Anehnya, aku semakin sering bermimpi Ibu memelukku, menangis dan ingin pulang. Entahlah, aku bingung sekali. Mungkin Ibu sudah tak sayang lagi padaku. Waktu aku tanyakan hal itu, Ibu hanya menangis. Sebaiknya besok aku tanyakan hal ini kepada Ayah.
***
"Ayah, tiap malam aku mimpi aneh. Ibu selalu memelukku, menangis dan bilang kalau dia lelah dan ingin pulang. Apa Ibu ingin ke rumah Nenek?" Aku bertanya pelan-pelan sambil memegang tangan Ayah. Aku takut ia akan marah lagi seperti biasanya.
Anehnya, kali ini Ayah memelukku dan menangis. Persis seperti Ibu di dalam mimpi.
"Ada apa, Ayah? Kenapa Ayah ikutan menangis seperti Ibu?"
Ayah hanya diam dan menuntunku menuju ruang kerjanya. Di sana terlihat Ibu sedang berbaring di ranjang dengan beberapa kabel yang menempel di tubuhnya. Dadanya terbuka seperti patung yang ada ruang kerja Ayah. Anehnya, tak ada jantung, paru-paru atau yang lain di sana.
Hanya ada beberapa alat yang berkelip-kelip, kabel warna-warni, dan ... dan ... Ibu terhubung ke dinding dengan sebuah kabel! Aku menjerit ketakutan.
"Ayah! Ibu kesetrum!"
"Tidak, Nak. Inilah cara Ayah menghidupkan kembali ibumu. Ayah tak sanggup melihatmu hidup tanpa Ibu."
Ayah memelukku dan aku menangis. "Jadi ... jadi ... sebenarnya Ibu sudah meninggal?"
Ayah mengangguk dan kembali memelukku erat. "Ayah mengubah jasad ibumu menjadi cyborg setelah ibumu dinyatakan meninggal oleh dokter, setahun yang lalu. Maafkan, Ayah. Ayah tak sanggup berpisah dengan ibumu. Ayah juga tak sanggup membayangkanmu menangis kehilangan Ibu."