Wajah Emily memerah. "Kau datang hanya untuk menggodaku?"
Ambeer menutup wajahnya dengan tangan mungilnya. "Tidak! Sungguh, tapi aku akan bahagia jika temanku menikah."
"Dengan Pangeran ke Tiga Belas? Meskipun dia ada di urutan terkahir silsilah keluarga kerajaan, dia tetap Pangeran, Ambeer. Sedangkan aku?" tunjuk Emily pada dirinya sendiri. "Aku hanya rakyat biasa yang tidak punya orang tua."Â
"Tapi di kota ini tidak ada wanita secantik kau, Emi."
"Hanya bualan orang-orang. Aku tidak percaya dengan hal itu."
"Tapi kau menyukainya, Emi."
Emily memalingkan pandangannya. "Tidak, aku tidak menyukainya."
Ambeer terkekeh. Senang juga menggoda Emily. "Tapi wajahmu memerah."
Emily menarik napas panjang. "Pulanglah, Ambeer."
"Baiklah-baiklah. Aku tidak akan menganggu kalian." Ambeer mengedipkan satu mata. Tidak kepada Emily tapi seseorang di belakangnya.Â
Anthony hanya mengangkat tangan kanannya ketika Emily menoleh. "Hai, Emi," sapanya.