Mohon tunggu...
Umi Hani Ekawati
Umi Hani Ekawati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya mempunyai hobi membaca, terutama membaca novel. menurut saya dengan membaca novel banyak pengalaman hidup yang saya dapat.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penggunaan Metode Halte Bus melalui ATM (Area Teks Membaca)

2 Desember 2024   09:15 Diperbarui: 2 Desember 2024   10:09 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

              Literasi merupakan keterampilan utama yang harus dikuasai oleh murid, terutama membaca. Dengan membaca diharapkan murid dapat meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan sehingga dapat menambah kosa kata yang dimiliki. Membaca merupakan suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis (Haerunnisa, 2015:1). Semakin banyak membaca, semakin banyak pula informasi yang kita dapatkan. Oleh karena itu, membaca sangatlah penting dilakukan oleh seorang murid dan itu merupakan suatu keharusan bagi mereka.

              Kegiatan membaca akan bermakna jika murid mempunyai minat untuk membaca. Perkembangan minat baca dan kemampuan membaca murid masih sangat rendah. Hal ini disebabkan metode yang diberikan pada umumnya kurang menarik bahkan tidak menyenangkan. Sebagain besar metode yang digunakan hanya berorientasi pada hasil bukan pada proses. Rendahnya minat baca murid menjadikan kebiasaan membaca murid rendah, sehingga mereka belum lancar membaca dan belum dapat memahami isi bacaan. Minat Baca adalah keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi (gairah) untuk membaca (Siregar, 2014 dalam Nyoman, 2017:11). Agar membaca menjadi kegiatan yang menyenangkan dan menjadi kegemaran. Seorang guru harus mampu berinovasi  sehingga kegiatan pembelajaran tidak membosankan.

Berdasarkan fakta masih banyak murid-murid yang belum lancar membaca dan memahami isi bacaan. Seperti halnya di SMP Negeri 3 Losari ada beberapa murid yang  belum lancar membaca dan memahami isi bacaan sehingga kemampuan literasi mereka sangat rendah. Apalagi setelah pandemi sangat terasa sekali dampaknya bagi murid. Di samping itu murid-murid juga belum dapat memanfaatkan fasilitas dari perpustakaan.  Hal inilah yang mendorong penulis untuk membuat program Area teks di dalam kelas.

Area teks membaca  merupakan tempat membaca yang ada di dalam kelas, dibuat oleh murid sendiri dengan mengembangkan ide dan daya imajinasinya secara bebas berkaitan dengan mata pelajaran. Dengan adanya literasi yang diterapkan di sekolah berupa area teks membaca diharapkan dapat meningkatkan minat baca murid sehingga kemampuan mereka dalam memahami informasi juga meningkat, murid akan lebih fokus, menambah perbendaharaan kosa kata, mendapatkan wawasan dan pengetahuan dari karya yang dibaca, serta mengembangkan sikap mandiri serta percaya pada diri murid.

Tujuan

Program literasi yang diterapkan di sekolah berupa area teks membaca bertujuan untuk: 1) Murid dapat berinovasi dalam membuat karya yang akan dijadikan area teks membaca. 2) Meningkatkan minat baca murid agar mempunyai kemampuan memahami isi bacaan. 3) Menumbuhkan sikap mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. 4) Menciptakan budaya literasi di sekolah.

Hasil yang Diharapkan

Indikator ketercapaian yang diharapkan dari program area teks membaca yaitu 98% murid bisa membaca dengan lancar dan dapat memahami isi atau informasi dari teks. Selain itu murid juga mempunyai wawasan dan pengetahuan baru dari berbagai materi mata pelajaran di area teks membaca yang nantinya dapat mempersiapkan mereka menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB II

ISI

Situasi

Kondisi yang melatarbelakangi pembuatan praktik baik ini yaitu rendahnya minat baca murid yang dilatarbelakangi oleh beberapa hal berikut.

  • Pengalaman Penulis dimana ada sebagian murid yang malas membaca dan belum bisa memahami isi bacaan.
  • Pengetahuan murid yang rendah dalam menguasai kosakata.
  • Penulis belum menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan  kebutuhan belajar murid.
  • Penulis kurang kreatif dan inovatif dalam menggunakan media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar murid.

Praktik baik ini penting untuk dibagikan karena model dan media yang digunakan telah terbukti efektif dalam meningkatkan minat baca murid. Dalam praktik ini, penulis menggunakan model halte bus melalui pembuatan area teks membaca karena pertimbangan sebagai berikut.

  • Model halte bus dapat mengarahkan dan menuntun murid untuk (1) menyampaikan materi yang diajar lebih terarah dalam kelompok sehingga murid dapat menghubungkan teori yang dipelajari dengan situasi nyata. (2) memahami hubungan antara teori dengan praktik sehari-hari sehingga akan lebih mengena dalam pembelajaran. (3) mendorong partisipasi aktif dalam diskusi sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan keterlibatan murid (4) membangun keberanian dalam diri murid untuk bertanya dan menanggapi suatu permasalahan.
  • Area teks membaca lebih efektif untuk meningkatkan minat baca murid di kelas karena (1) pada saat membuat area teks membaca murid diberi kebebasan untuk menuliskan atau menggambar sesuatu yang mereka sukai sehingga dapat mengembangkan daya imajinasi mereka (2) karya yang dibuat berhubungan dengan materi yang sudah diajarkan sehingga murid akan lebih paham. (3) karya yang dihasilkan dipasang di dalam kelas sehingga menimbulkan kebanggaan pada diri murid (4) membiasakan budaya positif yang berkaitan dengan literasi.
  • Dengan demikian, tujuan dari praktik baik dalam pembuatan area teks membaca dengan menggunakan model halte bus dapat meningkatkan kreatifitas murid dalam membuat tulisan atau gambar yang akan ditempelkan di kelas. Murid akan lebih senang membaca karyanya sendiri atau karya temannya dari pada membaca buku, murid juga akan merasa bangga karena hasil karyanya dapat dibaca oleh orang lain.
  • Berkaitan dengan praktik ini, penulis sebagai guru memiliki peran dan tanggung jawab besar bagi murid untuk meningkatkan minat baca mereka. Pertama, berperan dan berkewajiban untuk menyusun perangkat pembelajaran. Kedua, berperan dan berkewajiban untuk melakukan proses pembelajaran yang inovatif,  kreatif, aman, dan menyenangkan dengan menggunakan model halte bus dalam pembuatan area teks membaca agar (1) murid dapat berpikir kritis, kreatif, dan dapat mengembangkan imajinasinya dalam membuat tulisan atau gambar yang akan di tempelkan; (2) pembelajaran akan lebih berkesan karena setiap kelompok dapat menilai dan menanggapi hasil kerja dari kelompok lain dengan cara mendatangi kelompok yang berbeda seperti halte bus; (3) dalam area teks membaca diberi kolom khusus sebagai tempat curhat murid berkaitan dengan pelajaran yang belum dipahami; (4) tujuan pembelajaran dapat terwujud.
  • Selain peran dan tanggung jawab di atas penulis juga harus menjadi fasilitator dan motivator. Sebagai fasilitator yaitu menyediakan dan memberikan kemudahan bagi murid dalam belajar serta menciptakan lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sebagai motivator penulis  memberikan stimulus positif kepada murid agar lebih antusias dalam kegiatan pembelajaran. Penulis bertanggung jawab terhadap keberhasilan murid dalam proses kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

Tantangan

Tantangan yang dihadapi oleh penulis pada saat melakukan praktik baik berupa.

  • Penulis belum terbiasa menggunakan model pembelajaran halte bus untuk membuat area teks membaca. Maka penulis akan membiasakan diri menggunakan model ini dalam diskusi kelompok.
  • Penulis belum terbiasa membuat area teks membaca untuk meningkatkan minat baca murid. Selama ini penulis hanya menyuruh murid untuk membaca buku paket yang ada di perpustakaan. Setiap satu bulan sekali penulis akan memperbarui karya yang terdapat dalam area teks membaca.
  • Pengalaman murid masih rendah dalam menulis dan menggambar sesuatu yang berupa pidato, poster, puisi, cerpen, pantun, kata mutiara, serta karikatur yang berhubungan dengan materi pelajaran. Penulis akan memberikan contoh berkaitan dengan karya yang akan dibuat.

Karakteristik murid yang letak geografisnya di pesisir  menuntut penulis  agar kreatif dan inovatif serta mampu mengelola kelas agar aman, nyaman, dan kondusif.  Penulis memiliki strategi pembelajaran  yang tepat agar proses kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan tercapai tujuan pembelajaran.

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia yang terlibat dalam pratik baik pembuatan area teks membaca yaitu.

Kepala sekolah

Kepala sekolah memiliki peranan penting dalam pembelajaran yang penulis lakukan. Adapun peran kepala sekolah yaitu sebagai pemberi wewenang dalam setiap pengambilan keputusan. Selain itu, kepala sekolah juga memiliki hak mutlak pemberian izin mengenai  terlaksananya proses pembelajaran yang ada di sekolah.

Rekan sejawat

Peran rekan sejawat terutama guru mata pelajaran sangat penting dalam setiap pembelajaran karena guru mata pelajaran ikut andil dan memberikan refleksi dalam pembelajaran pembuatan area teks membaca dengan menggunakan model halte bus. Di samping itu, rekan sejawat juga memberikan saran terhadap kendala yang penulis alami selama pembelajaran baik teknis dan non teknis.

Guru

Guru sebagai fasilitator memiliki peran sentral dalam menyajikan pembelajaran yang aman, menarik, dan menyenangkan agar murid terkesan saat pembelajaran. Dalam hal ini, penulis melakukan pembelajaran membuat area teks membaca dengan menggunakan model halte bus untuk meningkatkan minat baca murid.

Murid

Murid sebagai subjek pembelajaran mengalami dan merasakan langsung pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Murid menggambar dan menulis sesuatu yang berkaitan dengan materi berupa pidato, poster, puisi, pantun, cerpen, kata mutiara, berita, iklan serta karikatur yang akan ditempel pada area teks membaca dengan menggunakan model halte bus melalui diskusi kelompok, berkolaborasi dengan kelompok, dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.

         

Aksi

Untuk menghadapi tantangan yang ada, maka penulis melakukan langkah-langkah berikut.

Penggunaan model pembelajaran yang inovatif.

Dalam hal ini penulis dapat mengembangkan model pembelajaran halte bus dalam pembuatan area teks membaca. Penyampaian materi menggunakan media power point dan print out. Dengan memberikan materi-materi yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid diharapkan tercapainya pembelajaran yang telah dirancang.

Penggunaan media pembelajaran yang inovatif.

Pemilihan dan penggunaan  media yang tepat sesuai kebutuhan belajar murid sangatlah penting. Maka, penulis memilih menggunakan media area teks membaca sebagai solusi alternatif untuk mengatasi akar permasalahan mengenai rendahnya minat baca murid. Penggunaan media area teks membaca diharapkan dapat meningkatkan minat baca murid karena dibuat oleh murid dan dinikmati oleh murid sendiri.

Proses pembelajaran membuat area teks membaca dengan menggunakan model halte bus, penulis melakukan pembelajaran membuat area teks membaca dengan sintaks sebagai berikut.

Kegiatan Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan yaitu

  • Penulis menyampaikan salam pembuka.
  • penulis mengecek kehadiran murid.
  • penulis menyuruh ketua kelas untuk mempimpin doa.
  • penulis menggali pemahaman murid tentang materi sebelumnya dan menanyakan perasaan mereka menggunakan roda emosi.
  • penulis memberikan pertanyaan pemantik kepada murid.
  • Penulis memberikan ice breaking untuk mengondisikan murid siap belajar.
  • Penulis menjelaskan tujuan pembelajaran, KD dan IPK.

Kegiatan Inti

Pada kegiatan ini penulis dan murid melakukan beberapa kegiatan berikut.

  • Penulis  memberi motivasi untuk memusatkan perhatian siswa pada topik “pembuatan area teks membaca” dengan menayangkan materi-materi yang telah dipelajari sebelumnya menggunakan power point.
  • Penulis membentuk kelompok sesuai dengan kebutuhan belajar murid.
  • Penulis menyajikan contoh pidato, puisi, cerpen, pantun, poster, berita, iklan, karikatur, serta kata-kata mutiara  dan mengajak murid terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap contoh yang ditunjukkan melalui lembar print out. 
  • Penulis membagi LKPD berkaitan gambar atau tulisan yang akan dibuat murid.
  • Penulis bertanya kepada murid mengenai alasan pemilihan gambar atau tulisan yang telah dibuat.
  • Penulis membimbing murid untuk membuat gambar atau tulisan berupa pidato, puisi, cerpen, pantun, poster, berita, iklan, karikatur, serta kata-kata mutiara sesuai dengan kemampuan murid.
  • Penulis menanyakan kepada murid mengenai kesulitan tentang tugas yang diberikan.
  • Penulis memberikan penjelasan mengenai gambar dan tulisan yang telah dibuat untuk dipasang di area teks membaca yang letaknya ditentukan oleh murid sendiri.
  • Penulis meminta pada setiap kelompok untuk menilai dan menanggapi karya kelompok lain dengan cara mendatangi kelompok lain secara bergantian seperti bus yang mendatangi halte untuk mengangkut penumpang.
  • Penulis meminta kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil analisis kelompok lain yang telah dilakukan.
  • Penulis meminta setiap kelompok untuk memasang hasil karyanya di area teks membaca yang telah ditentukan.

 Kegiatan Penutup

Pada kegiatan ini penulis melakukan langkah-langkah berikut.

  • Penulis memfasilitasi murid untuk membuat  simpulan tentang   pembelajaran yang telah dilakukan.
  • Penulis bersama murid melakukan refleksi terhadap pembelajaran dan memberi apresiasi kepada seluruh murid yang telah mengikuti pembelajaran pada hari ini.
  • Penulis menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
  • Penulis menutup pembelajaran dengan berdoa bersama dan salam.

Strategi yang digunakan dalam praktek baik ini murid memasang semua hasil karya di area teks membaca yang telah ditentukan sebelumnya. Pada pertemuan berikutnya murid akan disuruh untuk membaca hasil karya dari teman-temannya selama 10 menit. Kemudian menuliskan apa yang telah dibaca serta dipresentasikan di depan kelas. Dengan adanya area teks membaca murid menjadi antusias untuk membaca karena mereka membaca hasil karya sendiri dan karya temannya. Secara tidak langsung minat baca murid meningkat, karena mereka sudah dapat memahami isi bacaaan.

Yang terlibat dalam pratik baik ini adalah murid kelas IX H SMP Negeri 3 Losari. Sumber daya dan materi yang digunakan penulis dalam pembelajaran ini berupa.

Sumber daya penunjang

Sumber daya yang digunakan dalam pembelajaran ini  meliputi (1) kertas origami (2) kardus (3) kertas asturo (4) gunting (5) lem (6) spidol (7) penggaris.

Materi Pembelajaran

Pada praktik baik ini Penulis menggunakan beberapa materi pembelajaran.

  • Materi Faktual berupa contoh print out  pidato, pantun, puisi, cerpen, iklan, poster, berita, kata-kata mutiara dan karikatur.
  • Materi konseptual
  • Berisi mengenai  langkah-langkah pembuatan area teks membaca yang akan ditempel di kelas.
  • Materi prosedural berisi tentang langkah-langkah dalam diskusi kelompok menggunakan model halte bus.

Respon yang di dapat dari penerapan strategi ini sangat positif, dimana banyak rekan kerja yang ikut menerapkan strategi ini dalam mata pelajarannya. Selain itu hasil karya murid yang di pajang di area teks membaca dapat dijadikan sebagai budaya  positif berupa literasi yang dapat dibaca 10 menit sebelum pembelajaran dimulai.

Refleksi

Dari praktik baik yang sudah dilakukan, murid berhasil menunjukkan daya imajinasinya dalam membuat karya untuk area teks membaca, serta meningkatnya minat baca murid. ini terbukti dengan antusias mereka pada saat membaca di area teks membaca. Selain itu murid juga dapat memahami isi bacaan yang telah dibaca, ini dibuktikan pada saat penulis menugaskan untuk menuliskan kembali isi dari bacaan sudah menunjukkan perubahan yang signifikan. Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang telah dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran halte bus dalam pembuatan area teks membaca yaitu:

  • Area teks membaca yang dibuat dengan menggunakan model halte bus dapat meningkatkan minat baca murid.
  • Model halte bus dalam pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang lebih aktif, berkesan dan menyenangkan.

Berikut penjelasan rekapitulasi perubahan sikap yang dialami murid berdasarkan isian hasil lembar observasi Penulis dan jurnal peserta didik yang diberikan kepada 32 peserta didik di kelas tersebut.  Adapun hasilnya adalah sebagai berikut.

  • Sebanyak 93% murid mengatakan berkesan dengan pembelajaran yang dilakukan penulis.
  • Sebanyak 93% murid menjawab pembelajarannya menyenangkan karena dapat berkolaborasi dan bekerjasama secara berkelompok.
  • Sebanyak 94% murid merasa tidak memiliki kesulitan dalam membuat gambar atau tulisan karena mereka dibebaskan untuk berkreasi sendiri sesuai dengan bakat dan minat masing-masing.
  • Sebanyak 90% murid aktif mengikuti diskusi, berkolaborasi dalam menilai dan menanggapi hasil dari kelompok lain, sehingga setiap kelompok mempunyai referensi terhadap karya yang akan dibuat ke depannya.

Faktor keberhasilan yang mempengaruhi dalam penerapan strategi ini yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif serta dengan pengunaan media yang menarik sehingga dapat membuat kegiatan pembelajaran lebih aktif, berkesan dan menyenangkan. Diantaranya penggunaan model pembelajaran halte bus dalam pembuatan area teks membaca yang dapat meningkatkan minat baca murid. 

Pembelajaran yang dapat kita ambil dari keseluruhan proses ini adalah dengan penggunaan model pembelajaran halte bus dalam pembuatan area teks membaca dapat meningkatkan minat baca murid. Dengan kata lain ketika kita menggunakan media yang menarik, maka akan membuat murid lebih senang dan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan pembelajaran menjadi lebih berkesan.

BAB III

PENUTUP

Simpulan

Dengan adanya literasi dengan pembuatan area teks membaca diharapkan menjadikan pembelajaran bagi murid agar lebih mandiri, kreatif, berpikir kritis dan bertanggung jawab   dari apa yang sudah dilakukan. Ke depannya strategi  ini dapat diterapkan pada semua mata pelajaran sehingga minat baca murid dapat meningkat.

Faktor keberhasilan dari strategi ini tidak terlepas dari dukungan semua pihak terutama guru dan murid yang telah bekerjasama dalam pembuatan area teks membaca. Selain itu juga adanya modal lingkungan berupa taman sekolah yang mendukung dalam pelaksanaan pembuatan area teks membaca. Dengan pembuatan area teks membaca akan meningkatkan minat baca murid. Mari budayakan membaca, dengan membaca apa saja, kapan dan dimana saja

Rekomendasi dan Tindak Lanjut

Setelah strategi ini digunakan dalam pembuatan area teks membaca, maka perlu adanya refleksi yang nantinya bisa dijadikan tolak ukur atau acuan keberhasilan dalam memperbaiki proses pembelajaran di masa yang akan datang. Dimana penulis akan melakukan perbaikan dan konsisten dalam pembuatan area teks membaca bersama guru mapel yang lain, agar karya yang dihasilkan beraneka ragam dan menarik murid untuk meningkatkan literasinya dengan cara membaca area teks selama 10 menit sebelum pembelajaran. Kegiatan ini akan berkelanjutan dengan menerapkan monitoring dan evaluasi yang beriringan karena sumber belajar yang berupa literasi sangat mendukung proses dan hasil pembelajaran yang nantinya akan dijadikan sebagai budaya positif di sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun