Mohon tunggu...
Umi Kholifah
Umi Kholifah Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja ,Karyawan swasta

Saya adalah seorang pekerja yang sangat menyukai buku dan mengeksplor diri saya untuk berkembang mengembangkan potensi diri

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mindfulness-Based Therapy untuk Mengurangi Kecemasan Sosial terhadap Gangguan Perkembangan Psikologis

25 Juni 2024   20:01 Diperbarui: 25 Juni 2024   20:08 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Abstrak

Gangguan kecemasan adalah gangguan psikologis yang ditandai dengan ketakutan dan kekhawatiran berlebihan terhadap situasi sosial atau kinerja dan dapat berdampak signifikan terhadap banyak aspek kehidupan seseorang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kecemasaan sosial terhadap perkembangan psikologis. Penelitian ini melibatkan 1 orang peserta yang di diagnosis menderita gangguan kecemasan sosial. Peserta mengikuti serangkaian tes kecerdasan dan kepribadian ( tes 16PF) , termasuk tes IQ, tes kecerdasaan individu ( tes IST ). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas terapi mindfulness dalam mengurangi kecemasan sosial dan mengurangi resiko berkembangnya penyakit mental lainnya.

Analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa efek terapi berbasis kesadaran terutama terletak pada peningkatan kesadaran diri, regulasi emosi, dan kemampuan untuk mengatasi situasi sosial yang sulit. Hasil ini menyoroti potensi terapi berbasis kesadaran sebagai pendekatan efektif untuk mengelola kecemasan sosial dan mencegah gangguan kejiwaan lainnya. Implikasi klinis dari penelitian ini mencakup pentingnya menggabungkan terapi berbasis kesadaraan ke dalam praktik klinis untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis individu yang menderita kecemasan sosial.

Kata Kunci: kecemasan sosial, gangguan psikologis, depresi, gangguan obsesif-kompulsif, mindfulness. 

Latar Belakang.

Gangguan kecemasan sosial adalah gangguan penyakit mental yang umum namun sering kali kurang terdiagnosis, yang ditandai dengan ketakutan dan kekhawatiran berlebihan terhadap situasi sosial atau kinerja. Orang dengan kecemasan sosial sering kali takut akan penilaian negatif dari orang lain, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk berfungsi secara efektif dalam interaksi sosial sehari-hari. Prevalensi kecemasan sosial sangat tinggi di berbagai populasi dan berdampak signifikan terhadap kualitas hidup mereka yang terkena dampaknya. Kecemasan sosial merupakan ketakutan yang menetap yang berkaitan dengan performa seseorang terhadap situasi sosial, di mana individu tersebut merasa cemas untuk diawasi dan dinilai oleh orang lain (Psikologi et al., 2024).

Gangguan kecemasan sosial tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan emosional tetapi juga dapat berkonstribusi terhadap berkembangnya banyak gangguan psikologis lainnya. Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa orang dengan kecemasan sosial memiliki resiko lebih tinggi terkena gangguan depresi, gangguan kecemasan umum (GAD), dan gangguan obsesiv-kompulsif (OCD). Interkasi antara kecemasan sosial dan gangguan psikologis lainya menciptakan lingkaran setan yang dapat memperburuk kondisi individu secara keseluruhan. Individu dengan gangguan kecemasan sosial memiliki sifat kepribadian yang sangat berbeda, emosional seseorang cenderung menjadi tidak stabil dan akan berpaling kedalam secara mental (inward-turning), hal tersebut terjadi pada individu dengan kepribadian neuroticsm yang tinggi (Psikologi et al., 2024).

Seseorang mengalami tingkat kecemasan yang luar biasa ketika akan menghadapi situasi seperti ujian, presentasi, atau bertemu dengan orang baru, dan hal tersebut menyebabkan stres, mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari mereka dan mendorong perilaku aman atau menghindar, maka dapat dikategorikan sebagai gangguan kecemasan, secara lebih spesifik kondisi tersebut dapat disebut sebagai gangguan kecemasan sosial (Rayssa Giovan Azaria & Nandy Agustin Syakarofath, 2024).  Namun, meskipun ada bukti adanya hubungan antara kecemasan sosial dan perkembangan gangguan mental lainnya, para peneliti belum menyelidiki secara spesifik bagaimana Tingkat kecemasan sosial mempengaruhi resiko dan perkembangan gangguan ini. Pemahaman yang lebih mendalam mengenai mekanisme ini sangat penting untuk mengidentifikasi strategi intervensi yang efektif dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Kecemasan merupakan respon yang tepat terhadap ancaman, tetapi kecemasan dapat menjadi abnormal apabila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman, melibatkan perasaan, perilaku, dan respon-respon fisiologis (Rayssa Giovan Azaria & Nandy Agustin Syakarofath, 2024). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Tingkat kecemasan sosial terhadap perkembangan gangguan kejiwaan lainnya. Dengan memahami hubungan ini, kami berharap dapat menemukan cara untuk mengurangi resiko dan mengembangkan pendekatan dan pengobatan yang lebih tepat sasaran dan komprehensif. Intervensi dini yang tepat dapat mengurangi dampak kecemasan sosial dan mencegah berkembangnya gangguan mental yang terjadi secara bersamaan, sehingga meningkatkan kesejahtreaan dan kualitas hidup mereka yang terkena dampaknya.

Mindfulness-Bassed therapy (MBT) sudah memperoleh atensi selaku pendekatan terapeutik yang potensial dalam mengelola kecemasan sosial. MBT mengacu pada Teknik-teknik meditasi serta pemahaman yang dirancang guna menolong orang serta merespons secara sadar terhadap perasan, serta sensasi kondisi badan mereka. Dengan focus pada kedatangan serta penerimaan non-judgmental terhadap pengalaman dikala ini, MBT bertujuan agar dapat mengurangi reaktivitas terhadap tekanan pikiran sosial serta tingkatkan keahlian buat menanggulangi tantangan kehidupan tiap hari. Melalui kesadaran akan tubuh yang merupakan aspek pengalaman sehari-hari, memungkinkan setiap individu untuk sepenuhnya hadir dan menyadari apa pun yang ada di sini dan saat ini yang kemudian menghasilkan kemampuan yang lebih besar untuk mentoleransi keadaan emosional yang tidak nyaman (Stocks, 2016).

Pada terapi mindfulness bertujuan untuk membantu individu menghindari kebiasaan untuk merespon secara destruktif atau langsung dan belajar untuk mengobservasi pikiran, emosi dan peristiwa yang terjadi saat itu juga tanpa memberikan judgment atau reaksi secara langsung (Stocks, 2016). Walaupun sudah terdapat Sebagian riset yang menunjang daya guna MBT dalam kurangi indikasi kecemasan sosial, masih dibutuhkan riset yang lebih mendalambaut menguasai secara khusus bagaimana pengobatan ini bisa mempengaruhi pertumbuhan kendala psikologis ekstra. Uraian yang lebih baik tentang mekanisme kerja MBT serta dampak jangka panjangnya dalam konteks kecemasan sosial bisa membagikan pengetahuan kritis untuk praktisi klinis dalam merancang intervensi yang pas serta efisien.

Oleh sebab itu, postingan ini bertujuan buat mengisi celah pengetahuan ini dengan mengeksplorasi kemampuan MBT selaku pendekatan terapeutik buat kurangi kecemasan sosial serta menghindari pertumbuhan kendala psikologis komorbid. Dengan demikian, riset ini diharapkan bisa membagikan landasan ilmiah yang kokoh buat memperluas aplikasi MBT dalam aplikasi klinis, tingkatkan mutu hidup seseorang yang hadapi kecemasan sosial, dan kurangi beban yang terpaut komorbiditas kendala psikologis.

Metode Asesmen.

Riset ini memakai pendekatan assesmen psikologis yang tersetruktur buat mengevaluasi pengaruh tingkatan kecemasan sosial terhadap pertumbuhan kendala psikologis, dengan focus pada pemakaian uji indeks Spektrometri (IST) serta Uji 16 Aspek karakter (16PF). IST digunakan buat mengukur tingkatan kecemasan sosial, sedangkan 16PF digunakan buat mengevaluasi ciri karakter yang bisa jadi pengaruhi interaksi sosial serta respon terhadap suasana tekanan pikiran.

Partisipan disleksi bersumber pada kriteria inklusi yang meliputi umur 27 tahun, tanpa Riwayat kendala psikotik ataupun kendala kognitif yang signifikan. Partisipan mengisi uji IST buat mengevaluasi tingkatan kecemasan sosial. IST merupakan evaluasi psikometrik yang dirancang buat mengukur sepanjang mana seseorang nenghadapi kecemasan sosialdalam bermacam suasana sosial. Sesudah mengisi IST, partisipan kemudian melanjutkan uji 16PF buat memperkirakan ciri karakter mereka. Uji ini mencakup 16 aspek yang mencerminkan ukuran karakter semacam ekstroversi, neurotisisme, kesetabilan emosi, serta respon terhadap tekanan sosial. Studi ini dilakukan cocok dengan panduan etika riset, tercantum memperoleh persetujuan dari komite etik riset, yang relevan serta membenarkan kerahasiaan informasi partisipan terpelihara. Tata car aini diharapkan bisamembagiakan pengetahuan mendalam tentang gimana tingkatan kecemasan sosial berkonstribusi terhadap pertumbuhan kendala psikologis, dan implikasi klinisnya dalam pengelolaan serta intervensi kendala mental yang komplekss.

Presentasi Kasus.

A merupakan seseorang pria berusia 28 tahun yang bekerja selaku pegawai administrasi di suatu industry swasta. Dia sudah hadapi kecemasan sosial semenjak masa anak muda, namun kondisinya terus menjadi memburuk dalam Sebagian tahun terakhir. Semenjak SMA, A kerap merasa gugup serta takut kala wajib berdialog di dwpan kelas ataupun berhubungan dengan sahabat baru. Kecemasan ini membuatnya kerap menjauhi suasana sosial serta merasa aman Cuma dengan bundaran kecil sahabat dekat. Walaupun demikian, A sukses menuntaskan pembelajaran sampai sarjana serta memperoleh pekerjaan. A memberitahu indikasi raga semacam jantung berdebar, keringat berlebihan, gemetar, serta mual tiap kali dia wajib berdialog di rapat ataupun berjumpa dengan klien baru. Dia merasa sangat khawatir mengenai evaluasi negatif dari rekan kerja serta atasan. A kerap kali merasa dirinya tidak kompeten serta takut hendak membuat kesalahaan. Kecemasan sosial membuat A kerap menolak tugas yang mengaitkan presentasi ataupun pertemuan dengan banyak orang. Ini membatasi kemajuan karirnya serta membuatnya merasa terjebak dalam posisi yang tidak menantang.

Menurut pandangan psikologis Mindfulness meningkatkan pemahaman penuh terhadap momen dikala ini dengan penerimaan tanpa evaluasi. Melatih orang untuk tidak bereaksi secara otomatis terhadap pikiran dan perasaan yang muncul. Pemikiran ini didukung oleh pandangan Bukhori et al., (2023) bahwa mindfulness masalah fokus pada peristiwa saat ini. Mindfulness adalah memberikan perhatian pada setiap peristiwa yang terjadi di sini dan sekarang. Sebagai alternatif dari pertanyaan "bagaimana jika" dan "seandainya", fokus ditujukan pada "apa" yang sedang terjadi. Bersumber pada penafsiran diatas bisa disimpulkan kalua mindfulness merupakan sesuatu wujud pemahaman yang penuh perhatian terhadap momen saat ini, tanpa menghakimi ataupun menolak pengalaman . Latihan mindfulness sudah teruji efisien dalam mengurangi tekanan pikiran, kecemasan, serta tekanan mental pada bermacam kelompok populasi.

Berdasarkan hasil pemeriksaan psikologi yang telah dilakukan diperoleh bahwa individu secara intelektual cukup kuat, realistis, logis dan tidak sentimental. Ybs cenderung fokus pada bagaimana sesuatu dapat dikerjakan bukan dalam hal cara-cara atau estetika dan kesopanan, sehingga perhatian lebih pada objek dan alat dengan mengesampingkan pertimbangan emosi dan perasaan. Karena tidak bertoleransi dengan kesalahan. Pribadi santai, tenang, hening dan sabar. Ia mudah melakukan segala hal dan menyusun segala sesuatu. Tidak cepat menyerah atau terpengaruh dan frustasi jarang menimpa dirinya. Pribadi tenang, stabil, dewasa dalam menyikapi suatu kondisi. Ybs melakukan tindakan dan penanganan masalah dengan tenang, seimbang dan dapat beradaptasi dengan baik. Toleransi terhadap tekanan baik, dapat mengurangi tekanan dan tidak membiarkan emosi menguasai dirinya. Ketenangan emosi sangat tinggi memperlihatkan penghindaran terhadap perasaan negatif atau menggunakan pertahanan/ pengingkaran diri yang cukup kuat. Penuh kesadaran dan mengikuti aturan. Ia cenderung taat terhadap aturan dan sepakat terhadap tradisi dan prosedur yang ada. Pribadinya kaku atau sebagai orang yang kurang fleksibel, taat berkeyakinan terhadap nilai-nilai moral yang ketat. Terbuka dengan perubahan, mencoba, dan berpikir bebas. Ia cenderung terbuka secara pikiran dan inovatif, mencari hal-hal baru untuk meningkatkan sesuatu. Percobaan dinikmati dan pola pikir kritis atau menanyakan otoritas. Keinginan dirinya untuk berubah dapat menjadikannya sulit untuk bersikap rutin atau cepat jenuh dengan keadaan.

Intervensi.

Intervensi yang diberikan dalam kasus ini adalah konseling Mindfulness Based Therapy (MBT) sudah teruji efisien dalam mengurangi kecemasaan sosial serta meningkatkan keahlian koping yang lebih adaptif. Intervensi ini berfokus pada pengembangan pemahaman penuh terhadap momen saat ini serta penerimaan tanpa evaluasi terhadap pengalaman diri sendiri. Mindfulness adalah suatu kajian individu atas pengalaman baik situasi maupun kondisi yang terjadi serta adanya keterbukaan dan penerimaan mengenai pengalaman yang dialami (Bukhori et al., 2023).

Aplikasi mindfulness mengkatikan keahlian untuk focus dalam pengalaman dikala ini, termasuk perasaan, benak, serta sensasi tubuh, tanpa terjebak dalam penilaian ataupun pemikiran masa lalu ataupun masa depan. Mindfulness ialah suatu keahlian pribadi untuk meresapi seluruh perasaan yang terdapat pada dirinya tanpa mencemaskan bakal terjebak dalam pemikiran masa lalu ataupun masa yang akan datang. Mindfulness merupakan sebuah alternatif bagi individu untuk menjaga kesehatan pikiran serta mental dengan melalui pengelolaan perasaan yang baik (Bukhori et al., 2023).

Ada beberapa jenis intervensi yang secara secara efektif dapat mengurangi efek kecemasan termasuk intervensi mindfulness. Intervensi mindfulness merupakan bagian perawatan holistik karena dapat meningkatkan kesadaran dan situasi saat ini dan mengurangi gejala psikologis dan fisik serta memfokuskan pikiran dan perhatian pada keyakinan tanpa menimbulkan penolakan. Selain itu, intervensi mindfulness ini juga mendorong individu untuk mengidentifikasi gejala fisik yang sedang dirasakan dengan cara menyadari berbagai hal yang terjadi pada saat ini atau tidak hanya berfokus pada kondisi sakit saja, sehingga keluhan ataupun gejala fisik akan berkurang (Stocks, 2016).

Proses intervensi kecemasaan sosial dengan menggunakan Mindfulness based therapy (MBT) yang dilaksanakan terdiri dari enam tahap berikut :

  • Lakukan penilaian awal terhadap Tingkat kecemasan sosial dengan menggunakan alat ukur 16PF dan IST.
  • Mengajarkan prinsip-prinsip kewaspadaan, termasuk perhatian penuh pada saat ini, penerimaan tanpa menghakimi diri, dan kedamaian batin.
  • Melakukan visual imagery, yaitu individu harus memvisualisasikan pandangan positif, namun juga pikiran negatif, yang membantu individu mengembangkan pemikiran positif terhadap sesuatu. Dengan membayangkan sesuatu secara lebih positif, individu dapat mengurangi stress, kecemasan, dan emosi negatif lainnya.
  • Melatih individu dalam menghadapi situasi sosial yang menakutkan dengan tetap tenang menggunakan teknin grounding dan Teknik pernafasaan minfullness.
  • Mendorong individu untuk menerapkan praktik mindfulness dalam kehidupan sehari-hari seperti, memperhatikan pola makan, berjalan-jalan atau traveling liburan, atau bahkan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga.
  • Memberikan sesi tindak lanjut untuk memastikan kesinambungan Latihan mindfulness dan memberikan dukungan tambahan bila diperlukan.

Hasil dan Pembahasan.

Hasil.

Hasil intervensi menunjukan bahwa individu Tingkat kecemasan sosial berkurang secara signifikan yang diukur dengan penurunan skor 16PF dan IST. Peningkatan Tingkat mindfulness yang diukur dengan peningkatan skor pada 16PF dan IST yang lebih tinggi. Kemampuan individu dalam menangani situasi sosial dengan lebih tenang dan percaya diri lebih meningkat. Meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan dan mengurangi gejala gangguan mental yang berhubungan dengan kecemasaan sosial.

Pembahasaan.

Kecemasan sosia adalah bentuk fobia sosial yang lebih ringan, ketakutan yang terus menerus dan tidak rasional terhadap kehadiran orang lain. Orang tersebut mencoba menghindari situasi tertentu Dimana mungkin mereka dikritik, menunjukan tanda-tanda kecemasan atau berprilaku memalukan. Oleh karena itu orang yang menderita kecemasan sosial menghindari orang lain karena takut di kritik. Misalnya berbicara atau mengekspresikan diri didepan umum, makan didepan umum, menggunakan toilet umum atau mengikuti aktivitas public lainnya yang dapat menimbulkan kecemasaan. Kecemasan sosial adalah kecemasan yang dihasilkan dari kemungkinanatau adanya evaluasi interpersonal yang nyata atau membayangkan situasi sosial (Rizki et al., 2015).

Ketika individu memiliki kecemasan sosial, individu tersebut akan khawatir orang lain akan menilai dirinya secara negatif atau negatif karena apa yang dirinya katakana atau lakukan. Orang yang menderita akan kecemasaan sosial cenderung berpikir bahwa ketika berbicara dengan orang lain, orang lain akan menyadari kelemahaan atau kecanggungannya, sehingga dirinya mungkin takut ditinggalkan karena menunjukan prilaku yang tidak dapat diterima, diabaikan, dikritik dan ditolak. Orang yang takut dalam interaksi sosial, akan menarik diri dari pergaulan, berusaha sekecil mungkin berkomunikasi, dan akan berbicara apabila terdesak saja (Putri Vitaya, 2022).

Proses penerimaan segala sesuatu sebagaimana adanya dan mendekati situasi dengan pikiran terbuka mengurangi ketegangan dan kecemasan serta meningkatkan kepercayaan diri. Intervensi berbasis kesadaran telah menunjukan bukti dalam menangani berbagai dampak buruk termasuk depresi dan kecemasan. Praktik meditasi dalam Teknik MBT membantu meningkatkan kesadaran dan penerimaan diri, yang pada gilirannya meningkatkan kemampuan pasien untuk mengatasi rasa sakit dan meningkatkan kualitas hidup yang positif. Faktor lain yang meningkatkan Tingkat keberhasilan pengobatan adalah pesan otomatis berupa motivasi yang diberikan pada partisipan baik dalam bentuk pesan singkat ataupun interaksi secara virtual. Melalui kesadaran akan tubuh yang merupakan aspek pengalaman sehari-hari, memungkinkan setiap individu untuk sepenuhnya hadir dan menyadari apa pun yang ada di sini dan saat ini yang kemudian menghasilkan kemampuan yang lebih besar untuk mentoleransi keadaan emosional yang tidak nyaman (Stocks, 2016).

Kesimpulan.

Terapi berbasis kesadaran (MBT) telah terbukti efektif dalam mengurangi kecemasan sosial dan menghambat perkembangan gangguan psikologis individu seperti depresi dan gangguan kecemasan umum. Pendekatan terapeutik yang menggabungkan Teknik mindfulness dengan prinsip prilaku kognitif ini dapat meningkatkan kesadaraan diri, mengurangi reaktifitas emosional, dan meningkatkan kualitas hidup penderita kecemasaan sosial. Oleh karena itu, MBT memberikan solusi komprehensif dan berbasis bukti untuk mengatasi kecemasan sosial dalam praktik klinis.

DAFTAR PUSTAKA.

Bukhori, A., Yanti, A. R., & Rahmawati, A. (2023). Penerapan Mindfulness Training sebagai Upaya dalam Mengurangi Psychological Distress pada Generasi Z. Proceedings of Annual Guidance and Counseling Academic Forum, 1--9. https://proceeding.unnes.ac.id/index.php/agcaf/article/view/2373

Psikologi, F., Gunadarma, U., & Kunci, K. (2024). Peran Tipe Kepribadian Neuroticism Terhadap Kecemasan Sosial Pada Wanita Dewasa Awal Maria Chrisnatalia , Wahyuni Ashariyati. 4(1), 1--13.

Putri Vitaya, N. (2022). Hubungan Self-Concept dengan Kecemasan Sosial Pada Karyawan Angkasa Pura II yang Mengalami Pemotongan Gaji Selama Pandemi Covid-19 di Banda Aceh. Journal of Healtcare Technology and Medicine, 8(1), 155--166.

Rayssa Giovan Azaria, & Nandy Agustin Syakarofath. (2024). Peran adverse childhood experience terhadap kecemasan sosial pada remaja. Cognicia, 12(1), 39--45. https://doi.org/10.22219/cognicia.v12i1.30469

Rizki, K., Sukarti, & Uyun, Q. (2015). Pelatihan Asertivitas terhadap Penurunan Kecemasan Sosial pada Siswa Korban Bullying. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 03(02), 200--214.

Stocks, N. (2016). No Title No Title No Title. 6, 1--23.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun