Mohon tunggu...
Umi Sahaja
Umi Sahaja Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Ibu bekerja yang ingin sukses dunia akhirat

Selalu berusaha membuat segalanya menjadi mudah, meski kadang sulit. 😄

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Semua Akan Baik-baik Saja

7 September 2024   20:45 Diperbarui: 7 September 2024   20:56 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku kok males banget, ya, ke laboratorium. Pekerjaanku belum selesai, mana belum sarapan lagi. Boleh, nggak, sih, kalau aku makan dulu." Anisa menatap mata Ayu dengan memelas.

"Ya udah, buruan makan. Habis itu segera berangkat!" Ayu memasang wajah jutek, dia sedikit kesal karena Anisa selalu mementingkan pekerjaan dibanding urusan perutnya.

"Hepatitis itu sakit liver, kan?" Sambil makan Anisa mengajak Ayu ngobrol, demi menghilangkan jutek di wajah Ayu. 

Ayu mengangguk, lalu mengambil kerupuk di dekat Anisa, mengunyahnya perlahan.

Sambil mengunyah, Ayu berkata :"Kalau aku, sih, lebih percaya kalau hasilmu nanti negatif. Hepatitis, kan, kulitnya kuning, lha, kamu?" Ayu terkekeh, sementara Anisa manyun. Kulit Anisa memang tidak putih, sawo matang, atau malah sawo busuk, tetapi itu yang menjadikan Anisa unik, eksotis.

"Kali ini, bully-anmu aku anggap suatu doa. Meskipun agak kurang enak didengar. Negatif Hepatitis adalah kabar positif yang harus disyukuri ." Anisa menyudahi acara makannya, kemudian bergegas mencuci tangan dan beranjak ke laboratorium bersama Ayu.

*

"Eh, kasihan rekan kita, dia sedang hamil, hasil screeningnya kemarin ternyata positif." Ayu datang pagi-pagi membawa kabar buruk. Anisa menarik nafas, seakan ikut merasakan resahnya saat dinyatakan positif.

"Hepatitis apa dulu? Kan ada banyak, eh tiga, ding.A, B dan C." Anisa menghentikan aktifitasnya mengetik, menoleh Ayu yang sedang memeriksa laporan.

"Entahlah. Belum tau juga. Kira-kira dapetnya darimana, ya?"

"Dari makanan yang kurang bersih bisa. Tuh, makanya jangan suka jajan sembarangan." Kali ini Anisa yang bersuara. Ayu mencibir, selama ini yang sering mengajak makan di luar dan jajan adalah Anisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun