Mohon tunggu...
Umi Setyowati
Umi Setyowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Suka membaca apa saja, sesekali menulis sekedar berbagi cerita.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bubur Kenangan dan Tidak Diaduk.

13 Oktober 2024   06:32 Diperbarui: 13 Oktober 2024   06:46 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar detiknews 

Sekaligus memohon keselamatan dan kesejahteraan menjalani kehidupan di tahun berikutnya.

Kenangan saya tentang bubur suro, ceritanya begini, ketika masih kecil, kami tinggal di rumah Mbah Uti karena ibu saya belum memiliki rumah sendiri.

Lalu masa SMP dan pada jenjang pendidikan selanjutnya, saya tempuh di luar kota, indekos. Bahkan ketika menikah saya diboyong suami ke luar Jawa. Sejak itu saya tidak pernah lagi makan bubur suro yang dimasak oleh Mbah Uti.

Setiap kali momen suro-an , kenangan itu selalu muncul.Dan sebelum menulis topik ini, saya juga membuat bubur suro dan mengirim doa kepada almarhum Mbah Uti.

dokumentasi pribadi umisetyo.
dokumentasi pribadi umisetyo.
Pada suapan pertama ketika baru di ujung lidah, rasa gurih santannya membuka memori masa kecilku, yang selalu bersama Mbah Uti di rumah sepanjang hari, ditinggal ibu bekerja.

Lalu, diaduk atau tidak diaduk?

Kalau saya sih termasuk golongan yang tidak diaduk.

Kenapa?

Tidak kenapa kenapa, sudah terbiasa sejak dulu kala. Mungkin juga karen Mbah Uti.

Kata Mbah Uti, "Maeme di-sendok-i soko pinggir, supoyo ora morat marit."maksudnya, makannya diambil dari tepi supaya gak berantakan. Saya memahami maksud beliau begitu.

Dan sejak itu saya kalau makan bubuk tidak diaduk, keterusan sampai sekarang.Menurut perasaan, kalau bubur itu saya aduk dulu, justru ga selera lagi mau makan.he he..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun