"Tapi aku ingin kamu di rumah, mengurus anak-anak kita nanti." Fadli menganggukkan kepalanya, seakan-akan meminta persetujuan Ninung.
Ninung hanya mencebik. Fadli tersenyum melihatnya.
"Tapi kamu nggak tau, kalau hatiku sekarang terbagi." Suara batin Ninung tiba-tiba menyeruak ke permukaan, membuat suasana menjadi hening sesaat.
 Ninung menghela nafas, lalu buru-buru mengusap matanya yang mulai berkabut, jangan sampai Fadli melihatnya menangis.Â
Fadli melihatnya, wajahnya menyiratkan tanya. Ninung hanya menggeleng, sebagai tanda kalau dia baik-baik saja. Samar terdengar lagu favorit Ninung dari kamar kos.
I'll never know what the future brings
But I know you're here with me now
We'll make it through
And I hope you are the one I share my life with
*
Pulang dari Malang, Ninung disambut ibunya yang memberitahu kedatangan Haris. Ninung mencebik sebal. "Mau apa Kak Haris ke rumah," batinnya. Hatinya kembali condong kepada Fadli sepulang dari Malang. Ibunya menyuruh Ninung menemui Haris. Ninung menurut.Â