bunga abadi lepas dari genggamanÂ
nampak berserak di kaki jurangÂ
sesaat pendakian pulangÂ
rasaku terhempas di dasar bumiÂ
***
Pagi nan cerah, sang surya bersinar penuh kehangatan, tetes embun di celah dedaunan menyegarkan suasana hari.Â
Namun, mengapa mendung mengglayut di wajah, Maya? Â
Dalam tidurnya, yang dirasa hanya sekejap, kegellisan hatinya, membuatnya ingin segera bertemu Brian. Secepatnya ia mempersiapkan diri dan menunggu dijemput.Â
Bersamaan dengan itu, Brian dalam perjalanan bersama sang ibu. tak ingin menunda lagi, untuk memperkenalkan May sebagai calon menantu.Â
Dengan kehalusan tutur katanya. Brian tlah berhasil meluluhkan hati sang ibu, menyampaikan alasan menolak pilihan bunda semata demi menjaga nama baik keluarga besar Haryokusumah. Apa jadinya, bila nantinya ketetpaksaan kan berakhir tak seperti harapan.Â
Dan ketika May sudah dihadapannya. Sesaat Nyonya Haryokusumah terpana. Terkesan oleh pembawaan May yang bersahaja, sekilas nampak sederhana, namun memancarkan aura nan mempesona.Â