Anna dan beberapa dayang memasuki ruangan itu. Di lihatnya Nona mereka yang cantik berubah berantakan dengan rambut acak-acakan dan kantung matanya menghitam.
"Apa Nona tidak bisa tidur?"
Nath mengangguk. Dia sungguh hanya sekejap tidur atau tidur tapi dalam ketakutan. "Di mana Jeremy?"
"Jeremy ada di depan pintu, Nona!" jawab Anna di tengah kesibukan
Dalam benak Nath masih menyimpan sebuah pertanyaan yang belum terjawab. Siapa dan apa apa yang terjadi di depan kamarnya malam tadi.
Gaun merah muda berhiaskan batu safir bergelombang dengan pita melekat di tubuh indah Nath. Rambut yang di tata rapi dan setangkai bunga lili air di tangan. Nath berjalan bersama Anna dan Jeremy diikuti oleh tiga orang dayang istana menuju ruang makan Raja dan Ratu. Nath berhenti ketika tiba di depan sebuah pintu tinggi. Di tatapnya lambang dan ukirannya. Jantungnya berdebar.Ada sebuah lambang wilayah Carperia. Mungkinkah ini rindu.
"Silakan masuk, Nona," ucap salah seorang pelayan dengan sopan setelah dua orang pria berbadan tegap yang berjaga membukakan pintu besar itu.
Nath memandangi sebuah meja panjang penuh dengan makanan tepat di hadapannya. "Apakah aku tamu pertama yang datang?" batin Nath mempertanyakan.
Nath memutuskan untuk tidak duduk hingga tamu yang lain datang. Kemudian, pintu di belakangnya itu terbuka kembali.
Seorang laki-laki cukup tua berjenggot dengan mantel bulu di pundaknya berjalan dengan gagah menggandeng Ratu. Ya, tentu saja beliau adalah Raja di Gradiana.
"Kesejahteraan dan kemakmuran selalu bersama Gradina, selamat pagi Yang Mulia."