Mohon tunggu...
Sri Kuswayati
Sri Kuswayati Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan owner penerbit buku CV. Future Business Machine Solusindo (www.fbmsolusindopublishing.co.id)

Aktif mengajak Bunda belajar dan berpenghasilan dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Surat Terbuka untuk Uma Hapsari Pemilik Brand Amazara yang Bangkrut karena Bercerai

3 Agustus 2019   09:59 Diperbarui: 25 Juni 2021   11:32 1551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dear Uma Hapsari,

Awal aku mengenalmu adalah karena namamu melintas di laman Facebook milikku. Dalam sebuah status seorang teman, kisah perceraianmu dikaitkan dengan kebangkrutan bisnis milikmu. Aku  lantas berselancar mencari banyak informasi.  

Penasaran, jelas aku penasaran. Bagaimana mungkin seorang wanita muda nan cantik dan sukses membangun amazara.id, bisa hancur dalam berbisnis karena sebuah perceraian?

Baca juga: Mindset yang Harus Kamu Terapkan Saat Bangkrut

My divorce took so much energy that throughout this year I couldn't even perform well at my job, tulismu dalam caption sebuah postingan di akun pribadi menunjukkan fakta bahwa perceraian yang kau alami telah benar-benar menguras energi sehingga untuk berangkat ke kantor saja kau tak sanggup. Ah, jika saja aku berada di dekatmu, sebagai sesama wanita, akan kusampaikan : I feel you Uma, Be strong.

Perceraian memang bukanlah hal yang diinginkan pada sebuah perkawinan. Pasti semua pasangan yang menikah inginnya langgeng, awet hingga mau memisahkan. Iya, kan?

Meskipun begitu, kamu tidak sendirian dalam hal ini. Berdasarkan informasi yang aku peroleh dari Detik.com , data dari MA menyebutkan  bahwa sebanyak 419.268 pasangan bercerai sepanjang 2018. 

Dari jumlah itu, inisiatif perceraian paling banyak dari pihak perempuan yaitu 307.778 perempuan. Sedangkan dari pihak laki-laki sebanyak 111.490 orang. Disebutkan bahwa data tersebut belum termasuk data pernikahan non muslim. Aku kutip lengkap ya, supaya kamu paham ada banyak perceraian terjadi di luar sana.

Sejatinya kita menikah untuk menunaikan sunnah Rasululloh saw dalam Islam. Untuk ibadah di hadapan-Nya. Jika akhirnya perceraian menjadi pilihan maka menjadi bahagia atas pilihan itu adalah sebuah keniscayaan. Iya, kamu harus menjadi bahagia dalam takdir hidupmu.

Andai aku menjadi kamu, seorang Uma Hapsari yang akhirnya menjanda di usia muda, kesedihan tak akan aku genggam lama. Karena aku masih punya Amazara, anakku yang akan menjadi penguat hari-hariku. 

Baca juga: Mau Tahu 6 Penyebab Perusahaan Bangkrut?

Juga karena ada 307.778 perempuan di tahun 2018 tidak merasa perkawinan dapat dilanjutkan, akhirnya menggugat cerai. Sekali lagi, kamu bukanlah satu-satunya wanita yang merasa sedih karena perceraian.

Seorang Uma Hapsari, wanita kelahiran tahun 1991, pasti masih banyak kesempatan yang lebih baik terbentang di hadapan, Andai aku menjadimu, bisnis  boleh hancur, keluarga boleh bubar tapi IMAN harus tetap kau utamakan. Kamu perlu banyak berkumpul dengan para wanita yang ditinggal suami tanpa anak, hidup mereka sepi, loh. 

Kamu harus belajar banyak dari para perempuan yang menanggung beban, cerai mati atau hidup dengan banyak tanggungan. Itu akan membuatmu jauh lebih baik, bikin kamu cepat move on. 

Ada banyak pelanggan menanti produkmu

Ada banyak pegawai mengharapkan usahamu

Ada banyak tangan-tangan menengadah, mendoakanmu tanpa kau tahu

Ada banyak hal indah di hadapan asal kau yakin ada bahagia setelah kepedihan

Memang tak mudah menyandang status janda di negeri ini, ah tak usahlah aku tuliskan.

Baca juga: Pabrik Kertas Leces, Dulu Pernah Jaya di ASEAN, Kini Bangkrut

Tapi, ada banyak perempuan kuat di sekitarmu, yang sendiri dalam membesarkan anak, memilih untuk tidak menikah lagi. 

Meski begitu jika aku menjadimu, pilihan untuk terus sendiri tak baik, karena kamu cantik, akan ada banyak mata melirik.

Cepatlah bangkit, agar Amazara putri kesayanganmu dan bisnis kebanggaanmu kembali hidup dan menjadi penyemangat hari-harimu.

Salam dariku,

Ummi Aleeya from Bandung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun