Dear Uma Hapsari,
Awal aku mengenalmu adalah karena namamu melintas di laman Facebook milikku. Dalam sebuah status seorang teman, kisah perceraianmu dikaitkan dengan kebangkrutan bisnis milikmu. Aku  lantas berselancar mencari banyak informasi. Â
Penasaran, jelas aku penasaran. Bagaimana mungkin seorang wanita muda nan cantik dan sukses membangun amazara.id, bisa hancur dalam berbisnis karena sebuah perceraian?
My divorce took so much energy that throughout this year I couldn't even perform well at my job, tulismu dalam caption sebuah postingan di akun pribadi menunjukkan fakta bahwa perceraian yang kau alami telah benar-benar menguras energi sehingga untuk berangkat ke kantor saja kau tak sanggup. Ah, jika saja aku berada di dekatmu, sebagai sesama wanita, akan kusampaikan : I feel you Uma, Be strong.
Perceraian memang bukanlah hal yang diinginkan pada sebuah perkawinan. Pasti semua pasangan yang menikah inginnya langgeng, awet hingga mau memisahkan. Iya, kan?
Meskipun begitu, kamu tidak sendirian dalam hal ini. Berdasarkan informasi yang aku peroleh dari Detik.com , data dari MA menyebutkan  bahwa sebanyak 419.268 pasangan bercerai sepanjang 2018.Â
Dari jumlah itu, inisiatif perceraian paling banyak dari pihak perempuan yaitu 307.778 perempuan. Sedangkan dari pihak laki-laki sebanyak 111.490 orang. Disebutkan bahwa data tersebut belum termasuk data pernikahan non muslim. Aku kutip lengkap ya, supaya kamu paham ada banyak perceraian terjadi di luar sana.
Sejatinya kita menikah untuk menunaikan sunnah Rasululloh saw dalam Islam. Untuk ibadah di hadapan-Nya. Jika akhirnya perceraian menjadi pilihan maka menjadi bahagia atas pilihan itu adalah sebuah keniscayaan. Iya, kamu harus menjadi bahagia dalam takdir hidupmu.
Andai aku menjadi kamu, seorang Uma Hapsari yang akhirnya menjanda di usia muda, kesedihan tak akan aku genggam lama. Karena aku masih punya Amazara, anakku yang akan menjadi penguat hari-hariku.Â
Baca juga: Mau Tahu 6 Penyebab Perusahaan Bangkrut?
Juga karena ada 307.778 perempuan di tahun 2018 tidak merasa perkawinan dapat dilanjutkan, akhirnya menggugat cerai. Sekali lagi, kamu bukanlah satu-satunya wanita yang merasa sedih karena perceraian.
Seorang Uma Hapsari, wanita kelahiran tahun 1991, pasti masih banyak kesempatan yang lebih baik terbentang di hadapan, Andai aku menjadimu, bisnis  boleh hancur, keluarga boleh bubar tapi IMAN harus tetap kau utamakan. Kamu perlu banyak berkumpul dengan para wanita yang ditinggal suami tanpa anak, hidup mereka sepi, loh.Â
Kamu harus belajar banyak dari para perempuan yang menanggung beban, cerai mati atau hidup dengan banyak tanggungan. Itu akan membuatmu jauh lebih baik, bikin kamu cepat move on.Â
Ada banyak pelanggan menanti produkmu
Ada banyak pegawai mengharapkan usahamu
Ada banyak tangan-tangan menengadah, mendoakanmu tanpa kau tahu
Ada banyak hal indah di hadapan asal kau yakin ada bahagia setelah kepedihan
Memang tak mudah menyandang status janda di negeri ini, ah tak usahlah aku tuliskan.
Baca juga: Pabrik Kertas Leces, Dulu Pernah Jaya di ASEAN, Kini Bangkrut
Tapi, ada banyak perempuan kuat di sekitarmu, yang sendiri dalam membesarkan anak, memilih untuk tidak menikah lagi.Â
Meski begitu jika aku menjadimu, pilihan untuk terus sendiri tak baik, karena kamu cantik, akan ada banyak mata melirik.
Cepatlah bangkit, agar Amazara putri kesayanganmu dan bisnis kebanggaanmu kembali hidup dan menjadi penyemangat hari-harimu.
Salam dariku,
Ummi Aleeya from Bandung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H