Mohon tunggu...
Umar Hadi Mukti
Umar Hadi Mukti Mohon Tunggu... Programmer - Mahasiswa

41521010040 - Teknik Informatika - Universitas Mercubuana - Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Komunikasi dengan Pendekatan Semiotika

2 April 2023   06:38 Diperbarui: 2 April 2023   14:26 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://unsplash.com/photos/71CjSSB83Wo

Semiotika merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang tanda dan makna yang terkandung di dalamnya. Tanda dapat diartikan sebagai suatu bentuk yang merepresentasikan sesuatu yang lain, baik itu bentuk bahasa, gambar, gestur, atau objek lainnya. Sedangkan makna adalah interpretasi atau pengertian yang kita berikan terhadap tanda tersebut.

Dalam konteks linguistik, semiotika sering dikaitkan dengan studi bahasa dan simbolisme dalam bahasa. Namun, semiotika juga digunakan dalam konteks lain seperti seni, budaya, dan media. Semiotika mempelajari bagaimana tanda-tanda tersebut digunakan untuk mengomunikasikan ide, nilai, dan makna dalam masyarakat.

Semiotika mengasumsikan bahwa tidak ada hubungan langsung antara tanda dan makna yang terkandung di dalamnya. Artinya, tidak ada tanda yang secara inheren memiliki makna tertentu. Sebaliknya, makna terkandung dalam sebuah tanda ditentukan oleh konvensi sosial dan budaya yang berkaitan dengan tanda tersebut. Semiotika mempelajari tentang bagaimana tanda-tanda tersebut digunakan dalam konteks sosial dan budaya, serta bagaimana tanda-tanda tersebut bermakna dalam konteks yang berbeda-beda. 

Sebagai contoh, tanda "merah" dalam budaya Barat sering diartikan sebagai simbol untuk "bahaya" atau "hentikan", sementara dalam budaya Timur tanda "merah" sering diartikan sebagai simbol untuk "keberuntungan" atau "kegembiraan". Semiotika juga membahas tentang bagaimana tanda-tanda tersebut dapat diubah atau dimodifikasi untuk menciptakan makna yang baru. Sebagai contoh, tanda "apple" dalam bahasa Inggris pada awalnya hanya berarti "buah apel", namun kemudian diubah menjadi merek dagang bagi perusahaan teknologi terkenal seperti Apple Inc.

Semiotika bukan hanya penting dalam studi bahasa, namun juga dalam studi seni, media, dan budaya. Dalam seni, semiotika membahas tentang bagaimana karya seni dapat digunakan sebagai tanda untuk merepresentasikan ide atau makna tertentu. Dalam media, semiotika membahas tentang bagaimana pesan-pesan yang disampaikan melalui media dapat diartikan dan dimaknai oleh public

Budaya semiotika membahas tentang bagaimana tanda-tanda dalam budaya dapat digunakan untuk merepresentasikan nilai dan norma tertentu. Sebagai contoh, tanda "bendera" dalam budaya nasionalisme dapat digunakan untuk merepresentasikan kesetiaan dan cinta terhadap negara.

Ada beberapa jenis pendekatan semiotika, di antaranya adalah:

  • Semiotika Saussurean atau Semiotika Struktural: Pendekatan ini mengasumsikan bahwa tanda terdiri dari dua unsur, yaitu "signifier" (bentuk fisik tanda) dan "signified" (makna atau konsep yang direpresentasikan oleh tanda). Konsep ini membentuk suatu struktur yang saling terkait dan bergantung pada satu sama lain.
  • Semiotika Peircean atau Semiotika Pragmatik: Pendekatan ini mengasumsikan bahwa tanda adalah tindakan sosial dan budaya, dan makna yang terkandung dalam tanda bergantung pada konteks dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
  • Semiotika Sosial: Pendekatan ini mengasumsikan bahwa tanda dan maknanya terbentuk oleh konteks sosial dan budaya dalam masyarakat.
  • Semiotika Kognitif: Pendekatan ini berfokus pada bagaimana otak manusia memproses tanda dan bagaimana interpretasi makna terbentuk.

Semua pendekatan semiotika ini memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk memahami bagaimana tanda-tanda digunakan dalam komunikasi dan bagaimana makna diperoleh dari tanda-tanda tersebut.

Kesimpulan mengenai apa itu semiotika, merupakan cabang ilmu yang sangat penting dalam memahami bagaimana tanda-tanda digunakan untuk merepresentasikan ide, nilai, dan makna dalam masyarakat. Dalam konteks sosial dan budaya yang beragam, semiotika membantu kita untuk memahami bagaimana tanda-tanda tersebut bermakna dalam konteks yang berbeda-beda.

Sumber : https://unsplash.com/photos/Oalh2MojUuk
Sumber : https://unsplash.com/photos/Oalh2MojUuk

Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan informasi, gagasan, atau pesan yang dilakukan secara verbal atau nonverbal antara dua atau lebih individu atau kelompok, yang melibatkan berbagai elemen seperti bahasa, persepsi, konteks sosial, psikologi, dan budaya. Komunikasi juga dapat mencakup banyak aspek seperti pendengaran, penglihatan, gerakan tubuh, emosi, dan perasaan, yang bertujuan untuk memahami dan merespons pesan secara efektif dan efisien.

Komunikasi juga dapat mencakup berbagai jenis dan bentuk, termasuk komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi publik, dan komunikasi media. Komunikasi interpersonal melibatkan pertukaran pesan antara dua orang atau lebih, sedangkan komunikasi kelompok melibatkan pertukaran pesan antara beberapa individu dalam kelompok yang sama. Komunikasi publik melibatkan pertukaran pesan dengan audiens yang lebih luas, seperti dalam presentasi atau pidato, dan komunikasi media melibatkan pengiriman pesan melalui media seperti televisi, radio, atau internet.

Dalam konteks bisnis, komunikasi juga melibatkan aspek lain seperti negosiasi, persuasi, dan manajemen konflik. Komunikasi yang efektif dalam bisnis dapat membantu membangun hubungan yang baik dengan pelanggan, karyawan, dan mitra bisnis, serta meningkatkan kinerja dan produktivitas organisasi.

Secara keseluruhan, komunikasi adalah proses penting yang diperlukan untuk memfasilitasi pertukaran informasi dan pemahaman antara individu atau kelompok. Komunikasi yang efektif dan efisien dapat membantu membangun hubungan yang baik, meningkatkan kinerja, serta mencapai tujuan yang diinginkan.

Teori Komunikasi menurut para Ahli :

  • Menurut John Fiske, seorang teoretikus komunikasi dan budaya populer, komunikasi adalah suatu proses sosial yang melibatkan produksi, distribusi, dan konsumsi makna melalui tindakan komunikatif manusia. Fiske berpendapat bahwa komunikasi tidak hanya terbatas pada pertukaran informasi atau pesan, tetapi juga melibatkan konstruksi dan reproduksi makna melalui interaksi sosial. Fiske juga menekankan pentingnya konteks dalam komunikasi, yaitu kondisi sosial, budaya, politik, dan ekonomi yang mempengaruhi cara manusia memahami dan memproduksi makna. Konteks sosial tersebut juga mempengaruhi pilihan media atau saluran yang digunakan dalam komunikasi. Dalam pandangan Fiske, komunikasi juga melibatkan tiga aktor utama yaitu produsen, konsumen, dan produk. Produsen menciptakan pesan atau produk yang akan dikonsumsi oleh konsumen, sedangkan konsumen memaknai dan menginterpretasi pesan atau produk tersebut. Produk dalam konteks komunikasi dapat berupa media massa, budaya populer, atau bahkan ideologi dan nilai yang diproduksi oleh masyarakat. Secara keseluruhan, pandangan Fiske tentang komunikasi menggambarkan bahwa komunikasi adalah proses sosial yang kompleks yang melibatkan produksi, distribusi, dan konsumsi makna melalui tindakan komunikatif manusia dalam konteks sosial, budaya, dan politik tertentu.
  • Menurut Everett Rogers, seorang ahli komunikasi dan sosial, mendefinisikan komunikasi sebagai proses pertukaran informasi antara individu atau kelompok yang melibatkan pemahaman dan perubahan sikap atau perilaku. Rogers berpendapat bahwa tujuan utama dari komunikasi adalah untuk menciptakan pengertian yang lebih baik dan mempengaruhi perubahan sikap atau perilaku. Rogers juga mengidentifikasi beberapa elemen kunci dalam proses komunikasi, seperti sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima (receiver), umpan balik (feedback), serta konteks (context). Sumber adalah orang atau kelompok yang mengirimkan pesan atau informasi, sedangkan pesan adalah informasi yang ingin disampaikan. Saluran merujuk pada media atau metode yang digunakan untuk menyampaikan pesan, dan penerima adalah orang atau kelompok yang menerima pesan. Umpan balik adalah respons atau tanggapan dari penerima yang dikirim kembali ke sumber, dan konteks mencakup semua faktor sosial, budaya, dan situasional yang mempengaruhi proses komunikasi.Secara umum, pandangan Rogers tentang komunikasi menekankan pentingnya pemahaman dan perubahan sikap atau perilaku dalam proses komunikasi. Ia juga mengidentifikasi beberapa elemen kunci dalam proses komunikasi dan mengembangkan teori difusi inovasi untuk memahami bagaimana inovasi atau gagasan baru menyebar dalam masyarakat.
  • Marshall McLuhan, seorang ahli komunikasi dan filosof, mengartikan komunikasi sebagai proses interaksi manusia yang melibatkan berbagai media atau teknologi. Ia berpendapat bahwa media atau teknologi tidak hanya sekadar alat untuk menyampaikan pesan, tetapi juga mempengaruhi cara manusia memandang dunia dan berinteraksi dengan lingkungan. Menurut McLuhan, media atau teknologi menciptakan lingkungan yang berbeda dan mempengaruhi cara manusia berpikir, merasakan, dan bertindak. Sebagai contoh, media cetak seperti buku atau surat kabar menciptakan lingkungan yang cenderung linear dan rasional, sedangkan media elektronik seperti televisi atau internet menciptakan lingkungan yang lebih visual dan simultan. McLuhan juga mengembangkan konsep "the medium is the message", yang berarti bahwa media atau teknologi itu sendiri adalah pesan yang lebih penting daripada pesan yang disampaikan melalui media tersebut. Dalam konteks ini, McLuhan menekankan bahwa setiap media atau teknologi memiliki efek yang mendalam pada cara manusia memahami dunia dan berinteraksi dengan lingkungannya.
  • Wilbur Schramm memandang komunikasi sebagai proses sosial yang melibatkan penyampaian pesan atau informasi dari satu pihak kepada pihak lainnya. Menurut Schramm, komunikasi melibatkan lima elemen utama yaitu sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima (receiver), dan efek (effect).Schramm juga memandang bahwa komunikasi merupakan proses dinamis dan interaktif yang melibatkan penyampaian pesan, penerimaan pesan, serta umpan balik yang disampaikan oleh pihak penerima kepada pihak sumber. Selain itu, Schramm menekankan pentingnya konteks dalam komunikasi, yaitu kondisi fisik, psikologis, dan sosial yang memengaruhi interpretasi pesan dan respons dari pihak penerima. Selain itu, Schramm juga memandang bahwa komunikasi dapat membantu memperbaiki hubungan interpersonal, meningkatkan pemahaman, serta mempengaruhi sikap dan perilaku. Ia juga menekankan pentingnya komunikasi dalam memfasilitasi perubahan sosial dan kemajuan manusia.Secara keseluruhan, Wilbur Schramm memandang komunikasi sebagai proses sosial yang melibatkan lima elemen utama dan mempengaruhi respons dari pihak penerima. Ia juga menekankan pentingnya konteks dalam komunikasi, serta peran komunikasi dalam memperbaiki hubungan interpersonal, meningkatkan pemahaman, mempengaruhi sikap dan perilaku, dan memfasilitasi perubahan sosial.

Komunikasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Berikut merupakan pengertian dari komunikasi verbal dan komunikasi non verbal :

  • Komunikasi Verbal, komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata atau bahasa untuk menyampaikan pesan. Komunikasi verbal dapat dilakukan secara lisan atau tertulis. Contohnya adalah percakapan sehari-hari, presentasi, atau korespondensi email.
  • Komunikasi Non-Verbal, komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata atau bahasa untuk menyampaikan pesan. Komunikasi non-verbal dapat dilakukan melalui gerakan tubuh, ekspresi wajah, intonasi suara, atau bahkan penampilan fisik. Contohnya adalah bahasa tubuh, gestur, senyuman, atau isyarat.

Kedua jenis komunikasi ini saling terkait dan saling mempengaruhi dalam konteks komunikasi. Komunikasi non-verbal dapat memberikan informasi tambahan tentang pesan yang disampaikan dalam komunikasi verbal, dan dapat membantu untuk memperkuat atau memperlemah pesan tersebut. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang kedua jenis komunikasi ini penting untuk dapat berkomunikasi dengan efektif.

Tujuan adanya Komunikasi :

Tujuan dari komunikasi adalah untuk menciptakan pengertian dan memfasilitasi pertukaran informasi antara individu atau kelompok. Melalui komunikasi, seseorang dapat menyampaikan ide, gagasan, perasaan, dan informasi yang ingin disampaikan kepada orang lain. Beberapa tujuan khusus dari komunikasi meliputi :

  • Memperbaiki hubungan interpersonal : Komunikasi dapat membantu memperbaiki hubungan interpersonal dengan menyampaikan pesan secara jelas dan efektif.
  • Menyelesaikan konflik : Komunikasi yang baik dapat membantu menyelesaikan konflik dengan memfasilitasi pemahaman dan negosiasi.
  • Meningkatkan efektivitas kerja: Komunikasi yang efektif dapat membantu meningkatkan efektivitas kerja dan produktivitas dengan memfasilitasi kolaborasi, koordinasi, dan tindakan yang terarah.
  • Meningkatkan keterampilan sosial : Melalui komunikasi, seseorang dapat belajar dan meningkatkan keterampilan sosial seperti empati, pengendalian diri, dan kepemimpinan.
  • Memengaruhi sikap dan perilaku : Komunikasi dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang melalui penyampaian pesan yang persuasif dan mendalam.
  • Meningkatkan pemahaman budaya : Komunikasi dapat membantu memperdalam pemahaman dan toleransi terhadap budaya yang berbeda melalui pertukaran informasi dan pengalaman.
  • Meningkatkan kualitas hidup : Komunikasi dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang melalui pemahaman, dukungan, dan hubungan sosial yang baik.

Secara umum, tujuan dari komunikasi adalah untuk menciptakan pengertian, memfasilitasi pertukaran informasi, memperbaiki hubungan interpersonal, menyelesaikan konflik, meningkatkan efektivitas kerja, meningkatkan keterampilan sosial, memengaruhi sikap dan perilaku, meningkatkan pemahaman budaya, serta meningkatkan kualitas hidup

Sumber : https://unsplash.com/photos/V5vqWC9gyEU
Sumber : https://unsplash.com/photos/V5vqWC9gyEU
  • Pengertian Komunikasi dengan Pendekatan Semiotika

Komunikasi dengan Pendekatan Semiotika merupakan proses pengiriman pesan atau informasi antara individu atau kelompok menggunakan tanda-tanda dan simbol-simbol tertentu. Proses komunikasi semiotika terjadi ketika seseorang mencoba menyampaikan suatu pesan melalui simbol atau tanda-tanda yang diterima oleh pihak penerima pesan. Tujuan dari komunikasi semiotika adalah untuk membangun pemahaman yang sama antara pengirim dan penerima pesan.

Menurut ahli semiotika, Ferdinand de Saussure, tanda terdiri dari dua elemen penting yaitu signifier (pembawa tanda) dan signified (yang ditunjukkan oleh tanda). Dalam konteks komunikasi, signifier dapat berupa kata, gambar, suara, atau simbol lain yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Sedangkan signified adalah makna yang dihubungkan dengan signifier oleh individu atau kelompok tertentu.

Menurut Roland Barthes, ahli semiotika asal Prancis, tanda-tanda tidak memiliki makna yang tetap dan universal. Makna dari sebuah tanda tergantung pada konteks sosial, budaya, dan sejarah di mana tanda tersebut digunakan. Dalam hal ini, komunikasi semiotika menekankan pada pentingnya memahami konteks dan pemahaman budaya dalam interpretasi pesan dan informasi.

Selain itu, ahli semiotika Umberto Eco juga menekankan pentingnya analisis tanda dalam studi komunikasi. Menurutnya, analisis tanda dapat membantu mengungkap makna yang tersembunyi dalam pesan atau informasi yang disampaikan.

Proses komunikasi dengan pendekatan semiotika, terdapat tiga unsur penting yang terlibat yaitu pengirim pesan, pesan itu sendiri, dan penerima pesan. Pengirim pesan adalah orang atau kelompok yang mencoba menyampaikan pesan melalui tanda-tanda atau simbol. Pesan itu sendiri adalah informasi atau pesan yang akan disampaikan oleh pengirim pesan kepada penerima pesan. Sedangkan penerima pesan adalah orang atau kelompok yang menerima pesan dari pengirim pesan melalui tanda-tanda atau simbol.

Dalam konteks semiotika, pesan atau informasi yang disampaikan melalui tanda-tanda atau simbol-simbol memiliki makna atau arti tertentu yang dipahami oleh pihak penerima pesan. Makna atau arti dari pesan tersebut dipahami melalui proses interpretasi oleh pihak penerima pesan. Interpretasi ini didasarkan pada konvensi sosial, budaya, atau bahasa yang dipahami oleh pihak penerima pesan. Dalam proses interpretasi pesan, terdapat dua jenis tanda yang digunakan yaitu tanda ikonik dan tanda simbolik. 

Tanda ikonik adalah tanda yang memiliki hubungan langsung dengan objek atau hal yang direpresentasikan, seperti gambar atau foto. Sedangkan tanda simbolik adalah tanda yang dibuat berdasarkan konvensi sosial atau budaya, seperti huruf atau kata dalam bahasa.

Pada proses komunikasi semiotika, terdapat juga bahasa non-verbal yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi, seperti gestur, ekspresi wajah, dan gerakan tubuh. Bahasa non-verbal ini sering digunakan untuk memperkuat atau memberikan nuansa yang lebih dalam pada pesan atau informasi yang disampaikan. 

Dalam konteks komunikasi sosial dan budaya, semiotika membantu kita memahami bagaimana tanda-tanda dan simbol-simbol digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam masyarakat yang berbeda-beda. Sebagai contoh, warna merah dalam budaya Barat sering diasosiasikan dengan bahaya atau peringatan, sementara dalam budaya Asia warna merah sering digunakan sebagai simbol keberuntungan atau kebahagiaan.

Manfaat komunikasi semiotika adalah sebagai berikut :

  • Memperluas Pemahaman: Komunikasi semiotika membantu untuk memperluas pemahaman tentang cara pesan disampaikan dan diterima oleh orang lain. Pemahaman ini dapat membantu dalam berkomunikasi dengan efektif dan dapat meningkatkan kemampuan untuk memahami pesan dari perspektif orang lain.
  • Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi: Dengan memahami komunikasi semiotika, seseorang dapat mengembangkan keterampilan berkomunikasi yang lebih baik, terutama dalam hal memilih tanda atau simbol yang tepat untuk menyampaikan pesan dengan efektif.
  • Memahami Makna Dalam Pesan: Pemahaman tentang komunikasi semiotika memungkinkan kita untuk memahami makna dalam pesan dengan lebih baik, sehingga kita dapat menafsirkan dan memahami pesan dengan benar.
  • Membantu Dalam Menganalisis Media: Pemahaman tentang semiotika juga penting dalam menganalisis media seperti iklan, film, atau kampanye politik. Pemahaman semiotika memungkinkan kita untuk memahami bagaimana simbol dan tanda-tanda digunakan dalam media tersebut untuk mempengaruhi audiens.
  • Memperkaya Pengalaman Budaya: Pemahaman semiotika dapat memperkaya pengalaman budaya seseorang dengan memberikan pemahaman tentang bagaimana tanda-tanda digunakan dalam budaya tertentu, serta bagaimana makna dan konsep dipahami dalam budaya tersebut.

Dengan demikian, pemahaman dan penerapan konsep semiotika dalam komunikasi dapat memberikan manfaat yang besar dalam memahami dan meningkatkan efektivitas komunikasi, serta membantu dalam menganalisis media dan memperkaya pengalaman budaya seseorang.

Tujuan adanya Komunikasi dengan Pendekatan Semiotika :

Tujuan adanya komunikasi semiotika adalah untuk mempelajari bagaimana tanda-tanda (baik dalam bentuk kata, gambar, simbol, atau bentuk lainnya) digunakan untuk menyampaikan makna dalam sebuah pesan atau komunikasi. Dengan mempelajari semiotika, kita dapat memahami bagaimana simbol-simbol dan tanda-tanda yang kita lihat di sekitar kita mempengaruhi cara kita memahami dunia di sekitar kita.

Dalam konteks komunikasi, pemahaman semiotika dapat membantu dalam memahami cara pesan disampaikan, serta bagaimana pesan tersebut dapat diartikan atau diterima oleh audiens yang dituju. Misalnya, dalam periklanan, pemahaman semiotika dapat membantu kita untuk memahami bagaimana simbol-simbol tertentu (seperti warna, bentuk, atau gambar) dapat digunakan untuk membangun merek atau menghubungkan merek dengan nilai atau konsep tertentu.

Secara umum, tujuan dari komunikasi semiotika adalah untuk membantu kita memahami bagaimana tanda-tanda dan simbol-simbol digunakan dalam komunikasi, dan bagaimana penggunaan ini memengaruhi cara kita memahami dunia di sekitar kita.

Kesimpulan yang didapat dari Komunikasi dengan Pendekatan Semiotika adalah proses pengiriman pesan atau informasi antara individu atau kelompok menggunakan tanda-tanda atau simbol-simbol tertentu. Proses komunikasi semiotika dilakukan untuk membangun pemahaman yang sama antara pengirim dan penerima pesan. Semiotika membantu kita memahami bagaimana tanda-tanda dan simbol-simbol digunakan dalam masyarakat yang berbeda-beda.

Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan komunikasi semiotika:

  1. Iklan, iklan sering menggunakan simbol dan tanda untuk menarik perhatian konsumen dan menghasilkan makna tertentu. Misalnya, logo merk, warna, gambar, dan kata-kata yang digunakan dalam iklan dapat memberikan kesan atau makna tertentu bagi target audiens.

  2. Film dan video, di dalam film atau video, simbol dan tanda digunakan untuk menghasilkan makna tertentu. Sebagai contoh, perubahan warna, musik, dan gerakan kamera dapat memberikan kesan atau makna tertentu dalam suatu adegan.

  3. Seni, seni juga menggunakan simbol dan tanda untuk menghasilkan makna. Misalnya, dalam seni lukis atau gambar, warna, bentuk, dan garis dapat memberikan kesan atau makna tertentu.

  4. Puisi, puisi menggunakan bahasa yang terstruktur dan mengandung banyak simbol dan tanda. Kata-kata dan simbol-simbol yang digunakan dalam puisi dapat memberikan makna yang kompleks dan mendalam bagi pembaca.

  5. Desain produk juga menggunakan simbol dan tanda untuk menghasilkan makna tertentu bagi konsumen. Misalnya, desain kemasan produk dapat memberikan kesan atau makna tertentu tentang kualitas atau merek produk tersebut.

  6. Media sosial, pada media sosial, pengguna sering menggunakan emoji, emoticon, dan simbol untuk mengekspresikan perasaan atau memberikan makna tertentu pada pesan mereka.

  7. Komunikasi politik, simbol dan tanda sering digunakan untuk mempengaruhi pendapat atau sikap publik. Misalnya, warna partai politik atau simbol-simbol yang digunakan dalam kampanye politik dapat memberikan makna tertentu bagi pemilih.

Sumber Referensi :

Suherdiana, Dadan. "Konsep Dasar Semiotika dalam Komunikasi Massa menurut Charles Sanders Pierce." Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies 4.12 (2008): 371-407.

Suherdiana, Dadan. "Konsep Dasar Semiotika dalam Komunikasi Massa menurut Charles Sanders Pierce." Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies 4.12 (2008): 371-407.  

Putri, Nadya Karina. "Model Komunikasi Dan Menurut Ahli." (2019).

Asriningsari, Ambarini, and Nazla Umaya. "Semiotika teori dan aplikasi pada karya sastra." (2010).  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun