"Hey! Bagaimana kau bisa seenaknya mengeluarkan kuda itu?" Bell terlihat panik. Bagaimana jika Tuan Besar tahu kalau kudanya dinaiki oleh sembarang orang.
"Ayolah, tidak apa-apa. Tuan pasti mengerti," ucapnya menenangkan.
Entah bagaimana waktu berjalan. Langit yang cerah tiba-tiba menguning dan matahari tenggelam dalam kegelapan. Bell membuatkan beberapa menu makan malam untuk Leon.
"Walau Bagaimanapun, kau tetap tamu. Aku harus menjamu tamu." Bell membela diri ketika Leon menolak untuk diperlakukan istimewa oleh gadis itu.
"Apa kau benar Nona ketus yang menuduhku akan menjual kau dan adikmu?"
"Aku minta maaf soal itu dan anggaplah ini sebagai permintaan maafku. Apa kau sudah bertemu Rossie?"
Leon yang tengah mencicipi setiap makanan yang di hidangkan oleh Bell itu menghentikan laju sendoknya. "Aku tidak ada waktu menemuinya. Dia terlalu berisik. Kau tau itu, 'kan?"
Bell mengerutkan dahi. "Apa maksudmu? Bukankah kau menyukainya?"
"Kenapa kau berpikir begitu? Aku hanya tidak dapat menang melawan dia. Dia berisik sekali."
Leon dan Bell mengakhiri hari itu dengan berjalan-jalan di taman. Udara mulai dingin hari itu. Musim dingin sudah hampir tiba dan semua orang juga akan kembali ke mansion secepatnya untuk memersiapkan musim dingin.
"Aku tidak tahu kalau di tempat ini musim dingin begitu di sambut." Bell menggosokkan kedua telapak tangannya karena kedinginan.