Guru sering kali menghadapi beban administratif yang besar, seperti penilaian tugas dan ujian. AI menawarkan solusi melalui otomatisasi proses ini, sehingga guru memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada pengajaran dan interaksi langsung dengan siswa.
Platform seperti Gradescope telah digunakan untuk memeriksa tugas dan memberikan umpan balik otomatis kepada siswa. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga memastikan penilaian lebih konsisten dan objektif.
3. Aksesibilitas Pendidikan yang Lebih Luas
AI juga membuka peluang pendidikan bagi siswa di daerah terpencil. Dengan platform berbasis AI, siswa di wilayah yang sulit dijangkau dapat mengakses materi berkualitas tinggi tanpa batasan geografis.
Sebagai contoh, program berbasis AI yang dikembangkan oleh UNICEF memungkinkan anak-anak di wilayah konflik mempelajari keterampilan dasar tanpa memerlukan koneksi internet stabil. Teknologi ini menjadi jembatan untuk mengurangi kesenjangan pendidikan global.
Tantangan Implementasi AI dalam Pendidikan
1. Privasi dan Keamanan Data
Sistem berbasis AI membutuhkan data pribadi siswa untuk bekerja secara efektif. Data ini mencakup kebiasaan belajar, performa akademik, hingga preferensi individu. Namun, pengumpulan data ini menimbulkan risiko privasi jika tidak dikelola dengan baik.
Kasus pelanggaran data seperti Cambridge Analytica menjadi pengingat bahwa data pribadi dapat disalahgunakan untuk tujuan yang tidak etis. Oleh karena itu, regulasi yang ketat diperlukan untuk memastikan data siswa aman dan hanya digunakan untuk kepentingan pendidikan.
2. Pengurangan Interaksi Manusiawi
Meskipun AI dapat meningkatkan efisiensi pembelajaran, teknologi ini tidak dapat menggantikan peran guru sebagai mentor yang membimbing siswa secara emosional dan sosial. Guru memainkan peran penting dalam menanamkan nilai-nilai moral, membangun karakter, dan memberikan motivasi.