"Alhamdulillah nikmat sekali. Nih, mangkoknya langsung bocor!" Kata Ma'e sambil menunjukkan mangkoknya yang sudah kosong.
"Bagaimana kabar mbak Fuji yang terpapar Covid-19 Â itu, Ma'e? Apa sudah sembuh?" Tanya bu Sholihah.
Mbak Fuji adalah nakes sebuah rumah sakit, tetangga yang tinggal di dekat rumah Ma'e  yang pernah terpapar Covid.
"Alhamdulillah sudah sembuh dan sekarang sudah kembali bekerja di rumah sakit." Jawab Ma'e.
"Saya belum sempat ke rumah mbak Fuji. Karena masih banyak urusan. Badan saya sendiri sering kurang sehat sepeninggal anak saya."
Beberapa bulan sebelumnya anak lelaki bu Sholihah meninggal dunia karena tumor kelenjar getah bening.
"Ya Bu. Mungkin Bu Sholihah kecapekan. Habis mengurus anak sakit terus-menerus. Juga kurang istirahat dan  asupan makanan. Sehingga daya tahan tubuh menurun..."
"Saya memang kurang istirahat dan kurang selera makan.  Ya bagaimana  saya bisa makan? Kalau  saya masih belum bisa melupakan anak saya yang meninggal," kata bu Sholihah dengan nada sedih.
"Ya Bu. Memang sulit melupakan anak yang sudah meninggal. Apalagi mas Firman anak yang berbakti..."
"Ya Bu. Firman itu anak yang patuh dan rajin. Posisinya mau dinaikkan ke level yang lebih tinggi. Tetapi, Allah berkehendak lain." Kata bu Sholihah sambil matanya menerawang jauh.
"Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un. Sesungguhnya kami milik Allah dan  kepada-Nya kami kembali."sahut Ma'e.