"Kau bisa pergi. Kenapa menunggu seseorang menceritakannya?"
Bell terdiam.
"Apa kau suka lampion-lampion itu?" Leon menunjuk titik-titik yang mulai meninggi di atas bangunan ibu kota.
"Ya, seperti bintang namun dapat kulihat dengan lebih jelas."
"Apa kau mau mencoba menerbangkannya juga?"
Bell terdiam. Mencerna tiap kata yang terucap dari lelaki di depannya itu. "Apa maksudmu?"
Leon mengeluarkan dua buah lampion dari balik tangannya. "Aku membelinya."
Keduanya lalu menerbangkan lampion itu. Meninggi dan terus tambah tinggi menuju langit yang gelap dan dingin namun kemudian terjatuh entah di mana.
"Terima kasih, Leon."Â
Bersambung...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H