Menurut Monden (1995), konsep 5S merupakan akronim dari lima kata Jepang: seiri (pemilahan), seiton (penataan), seiso (pembersihan), seiketsu (pemantapan), dan shitsuke (pembiasaan). Secara keseluruhan, 5S dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan pembersihan di tempat kerja dengan tujuan utama untuk menciptakan lingkungan yang teratur, efisien, dan aman. Monden (1995) menyoroti bahwa esensi dari 5S adalah menghilangkan segala bentuk kotoran atau ketidakberesan agar benda-benda yang diperlukan dapat diakses dengan mudah dan tersedia dalam jumlah yang sesuai.
      Hirano (1995) menjelaskan bahwa 5S bukan hanya metode pengorganisasian, tetapi alat efektif untuk mengungkapkan masalah di tempat kerja. Dengan penerapan canggih, 5S dapat menjadi bagian integral dari pengendalian visual dalam sistem lean yang terencana dengan baik. 5S tidak hanya menciptakan keteraturan fisik tetapi juga mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah tersembunyi dalam proses produksi, mendukung efisiensi operasional dan transformasi budaya kerja.
     Menurut Osada (2015), metode 5S adalah serangkaian aktivitas di tempat kerja yang melibatkan pemilahan, penataan, pembersihan, pemeliharaan, dan pembiasaan. Tujuannya adalah untuk melaksanakan pekerjaan dengan efisien dan menghilangkan pemborosan (waste). Berikut adalah penjelasan mengenai setiap langkah 5S:
1. Seiri (Pemilahan)
Pada tahap ini, penting untuk melakukan analisis mendalam terhadap kebutuhan dan nilai dari setiap barang atau alat di tempat kerja. Langkah ini bukan hanya tentang memisahkan barang yang tidak diperlukan, tetapi juga mengidentifikasi dan memahami peran serta nilai setiap barang yang ada. Dengan melibatkan seluruh tim, keputusan untuk memilah menjadi lebih demokratis dan berdasarkan pengetahuan kolektif.
2. Seiton (Penataan)
Penataan tidak hanya sekadar meletakkan barang di tempat yang tepat, tetapi juga menciptakan sistem penyimpanan yang logis dan efisien. Keteraturan ini tidak hanya mengurangi waktu pencarian, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Melibatkan karyawan dalam proses penataan dapat menciptakan rasa memiliki terhadap ruang kerja mereka, meningkatkan rasa tanggung jawab, dan memperkuat komitmen terhadap kebersihan dan ketertiban.
3. Seiso (Pembersihan):
Pembersihan bukan hanya aktifitas fisik membersihkan area kerja, tetapi juga menciptakan kesadaran akan pentingnya kebersihan dan keteraturan dalam meningkatkan efisiensi. Implementasi rutin dari kegiatan pembersihan bersama-sama menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat. Keterlibatan seluruh tim dalam proses pembersihan mempromosikan kerja sama tim dan pemahaman bersama akan pentingnya menjaga kebersihan bersama.
4. Seiketsu (Pemantapan)
Pemantapan adalah tentang menjadikan 5S sebagai kebiasaan dan budaya kerja yang diterapkan secara konsisten. Melibatkan tim dalam proses evaluasi dan peningkatan terus-menerus mendorong inovasi dan pengoptimalan. Pemantapan juga melibatkan pelibatan karyawan dalam pengembangan kebijakan dan prosedur untuk memastikan kelangsungan penerapan 5S.