"Aku juga kadang anemia, apalagi kalau tamu bulanannya datang. Mas Arman malah tekanan darah tinggi," ucap Alya tersenyum.
"Udah tau punya resiko hipertensi, karena orang tua pengidap hipertensi, masih saja tidak mau berhenti merokok," ujar Alya seraya menoleh ke Arman dengan tatapan sebal. Arman hanya tersenyum kecut membalas tatapan Alya.
"Mas Ardi sudah stop merokok," ucap Intan.
"Kok bisa?" tanya Arman, dia teringat dulu Ardi juga perokok, sama seperti dirinya.
"Iya bisa lah, kalau masih merokok bisa-bisa nggak aku bukain pintu saat pulang ke rumah," jawab Intan tertawa.Â
"Lhah, pantesan, kalau Mas Arman aku perlakukan seperti itu, ya, nggak ngefek, lha wong dia pegang kunci rumah sendiri," kata Alya tertawa.
Arman lagi-lagi tersenyum kecut. Sebenarnya jauh dilubuk hatinya, dia ingin berhenti merokok, namun apa daya godaan dari teman-teman saat ngumpul tidak mampu ditolaknya.
Setelah makan siang dan menunaikan sholat Dhuhur, Arman dan keluarga berpamitan. Tak lupa mereka berfoto bersama untuk mengabadikan kenangan mereka.
*
Dalam perjalanan pulang, Arman dan Intan beristirahat di rest area. Selain ada mushola, toilet, dan pujasera di rest area itu juga disediakan playground yang membuat anak-anak betah. Di area playground itu ada banyak permainan yang disukai anak-anak, ada ayunan, prosotan, jungkat-jungkit dan aneka permainan lainnya. Suasana semakin sejuk dengan banyaknya pepohonan yang rindang, diantara pepohonan itu ada yang dibuat rumah burung merpati. Pantas saja banyak merpati yang beterbangan. Rafa bermain ayunan, sesekali berlarian mengejar merpati yang terbang rendah.
"Mas, seneng, ya, melihat kehidupan Intan dan Ardi. Sama-sama punya pekerjaan tetap, tapi masih bekerja keras mencari penghasilan lain," ucap Alya menerawang.