Wah sungguh sayang sekali bila anak ini dicueki saja pikir saya waktu itu, karena tentu hal itu akan membuat dia kecewa dan secara tidak langsung akan membunuh mimpi-mimpinya.Â
Itu tadi pengalaman saya bersama si anak yang bisa si bilang sudah bukan balita lagi ya karena usianya sudah lebih dari 5 tahun.
Pengalaman lain juga baru-baru ini saya dapatkan, bukan dengan interaksi langsung di lapangan dengan sang anak seperti yang sebelumnya melainkan dari cerita salah satu anggota keluarga saat kami bersilaturahmi.Â
Bahwasanya ada anak kerabat yang harus masuk rumah sakit dan menjalani operasi dikarenakan si anak mengalami luka dalam yang cukup serius di perutnya, hal ini terjadi saat si anak bermain dan "sedikit" berkelahi dengan kakaknya.
Kebetulan mereka berdua anak laki-laki yang masih balita dan beda umurnya terpaut satu sampai dua tahun saja.
Bisa dibayangkan bukan bagaimana kalau anak laki-laki seumuran bermain, yang bisanya tidak jarang berakhir dengan sedikit fighting.Â
Kembali ke cerita si anak yang masuk rumah sakit tadi, saat ditanya lebih lanjut kronologi ceritanya, ternyata si anak sempat menyampaikan keluhan ke orang tuanya kalau perutnya sakit, namun sang orang tua beranggapan hanya sakit biasa saja jadi tidak ada pemeriksaan lebih lanjut hingga akhirnya sang anak demam tinggi dan barulah saat dibawa ke rumah sakit ternyata ada luka yang cukup serius sehingga harus dilakukan tindakan secepatnya.
Tanggapilah serius apa yang disampaikan anak
Berkaca dari dua cerita di atas, ternyata begitu besar dampak kita sebagai orang dewasa yang menganggap remeh komunikasi yang coba di sampaikan anak kepada kita.Â
Terkadang kita melihat anak tidak lebih dari sekedar anak-anak saja, tanpa kita sadari bahwa mereka juga mempunyai aspirasi dan rasa ingin didengar dan diperhatikan secara serius oleh kita orang dewasa bukan hanya sekedar didengar ala kadarnya saja.Â
Usia berapa pun sang anak, saat mereka berkomunikasi dengan kita, mereka berusaha mengutarakan maksud hatinya.