Btw kalau gurunya udah galak duluan, gimana mau mulai mencintai? Padahal konsep cinta itu tumbuh dari kasih sayang bukan kemarahan?
Semasa saya menjadi siswa atau mahasiswa, saya lebih menyukai guru yang tidak galak tapi bisa sama-sama menghargai dan menghormati.
Seperti menghargai dan menghormati usahanya ketimbang nilainya. Kenapa? karena sejauh ini sesuatu yang berkaitan dengan nilai masih bisa dimanipulasi.
Namun kalau usaha, sejauh apapun angka mau memanipulasinya, tidak akan bisa karena usaha terlahir dari kerja kerasnya.
Karena ukuran dari usaha bukan menggunakan tolak ukur penilaian, akan tetapi menggunakan sebuah ketulusan.
Kalau dipikir-pikir manusia itu cerdas semua. Memang betul, tapi ada satu hal yang tidak boleh kita lupakan.
Apa tuh? yaitu tingkat pemahaman setiap orang beda-beda. Tentu saja hal ini terjadi bukan karena dia males belajar tapi bisa jadi karena faktor pendidikannya, ekonominya, orang tuannya.
1. Faktor pendidikan: mungkin murid itu jauh tertinggal dibelakang karena latarbelakang sekolahnya. Contohnya: sekolah digunung, tentu kualitasnya beda dengan siswa di Kota.
2. Faktor ekonomi: mungkin orang tuanya tidak memberikan les untuknya berbeda dengan orang kaya, yang memberikan fasilitas untuk anak-anaknya.
3. Faktor keluarga: mungkin ada anak yang belajar mandiri tanpa didampingi orang tua, bahkan tidak diberikan motivasi pasti beda dengan anak yang di dampingi belajar dengan anak yang belajar mandiri, ditambah tidak diberi motivasi.
Jadi sebelum menjudge kita bisa melihat terlebih dulu faktor tersebut, dan juga lihat dulu anaknya bagaimana?