Mohon tunggu...
Umiyamuh
Umiyamuh Mohon Tunggu... Novelis - Seorang Penulis

Bukan orang penting, hanya seseorang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Winter Lily: Penyerangan dalam Perjalanan (Bagian 18)

12 Juli 2023   10:57 Diperbarui: 12 Juli 2023   11:04 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sudah waktunya aku memilih tunangan bukan? Dan sepertinya Nath yang paling cocok! Kita akan mempunyai banyak keuntungan."

"Kau bicarakan saja dengan Ayah. Bukan denganku!"

"Kakak masih marah, karena pesta teh itu? Atau Kakak benar-benar sudah jatuh cinta dengan Noah?" Vederick berdecak. "Ternyata Kakak juga licik! Apa menurut Kakak---aku serius soal dua Lady keluarga Norternham?"

"Apa aku harus menjawab ucapan tidak sopan dari adikku ini? Rasanya terlalu tidak penting! Pergilah! Aku tidak ada waktu untuk membicarakan masalah seperti ini."

"Baik lah! Saya undur diri, Yang Mulia!" Vederick menunduk memberi hormat lalu kemudian keluar dari ruangan itu. Claire yang tadi berdiri kini duduk kembali. Tangannya memijat kening yang tiba-tiba terasa sakit setelah berbicara dengan sang adik.

Seseorang berpakaian prajurit kerajaan memasuki ruangan itu setelah Vederick pergi. Dia adalah pengawal Claire. Laki-laki berpawakan tinggi besar itu datang bersama dengan seorang pelayan. Teh kamomil dan kue kering siap di santap oleh sang Putri.

Claire tahu, hari-hari seperti ini bisa saja terjadi atau bahkan bisa lebih buruk lagi. Mengingat tabiat Vederick yang buruk. Bahkan mereka yang usianya tidak begitu jauhpun tidak begitu akrab. 

Sekelebat cahaya merah muda tiba-tiba muncul. Itu adalah sinyal dari batu suci yang Claire berikan pada Nath. Sebagian dari batu itu masih ada pada Claire. Ini adalah rencana Claire untuk terikat dengan Nath. Adik kesayangan dari Noah---penerus Duchy Carperia.

Dadanya serasa tertusuk dan memanas. Belum sempat Claire beranjak dari tempat duduknya, tubuhnya terkulai lemas kemudian tersungkur. Ada darah yang entah bagaimana bisa keluar begitu saja dari dalam mulutnya. "Apa kau baik-baik saja, Nath?" ucapnya lirih. Kesadarannya perlahan menghilang seiring dengan rasa sakit yang amat sangat di dadanya.

Sementara itu Nath dan rombongannya kini tengah menghadapi segerombolan perampok di daerah perbatasan. Itu bukan kelompok yang dimaksud oleh Artur. Tapi mereka berbahaya. Sekelompok orang tanpa senjata. Melompat ke atas gerbong. Mereka bukan manusia biasa. Jelas bukan. Sosok berjubah hitam dengan lambang matahari di punggungnya. 

Bukan emas atau benda berharga yang dapat di jual. Yang tengah merekaa incar. Karena tujuan mereka langsung ke atas gerbong Nath. Tentu saja batu sihir. TBatu Rubi pemberian Claire dan Batu Sihir milik Beatrice. Kedua Batu itu sangat berharga bagi mereka yang mengagungkan kekuatan. Menara Sihir sebagai kiblat mereka dan batu sihir adalah sumber kekuatan mereka. Dua buah batu yang tersimpan di dalam tubuh Nath lah yang telah memancing orang-orang itu untuk datang. Bagi mereka yang tahu, sepanjang jalan aroma manis pekat dan mint membumbung tinggi mengikuti laju lokomotif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun