Noah berlari setelah memastikan semua perampok itu telah menghilang dari gerbong mereka. Nath menoleh, wajahnya datar dan matanya berubah jadi biru. Dalam pelukan Noah, Nath pingsan. Ada sebuah ledakan energi dari dalam dirinya. Sebuah sihir perubahan warna yang dipakai juga seketika hancur. Rambutnya kembali perak mengikuti perubahan matanya yang biru.
"Aku baik-baik saja. Tapi Claire. Sepertinya dia tidak baik. Batu yang ada padaku ternyata mempunyai kekuatan yang setengahnya sudah diserap Claire. Dan saat batu itu ingin melindungiku. Dia justru diserang oleh kekuatanku. Aku tidak apa-apa. Sungguh. Tapi aku merasa kalau Claire dalam keadaan yang tidak baik."
"Kau tidak perlu khawatir! Claire pasti baik-baik saja. Jika kita sudah sampai, kau bisa mengiriminya pesan," ucap Noah mencoba menenangkan adiknya.
Perjalanan mereka lanjutkan setelah menunggu lebih dari 5 jam untuk membawa lokomotif yang melaju di depan untuk mundur.Â
Segerombolan orang berjubah putih di menara sihir diam-diam mengawasi perjalanan Nath. Tiga orang berjenggot itu adalah para pemburu batu sihir. Sebuah cermin menunjukan sebuah bayangan gambar dengan Nath dan Noah di dalamnya.
"Apa yang Kakak lakukan?" tanya Nath ketika melihat Noah memukul sesuatu.
"Tidak! Hanya ada lalat kecil."
"Lalat? Bukankah kita sudah memasuki Carperia? Mana ada lalat di daerah sedingin ini."
"Mungkin itulah alasan mengapa aku membunuhnya."Â
Perjalanan mereka tempuh dengan waktu yang lebih singkat berkat bantuan dari Artur. Duke muda itu menawarkan bantuan sebuah lokomotif yang dapat membawa rombongan itu tiba lebih cepat di Carperia. Hanya butuh waktu dua hari saja mereka telah sampai. Teknologi dan sihir sangat di kembangkan di wilayah Vandermork. Meskipun masih bertetangga dengan Carperia. Tapi Vandermork bisa di bilang lebih maju di bidang itu. Seorang Duke muda yang berambisi membuat wilayahnya semakin maju dari pada wilayah-wilayah lain di kerajaan Gradiana.
"Kita harus berterima kasih pada Artur. Berkatnya, kita sampai bahkan lebih cepat."