Selepas sarapan, Nath berkeliling istana. Bangunan megah dengan pualam dan granit di tiap sisi dan sudutnya.Â
Kaki Nath terhenti ketika melihat sebuah lukisan yang berukuran paling besar--- bersembunyi di sudut ruangan. Sebuah gambar bayi mungil yang menutup mata;cantik. Tertidur dengan senyuman---dengan bunga lili berwarna biru di tangannya. Lili musim dingin dari Carperia. Itu hanya lukisan. Tidak mungkin seseorang akan menyentuh bunga itu. Bunga beracun itu juga mungkin hanya sebuah legenda.
"Selamat pagi,"
Seseorang perempuan cantik berambut emas datang menyapa. Rambutnya berwarna emas. Gaun biru lagit dengan korset biru tua menghiasi pinggangnya. Aroma lavendel dan sedikit sitrus mengelilingi gadis cantik itu.
"Salam, Yang Mulia Putri. Semoga kebahagiaan selalu bersama Anda," ucap Nath kemudian diikuti oleh Anna dan Jeremy.
"Panggil saja saya Claire. Maaf, pagi tadi saya tidak ikut sarapan bersama."
"Anda adalah Putri Mahkota kerajaan ini, bagaimana bisa saya memanggil Anda dengan nama saja."
"Aku pikir kita teman atau bahkan saudara." Claire tersenyum hingga memerlihatkan barisan gigi putihnya. "Apa aku terlalu banyak berharap ternyata."
Nath membalasnya dengan senyuman tak berarti.
Claire ikut mengamamati lukisan itu. "Dia cantik bukan? Dia adalah adiku, Caily! Sayang sekali dia sudah tiada. Kalau hidup, dia pasti seusia dengan mu."
"Beliau pasti secantik Anda," timpal Nath.