Mohon tunggu...
Umiyamuh
Umiyamuh Mohon Tunggu... Novelis - Seorang Penulis

Bukan orang penting, hanya seseorang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Julia (Bagian 7: Terselamatkan)

16 Juli 2023   20:56 Diperbarui: 16 Juli 2023   21:35 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Julia, kau makhluk kotor yang cantik"

Benar kata dua orang tadi. Setelah melepaskan ikatan di tangan dan penutup matanya, Julia dibawa oleh dua orang pelayan yang sangat tidak ramah pada sebuah sungai besar di belakang kastil. Sungai dengan arus sangat kuat tapi airnya sangat jernih dan juga dingin. Saking jernihnya ikan-ikan di dalam air dapat terlihat.

Tangan kanan Julia diikat dengan seutas tali. Ujung tali itu diikatkan pada sebatang pohon. Perlahan kaki Julia melangkah memasuki aliran air sungai. Airnya lebih dingin daripada air keran di rumahnya saat musim dingin. Tapi anehnya sungai itu tidak membeku. Baru setengah lutut, kaki merasa terseret oleh arus air yang sangat kuat, hampir saja gadis itu terjatuh.

"Lihatlah anak itu," tunjuk salah satu dari pelayan, "ayo kita taruhan. Berapa lama dia akan di dalam air." 

"Dia itu bodoh. Pasti akan lama, coba dia bisa kendalikan pikirannya." Kedua pelayan itu tertawa. Bahagia sekali.

"Apa maksud kedua pelayan itu, mengendalikan pikiran, " ucap batin Julia. Gadis itu merendahkan tubuhnya hingga dadanya ikut basah. Matanya terpejam dan membayangkan jika dia tengah berendam di pemandian air panas dengan air hangat yang menyegarkan setelahnya. Ajaib. Air sungai itu berubah hangat, kepul asap bak pemandian terlihat jelas dipermukaan sungai. Arus deras di dasar sungai seperti berhenti---persis seperti pemandian air panas yang pernah Julia datangi saat masih menjadi Yuri. Dua pelayan itu terkejut bukan main.

"Apa yang gadis bodoh itu lakukan!" ucap salah seorang pelayan.

"Sial. Tarik saja talinya. Jangan sampai Tuan tahu kita membuat gadis ini tidak membeku." Tangan salah satu pelayan langsung menarik tali yang mengikat tangan Julia. Sayangnya tali itu sudah terlepas. Kedua pelayan itu tidak dapat seenaknya lagi menarik-narik Julia seperti hewan peliharaan. Berulangkali kedua pelayan bergantian memanggil Julia, tentu bukan nama yang mereka panggil; keduanya memanggi Julia dengan sebuatan keledai bodoh. 

"Dasar Keledai bodoh, gadis bodoh. Cepat keluar dari air itu. Kau akan mengotori airnya yang jernih," teriak salah satu pelayan.

Dengan marah pelayan lain mencelupkan kakinya ke dalam air bermaksud menjemput Julia. Apa yang terjadi? Kakinya seketika seperti di rebus---merah dan melepuh. Pelayan itu menjerit kesakitan, tapi Julia tidak peduli. Gadis itu masih membersihkan tubuhnya yang hampir satu minggu tidak terkena air.

Kedua pelayan itu memutuskan pergi melaporkan kejadian itu pada Tuan mereka. Sedangkan Julia yang hanya mengenakan pakaian dalam itu kelicutan mencari kedua pelayan yang membawanya datang ke tempat itu. Mati sudah. Jika dia di tempat asalnya pakaian ini bukan hal yang tidak normal, tapi di tempat ini sama saja dengan telanjang. Gadis itu berjongkok di dalam air. Pikirannya terus membayangkan pemandian air panas agar dirinya tetap nyaman, bisa gawat jika tiba-tiba pikiran membayangkan air sungai yang dingin seperti saat pertama.

"Apa yang sedang kau lakukan, Nona?" Seseorang berpakaian aneh turun dari kudanya mendekati Julia. "Kau baik-baik saja?" 

"Anda tidak perlu khawatir, saya baik-baik saja!" jawab Julia.

"Lantas apa yang Anda lakukan di dalam air. Dari kejauhan saya melihat Anda---maaf atas ucapan saya. Saya tidak bermaksud apa-apa dan saya juga tidak mengintip Anda," ucap pemuda itu panik.

"Apa kau mempunyai pakaian yang bisa ku pakai, atau kain untuk menutupi tubuhku?" Dari dalam air Julia dapat melihat laki-laki itu tersipu. Dia laki-laki yang tampan bahkan sangat tampan  dari semua laki-laki yang pernah ia temui di tempat ini sebelumnya. Laki-laki itu berjalan menuju kudanya. Sebuah kain lebar dan tebas seperti selimut ia keluarkan dari dalam sebuah tas.

"Bisakah Anda menutup mata, saya akan keluar dari dalam air,"

Laki-laki itu memalingkan tubuhnya sedangkan tangannya di belakang menjulurkan kain itu. "Baiklah!"

Tubuh Julia tertutup sempurna, macam makanan terbungkus rapat. "Apa Anda orang baik?" tanya Julia. Laki-laki tidak menjawab. Mungkin dia sendiri tidak yakin apa dia orang baik atau bukan.

"Saya berharap Anda orang baik. Bisakah Anda membawa saya pergi dari tempat ini?"

"Apa kau salah satu anak buah Grek?"

"Siapa Grek? Aku hanya gadis desa biasa yang dibawa ke tempat ini," ucap Julia mencoba menjelaskan.

"Apa kau salah satu dari dua budak yang datang malam tadi?"

"Budak? Entahlah! Tapi aku sungguh tidak mau di tempat ini. Aku harus kabur dulu, tunggu---"

"Apa?"

"Adikku masih ada di sana," tunjuk Julia pada kastil yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

Samar-samar terdengar suara seseorang mendekat. "Gawat!" Laki-laki itu menarik tubuh Julia dan tentu kudanya juga untuk menjauh. Setelah beberapa meter laki-laki itu menaiki kudanya. "Naiklah!" Perintah laki-laki itu sembari mengulurkan tangan. 

Tubuh Julia sudah tidak lagi seperti makanan yang terbungkus, kain itu hanya sembarang menutup saja. "Baikklah! Bantu aku." 

Kedua orang itu bergerak menjauh dari sungai itu hingga setelah matahari meninggi keduanya sampai di sebuah bangunan megah seperti mansion, atau saking besarnya itu seperti kastil.

"Apa ini rumah Anda?" ucap Julia. Matanya kesana ke mari mengamati sekeliling. Laki-laki itu turun dari kudanya, seorang lelaki tua berpakaian pelayan menghampiri mereka. "Selamat datang Tuan. Utusan dari istana sudah tiba pagi tadi," ucap lelaki tua itu.

"Baiklah! Katakan saya akan segera menemui mereka."Laki-laki tua itu kemudian pergi bersama seorang laki-laki lain yang kemudian membawa kuda itu pergi.

"Apa Anda orang penting?" tanya Julia.

"Tidak juga! Maaf jika tidak sopan. Saya belum mengetahui nama Anda."

"Saya Julia, Julia Rossettini."

"Saya Dante Kaylee. Baiklah Nona Rossettini silakah ikuti pelayan, Anda pasti kedinginan. Dan untuk adik Anda, saya akan pastikan dia akan saya bawa malam ini," 

"Terima kasih Tuan Kaylee. Saya sudah merepotkan Anda," ucap Julia malu-malu.

Laki-laki hanya mengangkat tangan kanannya lalu pergi. []

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun