"Bisakah kau lepaskan aku." Pipi Bell merona, terbakar dengan cepat, entah karena malu atau gadis itu kelelahan.Â
Bukannya melepaskan tangannya dari pinggang  Bell, Leon justru mengangkat tubuh gadis itu.
"Kita tidak punya banyak waktu," ucapnya tanpa menunggu persetujuan.Â
Leon tidak berbohong. Seketika setelah mereka menaiki kapal itu, Bell melihat sosok sang ayah berdiri menatap sayu dermaga dan pantai Violta. Â Seolah tengah mengucapkan selamat tinggal.
"Aku harap kalian tidak terlalu lama di luar," Leon memperingatkan Bell setelah menurunkan gadis itu.Â
Bersambung....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H