Mohon tunggu...
Himma Ulya
Himma Ulya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Azima (Bagian 1)

24 April 2018   14:48 Diperbarui: 24 April 2018   14:52 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu kesalahan telah aku lakukan. Aku terlambat membawa kakak dan adik-adikku menemui Ayah. Ayah terburu menghentikan nafas terakhirnya

"lho Mbak kok menangis?" tanya Diana, adik terkecilku. Aku tidak bisa menjawab apa-apa. Dia mungkin sadar setelah dia melihat ibu, dan kedua kakak perempuanku bersimbah air mata di atas hangatnya kepergian bapak yang sudah ditutupi dengan kapas dan segala macamnya. Tiba-tiba dia ikut menangis. Dan aku jatuh melihat adik-adikku penuh dengan air mata. Walau aku tidak melihat adik-adikku yang laki-laki meneteskan air mata, tapi di dalam hatinya aku tahu mereka berdua terluka pula. Aku sangat sedih.

"Ya Allah, apa yang harus aku lakukan sekarang?" bibirku kelu untuk berkata. Aku tidak setegar itu. Seketika, runtuh segala cita-cita yang telah aku bangun untuk bisa membahagiakan Ayahku. Aku tidak akan pernah bisa melihatnya kembali. Aku kalah. Aku kalah di dalam kehidupanku sendiri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun