Instrospeksi  di Ramadhan
Hari ini adalah hari ke-6 di bulan  Ramadhan.  Setelah dzikir petang,  Ma'e duduk di dekat tumpukan buku.  Tiba-tiba  Lubuk Hati bertanya kepada Ego Ma'e, "Buku apa saja yang sudah kau baca, Ma'e?"
Pertanyaan Lubuk Hati  itu membuat Ma'e tersipu malu karena Ma'e belum menyentuh buku sama sekali. Apalagi membacanya.
"Seorang penulis itu seharusnya gemar membaca buku," kata Lubuk Hati lagi.
"Aku bukan penulis," sahut Ma'e.
Lubuk Hati menyahut, "Setiap orang adalah penulis, Ma'e!"Â
Ma'e terdiam. Lalu bertanya, "Mana bisa aku  menjadi  penulis kalau tidak punya kemampuan menulis?"
Lubuk Hati  menjawab, "Setiap orang adalah  penulis. Setidaknya, penulis buku  catatan amalnya. 'Deadline'-nya kematian. Temanya bebas.  Mau memilih  tema kebaikan  atau  keburukan  terserah masing-masing orang. Namun, ingat sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam! Barangsiapa kitabnya diberikan dengan tangan kanan maka dia termasuk orang yang beruntung dan hisabnya mudah serta dimudahkan. Dan barangsiapa diberikan kitabnya dengan tangan kirinya dari belakang punggungnya maka hisabnya sulit dan barangsiapa dipersulit hisab mk ia binasa
Perkataan Lubuk Hati itu membuat Ma'e tersadar bahwa Ma'e tidak boleh menulis buku catatan pribadinya sembarangan. Tujuannya agar  kitabnya nanti di akhirat diterima dengan tangan kanannya.Â
Lalu Lubuk Hati mengutip firman-Nya, "Maka adapun orang yang diberikan kitabnya dengan tangan kanan maka dia akan dihisab dengan hisab yang mudah. (Al-Insyiqaq:7-8)
 Setelah itu Lubuk Hati mengutip hadits yang berkaitan dengan surat Insyiqaq:7-8. Beliau menjawab, "Itu adalah penyodoran amal, mereka diperlihatkan amalnya. Dan siapa yang dipersulit hisabnya maka ia binasa " (HR Al-Bukhari VI/208, lihat Muslim IV/2204-2205)