Dengan tidak menetapkan resolusi yang terlalu rinci, saya merasa terbebas dari perlombaan yang melelahkan. Hidup pun menjadi lebih fleksibel dan nyaman dijalani.
2. Lebih Banyak Ruang untuk Menikmati Hidup
Slow living mengajarkan saya untuk hadir sepenuhnya dalam momen. Ketika berhenti berlari dari satu target ke target lainnya, saya menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil: senyum orang tersayang, keindahan matahari terbenam, atau bahkan momen introspeksi saat sendirian.
3. Menemukan Makna yang Lebih Dalam
Tanpa sibuk mengejar hal-hal yang mungkin tidak benar-benar penting, saya bisa fokus pada apa yang benar-benar bermakna. Ini termasuk menjalin hubungan yang lebih mendalam dengan keluarga dan teman, mengeksplorasi minat, dan memberikan waktu untuk refleksi diri.
Tantangan dalam Slow Living
Tentu saja, menjalani Slow Living dan hidup bermakna bukan tanpa tantangan. Hidup di dunia yang terus bergerak cepat sering kali membuat saya merasa seperti "ketinggalan."
Media sosial, misalnya, penuh dengan cerita tentang orang-orang yang mencapai hal-hal besar, dan ini bisa memunculkan rasa tidak cukup baik.
Namun, saya belajar untuk menerima bahwa setiap orang memiliki jalannya sendiri. Hidup bukan tentang siapa yang lebih cepat mencapai garis akhir, tetapi tentang bagaimana kita menikmati perjalanannya.
Ketika perasaan "ketinggalan" itu muncul, saya mengingatkan diri sendiri untuk bersyukur atas apa yang sudah dimiliki dan fokus pada kebahagiaan yang ada di sekitar.
Bagaimana Memulai Hidup dengan Cara Ini?