Mohon tunggu...
Umiyamuh
Umiyamuh Mohon Tunggu... Novelis - Seorang Penulis

Bukan orang penting, hanya seseorang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Julia (Bagian 3: Kematian)

13 Juli 2023   07:44 Diperbarui: 13 Juli 2023   07:48 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanpa sepatah katapun Yuri meninggalkan Ayahnya di depan pintu. Laki-laki itu terus memanggil namanya, tapi gadis itu tidak peduli lagi. Uang hasil kerja kerasnya seakan menguap tanpa bekas setiap akhir bulan hanya untuk berjudi atau membeli lotre. Kali ini Yuri selamat tidak mendapatkan pukulan. Tapi tidak selama sepuluh tahun terakhir. 

Langit tiba-tiba mendung, matahari tidak lagi terik dan angin bertiup kencang. Masih ada waktu menyantap sarapan di kafetaria kantor. Yuri duduk menatap kosong hamparan kapas kelabu yang menggantung di langit. Sesak dalam dadanya masih terasa bahkan ketika dirinya sudah melangkah jauh dari tempat tinggalnya. Hidup macam apa yang telah dirinya jalani---jika ada pilihan lain, gadis ini sungguh akan pergi.

Jarak tempat tinggalnya dengan kantor memang tidak jauh, lima menit lalu dia keluar dari pintu rumah dan sekarang gadis itu sudah duduk menyantap roti isi. Sarapan kesukaannya sejak dua tahun lalu. Menu yang selalu dia pesan, entah itu musim panas atau bahkan musim dingin---yang selalu berubah hanya minuman pendampingnya. 

Hanya itu. Uangnya harus ia simpan baik-baik untuk mewujudkan mimpinya mempunyai usaha sendiri dan pergi dari kota ini. Terlalu banyak orang dan yang paling membuatnya muak adalah keluarganya yang tak hentinya meminta uang dan membuat masalah.

"Selamat pagi, Senior!" sapa salah seorang juniornya di kantor.

"Selamat pagi!" jawab Yuri

"Apa Senior tahu, Joy membuat keributan di Bar malam tadi?"

Yuri sejenak berhenti mengunyah roti, lalu menyambar gelas kertas berisi teh hangat. "Aku tak peduli dengan bocah itu." Mata Yuri menatap tajam.

"Sepertinya dia akan dalam masalah besar. Karena dia ribut dengan Pak Kepala Bagian di Divisinya," jelas sang junior.

"Aku tak akan melindunginya. Kau tahu kan, dia satu kantor dengan ku saja sudah membuatku susah. Apalagi jika aku membelanya. Aku tidak tahu siapa yang salah. Tapi aku tahu jika kebiasaan Joy saat mabuk itu sangat buruk. Aku harus segera pergi---kau nikmati saja sarapanmu."

"Senior---"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun