Mohon tunggu...
Umiyamuh
Umiyamuh Mohon Tunggu... Novelis - Seorang Penulis

Bukan orang penting, hanya seseorang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Winter Lily: Rahasiaku (Bagian 30)

14 Agustus 2023   06:19 Diperbarui: 14 Agustus 2023   06:28 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah Kakek tua menceritakan kisahnya. Kini giliran Nath yang dipaksa bercerita oleh Kakek tua. 

"Ayolah, Nak! Kesatria seperti mu pasti mempunyai banyak pengalaman meskipun aku tahu usiamu bukan apa-apa denganku."

Nath mendengus. Tidak ada yang salah dengan ucapan Kakek tua. Hanya saja yang harus bercerita adalah Nath---hidupnya dihabiskan di balik dinding beton Kastil Carperia. Tidak ada pengalaman yang menarik untuk diceritakan.

"Tidak ada yang menarik dari kisahku, Kek."

"Ayolah! Kau tidak perlu merendah!"

"Baiklah! Ada beberapa hal yang Kakek harus tahu, pertama saya bukan kesatria. Dan yang kedua, saya tidak punya hal menarik yang bisa saya ceritakan pada Kakek."

"Terdengar menyebalkan dan terasa aku ditipu setelah menceritakan kisahku padamu." 

  "Baikla"  

Nath memulai kisahnya. Sambil mengikuti api merah jambu sebesar bola kelapa yang mengambang di depan mereka. Dimulai dari kisahnya yang diadopsi oleh Grand Duke dan jadi putri satu-satunya hingga mengapa dia sekarang memaki baju zirah menuju Medan perang.

"Astaga aku tidak menyadari jika kau adalah seorang Lady," 

Kakek tua berdecak tak menyangka pengalaman hidupnya yang ratusan tahun itu tidak dapat mengetahui fakta jika lawan bicaranya adalah seorang Lady. Ini tidak mungkin?

"Apa Kakek baik-baik saja?"

"Sepertinya udara di tempat ini sudah sedikit dan aku harus berbagi dengan seekor kuda,"

"Kita bisa istirahat sebentar di sini."

Bola cahaya itu berhenti. Mengambang dan bergerak kesana-kemari. 

"Apa bola cahaya itu baik-baik saja?"

"Saya juga tidak tahu. Tapi sepertinya dia cemas."

"Apa aku boleh tahu bagaimana bisa kau yang bukan anak kandung Grand Duke dapat membuat bola cahaya merah muda seperti itu?"

Nath lalu menunjukkan sebuah belati. "Aku hanya memikirkan nya lalu menjentikan jariku. Mungkin berkat batu Ruby ini," Tunjuknya pada sebuah batu sebesar kelereng yang menempel pada gagang belati itu.

"Ini milikmu?"

Kakek tua itu hendak menyentuh belati itu namun Nath menariknya. " Saya tidak suka ada orang lain yang menyentuhnya."

"Dasar pelit!" Kakek itu kembali menggerutu, "Yang aku tahu, batu itu hanya dapat dimiliki oleh orang keturunan Raja. Jika orang biasa memiliki batu itu---batu itu tidak bedanya dengan kerikil di jalanan. Karena hanya keturunan Raja saja yang mempunyai mana elemen murni lebih dari satu bahkan dua. Mengakulah kau anak muda! Berapa mana elemen murni yang kau miliki?"

"Kakek sungguh ingin tahu?"

Kakek tua mengangguk.

"Tapi sayangnya saya tidak berniat memberitahu Kekek."

"Cih! Percuma saja kau tidak cerita padaku. Karena tanpa kau ceritakan aku tahu jika kau mempunyai semua mana elemen itu! Udara di sekitar mu itu menjengkelkan. Tiba-tiba angin panas seperti bara api lalu dingin seperti angin badai salju. Jangan lupa kalau aku telah hidup ratusan tahun!"

"Begitu, ya!"

"Berhati-hatilah. Saat kita keluar dari dalam gua ini akan ada banyak yang mengincarmu. Aroma batu ruby itu bahkan telah memenuhi setiap jengkal gua ini. Dan mana elemen murni yang kau punya itu pasti akan jadi incaran para penyihir."

"Aku tahu,"

"Apa kau ingin aku beri satu rahasia tersembunyi dari ku?"

"Tidak! Nanti Kakek menggerutu lagi,"

"Aku tidak peduli kau mau mendengarkan atau tidak! Tapi aku akan bilang---kalau aku hidup ratusan dalam gua bukan karena tidak dapat keluar. Aku keluar dari gua ini sesekali sebelum akhirnya aku memutuskan untuk bertapa di dalam gua ini dan hanya roh ku saja yang keluar melihat dunia luar. Aku tahu tentang seorang putri yang lahir dengan 5 mana elemen sekaligus tapi aku sama sekali tidak menyangka jika putri itu ada di sebelahku dan membuat ku jengkel. Aku tidak tahu jika dia adalah kau sebelum kau  mengeluarkan emosi tidak jelas saat aku memintamu bercerita tentang dirimu."[

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun