Mohon tunggu...
Umi Nasyiyatul Mujadidah
Umi Nasyiyatul Mujadidah Mohon Tunggu... Guru - Pendidik TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kapas - Bojonegoro

Hobby suka memasak dan makan / ngemil

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Mozaik dengan Media Kertas Warna

7 November 2022   08:15 Diperbarui: 7 November 2022   08:36 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Motorik halus adalah gerakan yang mengunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih, tidak terlalu membutuhkan tenaga, akan tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat serta ketelitian. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Perkembangan motorik ini sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.

Menurut Mudjito (2007) mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik halus,  yaitu :

Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang.

Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi helpessness (tidak berdaya) pada bulan-bulan pertama kehidupannya.

Melalui keterampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah.

Perkembangan motorik halus anak Taman Kanak-Kanak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus, dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang, bahkan hampir sempurna. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan dan tubuh secara bersamaan antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis/menggambar.

Semakin baik gerak motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, tapi tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan pada tahap yang sama. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik serta kematangan mental (Sujiono, Metode Perkembangan Fisik).

Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal asal mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya. Semakin banyak yang dilihat dan di dengar anak, semakin banyak yang ingin diketahuinya. Jika kurang mendapatkan rangsangan anak akan bosan. Tetapi bukan berarti anda boleh memaksa si kecil. Tekanan, persaingan, penghargaan, hukuman, atau rasa takut dapat mengganggu usaha dilakukan si kecil.

Faktor-faktor yang membantu meningkatkan motorik anak yang dapat dilakukan oleh guru :

Menyediakan peralatan atau lingkungan yang memungkinkan anak melatih keterampilan motoriknya.

Setiap anak memiliki jangka waktu sendiri dalam menguasai suatu keterampilan.

Aktifitas fisik anak yang bervariasi, yaitu aktifitas fisik untuk bermain dan bergembira sambil menggerakkan anggota tubuh.

Aktifitas fisik anak dapat mencapai kemampuan yang diharapkan sesuai dengan perkembangannya.

                  Masa kanak-kanak awal yaitu sering disebut usia sulit, usia yang mengundang masah, usia bermain, usia prasekolah, masa berkelompok, usia penjelajah, usia bertanya, usia meniru, usia keemasan bagi anak, namun bila anak-anak gagal melewati masa-masa itu dikhawatirkan ketidakharmonisan perkembangannya maka perlu disetimulasi untuk mengembangkannya

Pengertian mozaik yang pembuatan karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang menggunakan material atau bahan dari kepingan-kepingan yang sengaja dibuat dengan cara dipotong-potong atau sudah dibentuk potongan kemudian disusun dengan ditempelkan pada bidang datar dengan cara di lem. Kepingan benda-benda itu, antara lain: kepingan pecahan keramik, potongan kaca, potongan kertas, potongan daun, potongan kayu.

Untuk membuat garis kontur yang membatasi ruangan atau bidang tidak menggunakan pewarna yang dioleskan, tetapi menggunakan tempelan-tempelan yang berbeda warna. Mozaik pada umumnya masih dianggap seni lukis karena gambar pada proses pembuatan polanya walaupun bahannya digunakan kertas, daun, biji-bijian, kepingan kaca, pecahan keramik, dan lain-lain.

Mozaik dibuat dari bahan-bahan yang sifatnya leparan atau kepingan yang kemudian ditempel pada bidang datar sehingga menjadi sebuah gambar. Mozaik dapat diawali ide dahulu, setelah di tentukan idenya kemudian cari bahannya baru menentukan lainnya karena harus berfikir bagaimana cara memadukan bahan-bahan yang bermacam-macam menjadi karya.

Dari jenis karya seni ini kebanyakan orang tidak tahu seperti apa, dibuat dari apa, dan bagaimana cara membuatnya. Oleh karena itu pada pembahasan inilah dijelaskan mengenai bagaimana teknik pembuatan dan bahan apa yang dipergunakan.

Mozaik terdiri dari dua dimensi dan tiga dimensi. Tetapi prinsip kerja sama, yaitu menempelkan potongan benda-benda lain. Benda-benda tersebut dapat berupa pecahan kaca, pecahan keramik, potongan kayu, batu, genting, kertas, guntingan dari daun kering, dan lain sebagainya. Selama masih berbentuk potongan yang lembarnya dapat disusun dalam bidang yang telah disediakan.

Pewarna pada mozaik ini dipilih dari bahan/material mozaik yang akan ditempel yang memiliki warna warni asli, artinya warna tersebut asli dari warna kaca, mika, keramik, daun, kayu sehingga nantinya tidak perlu menambahkan pewarna setelah ditempelkan. Untuk menghasilkan corak gambar yang elastis atau dekoratif, maka anda harus mengatur warnanya tersebut dari susunan materialnya. 

Salah satu contoh dalam pembuatan mozaik siapkan kertas karton / kertas tebal yang diberi pola atau motif gambar. Karena bahan dasarnya dari karton atau kertas lain. Maka materialnya yang ditempelkan adalah potongan kertas, daun, rumput kering, plastik, kemudian tempelkan dengan menggunakan lem disusun menurut tujuan gambar yang diinginkan.

Untuk material seperti kaca, kayu, keramik, batu, biasanya ditempelkan pada dinding, tembikar, lantai atau papan yang diperuntukan untuk hiasan mozaik.

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan. Terkait dengan pembelajaran, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian anak didik untuk tercapainya tujuan pendidikan (dalam Nurbiana Dhieni, 2009).

Bagi pendidik, di dalam kegiatan pembelajaran tentu menginginkan kelas yang menyenangkan bagi anak didik. Dan salah satu yang sangat diperlukan adalah untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Di antaranya adalah dengan adanya media pendidikan. Menurut Hj. Titi Surtiati dan Sri Rejeki, (1999:1)

Media Pendidikan dalam pengertian luas adalah semua benda, tindakan atau keadaan yang dengan sengaja di usahakan/diadakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan Taman Kanak-Kanak dalam rangka mencapai tujuan. Sedangkan sarana adalah merupakan media pendidikan untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Salah satu dari sarana tersebut adalah alat peraga atau alat bermain.

Untuk alat atau benda langsung memperhatikan kebersihan, keamanan, dan kemudahan bagi guru, maupun untuk anak saat menggunakannya. Untuk media tiruan gambar atau benda harus memiliki warna yang menarik. (dalam Nurbiana Dhieni, 2009).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan salah satu media yang dapat digunakan untuk lebih mengefektifkan komunikasi dan interes antara guru dan anak didik dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah yaitu media kertas warna.

Tujuan pembuatan Mozaik Kertas Warna selain membantu pengajar untuk menerangkan bahan pelajaran juga mempermudah pemahaman anak di dalam pembelajaran di kelas dan proses kegiatan pembelajaran lebih menarik.

Beberapa bahan yang digunakan dalam pembuatan mozaik kertas warna diantaranya: kertas warna, lem, gunting, gambar atau materi yang akan disampaikan. Di usahakan warna kertas warna mencolok untuk memberi efek hidup pada gambar dan juga untuk menarik minat anak untuk mengikuti alur kegiatan.

 Untuk pembuatannya pertama kita pilih warna kertas yang akan kita bentuk menjadi tokoh atau materi lain yang sesuai dengan kegiatan. Setelah itu kertas di potong kecil-kecil lalu di lem sesuai bagian-bagiannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun