Kedua pelayan itu memutuskan pergi melaporkan kejadian itu pada Tuan mereka. Sedangkan Julia yang hanya mengenakan pakaian dalam itu kelicutan mencari kedua pelayan yang membawanya datang ke tempat itu. Mati sudah. Jika dia di tempat asalnya pakaian ini bukan hal yang tidak normal, tapi di tempat ini sama saja dengan telanjang. Gadis itu berjongkok di dalam air. Pikirannya terus membayangkan pemandian air panas agar dirinya tetap nyaman, bisa gawat jika tiba-tiba pikiran membayangkan air sungai yang dingin seperti saat pertama.
"Apa yang sedang kau lakukan, Nona?" Seseorang berpakaian aneh turun dari kudanya mendekati Julia. "Kau baik-baik saja?"Â
"Anda tidak perlu khawatir, saya baik-baik saja!" jawab Julia.
"Lantas apa yang Anda lakukan di dalam air. Dari kejauhan saya melihat Anda---maaf atas ucapan saya. Saya tidak bermaksud apa-apa dan saya juga tidak mengintip Anda," ucap pemuda itu panik.
"Apa kau mempunyai pakaian yang bisa ku pakai, atau kain untuk menutupi tubuhku?" Dari dalam air Julia dapat melihat laki-laki itu tersipu. Dia laki-laki yang tampan bahkan sangat tampan  dari semua laki-laki yang pernah ia temui di tempat ini sebelumnya. Laki-laki itu berjalan menuju kudanya. Sebuah kain lebar dan tebas seperti selimut ia keluarkan dari dalam sebuah tas.
"Bisakah Anda menutup mata, saya akan keluar dari dalam air,"
Laki-laki itu memalingkan tubuhnya sedangkan tangannya di belakang menjulurkan kain itu. "Baiklah!"
Tubuh Julia tertutup sempurna, macam makanan terbungkus rapat. "Apa Anda orang baik?" tanya Julia. Laki-laki tidak menjawab. Mungkin dia sendiri tidak yakin apa dia orang baik atau bukan.
"Saya berharap Anda orang baik. Bisakah Anda membawa saya pergi dari tempat ini?"
"Apa kau salah satu anak buah Grek?"
"Siapa Grek? Aku hanya gadis desa biasa yang dibawa ke tempat ini," ucap Julia mencoba menjelaskan.