Mohon tunggu...
Sri Kuswayati
Sri Kuswayati Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan owner penerbit buku CV. Future Business Machine Solusindo (www.fbmsolusindopublishing.co.id)

Aktif mengajak Bunda belajar dan berpenghasilan dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Surat Terbuka untuk Uma Hapsari Pemilik Brand Amazara yang Bangkrut karena Bercerai

3 Agustus 2019   09:59 Diperbarui: 25 Juni 2021   11:32 1551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Juga karena ada 307.778 perempuan di tahun 2018 tidak merasa perkawinan dapat dilanjutkan, akhirnya menggugat cerai. Sekali lagi, kamu bukanlah satu-satunya wanita yang merasa sedih karena perceraian.

Seorang Uma Hapsari, wanita kelahiran tahun 1991, pasti masih banyak kesempatan yang lebih baik terbentang di hadapan, Andai aku menjadimu, bisnis  boleh hancur, keluarga boleh bubar tapi IMAN harus tetap kau utamakan. Kamu perlu banyak berkumpul dengan para wanita yang ditinggal suami tanpa anak, hidup mereka sepi, loh. 

Kamu harus belajar banyak dari para perempuan yang menanggung beban, cerai mati atau hidup dengan banyak tanggungan. Itu akan membuatmu jauh lebih baik, bikin kamu cepat move on. 

Ada banyak pelanggan menanti produkmu

Ada banyak pegawai mengharapkan usahamu

Ada banyak tangan-tangan menengadah, mendoakanmu tanpa kau tahu

Ada banyak hal indah di hadapan asal kau yakin ada bahagia setelah kepedihan

Memang tak mudah menyandang status janda di negeri ini, ah tak usahlah aku tuliskan.

Baca juga: Pabrik Kertas Leces, Dulu Pernah Jaya di ASEAN, Kini Bangkrut

Tapi, ada banyak perempuan kuat di sekitarmu, yang sendiri dalam membesarkan anak, memilih untuk tidak menikah lagi. 

Meski begitu jika aku menjadimu, pilihan untuk terus sendiri tak baik, karena kamu cantik, akan ada banyak mata melirik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun