang dicintai-Nya".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Lelaki dari Riyadh

24 Februari 2024   22:38 Diperbarui: 24 Februari 2024   23:00 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

  Aku diam mendengarkan kata-kata Ibu.

"Dia itu lelaki yang saleh, istiqamah salat wajib tepat waktu.  Akhlaknya baik. Sudah bekerja tetap di sebuah perusahaan di Saudi."

"Ya, Bu."Aku menyahut.

"Dia itu lelaki yang baik. Jangan menyakitinya. Bukankah kau tidak ingin abangmu disakiti wanita." Ibu berkata sambil memandangku tajam-tajam.

"Maaf Ibu. Berilah aku waktu."  Aku berkata dengan lembut.

"Ya. Jangan lama-lama. Dan lakukan salat istiharah. Ibu sendiri sudah melakukannya."

"Iya Bu. Insya Allah." 

"Ibu sudah mantap menjadikanya sebagai calon menantu Ibu. Dia seperti anak Ibu sendiri. Bahkan dia adalah pengganti abangmu yang telah meninggal dunia saat masih kecil."

"Ya Bu."

"Ibu barusan membaca Al-Quran  surat Al-baqarah ayat 216 yang bunyinya. ..teapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu , padahal itu tidak baik bagimu . Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui".

  Aku dan Ibu berbincang-bincang di ruang tamu rumah kami yang mungil di Bondowoso sampai di dinding jam menunjukkan pukul 13.00. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu sambil mengucapkan salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun