Mohon tunggu...
Lylle2000
Lylle2000 Mohon Tunggu... -

Entrepreneur sekaligus jurnalis lepas yang lebih sering tidak menulis karena mengurusi usahanya. Berarti 'jurnalis lepas banget' :D

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

FlixBus, Transportasi Murah di Eropa

25 Oktober 2017   13:51 Diperbarui: 25 Oktober 2017   17:49 9743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warna Hijau Jingga yang Mencolok

Lalu kami berbincang tentang darimana FlixBus memperoleh keuntungan dengan tarif semurah itu. Kesimpulannya adalah --mungkin-- dari efisiensi. Contohnya halte bis dengan hanya satu tiang penanda itu. Lalu ticket box yang nebeng kafe atau toko sehingga tidak perlu memiliki tempat sendiri. Kedua hal ini sudah mengurangi biaya sewa dan perawatan kantor. Pegawainya pun sedikit dan multitasking; ini sudah mengurangi biaya SDM. Sekali lagi ini hanya dugaan saya dan teman sesama penumpang bis.

FlixBus baru terlihat mencolok di ZUB Berlin. Ada 2 konter tiket. Yang satu nebeng dengan warung kopi dan tutup jam 7 malam. Satunya lagi berupa bangunan permanen berukuran sekitar 2,5 x 3 meter, buka 24 jam, dengan hanya 1 pegawai melayani pembelian tiket; sedangkan 3 pegawai lain memantau bus dan membantu penumpang yang butuh informasi. Pegawai pemantau bus selalu berjalan berkeliling; terlihat mencolok dengan jaket hijau spotlight khas dan sewarna dengan badan bis FlixBus. Ini memudahkan penumpang awam seperti saya yang tidak tahu situasi ZUB dan sedang berkeliling mencari loket tiket.

FlixBus memang tepat waktu dan resiko kehabisan tiket pun cukup besar, karena pembelian secara online lebih banyak daripada pembelian langsung. Harga tiket di ZUB cukup menghibur: hanya 2 Euro lebih mahal daripada beli online. Syukurlah. Ini sangat menolong saya yang membeli tiket dari Berlin ke Frankfurt dan --sekali lagi-- tidak mau membeli secara online. Untungnya pula saya tidak kehabisan tiket, padahal jadwal keberangkatan saya pada hari Jumat jam 11 malam itu cukup populer. Perjalanan ke Franfkurt makan waktu 5-6 jam. Hari Sabtu pukul 5 pagi sampai di Frankfurt Hauptbahnhof cukup ideal bagi banyak orang, buktinya saat itu bis terisi penuh.

Seperti umumnya perusahaan milik millennials pula, FlixBus mulai berbagi kepedulian dengan dunia. Setiap pembelian tiket, kita bisa pilih untuk ikut menyelamatkan dunia dengan mengklik kotak untuk CO2 Compensation. Harga tiket akan otomatis bertambah 1%-3% dari harga asli, maka Anda sudah menyumbang proyek perlindungan iklim dengan standard lingkungan hidup internasional. Tahun 2017 ini sumbangan difokuskan pada proyek tungku hemat energi di Rwanda. Menarik ya? Baru berusia empat tahun dan perusahaan ini sudah bisa mengajak konsumennya melakukan CSR.

Siap membantu calon penumpang yang kebingungan di ZUB Berlin, jam 11 malam.
Siap membantu calon penumpang yang kebingungan di ZUB Berlin, jam 11 malam.
Mungkinkah di Indonesia?

Bisnis transportasi antar kota di Indonesia menurut saya masih menjanjikan. Coba perhatikan di jalan tol Cipularang. Ada banyak bis ke berbagai jurusan baik dari Bandung maupun dari kota kecil sekitar Bandung ke berbagai kota tujuan. Apalagi kalau sempat nyasar ke terminal bis Kampung Rambutan. Puluhan bis lalu lalang dengan puluhan trayek.

Sumatera sangat menjanjikan bagi transportasi darat termasuk bis; terutama karena Presiden Jokowi sudah membangun beberapa jalan tol serta jalan antar propinsi yang indah semacam Kelok Sembilan di Sumatera Barat. Bayangkan kalau jalan tol dari ujung Jawa Barat hingga Jawa Timur lalu bersambung ke Sumatera suda jadi!

Bis sejenis armada FlixBus sudah banyak pula terlihat berlalu lalang di jalan raya antar kota. Artinya, pengusaha bis sudah mampu membeli bis-bis yang lebih bagus dan lebih mahal. Pendeknya, jaringan transportasi dan jenis kendaraan di negara kita sudah lebih maju daripada beberapa tahun lalu. Memang masih ada bis yang "busuk", ngga pakai AC dan tempat duduknya "cape deh". Tetapi kalau bisnis menjanjikan lebih, saya yakin pemilik bis akan berupaya apapun agar bisa memperbaharui armadanya.

Lalu, kenapa belum ada yang memulai bisnis semacam FlixBus di Indonesia? Kalau sudah ada, kenapa saya belum dengar? Baru saja saya menanyakan hal ini di whatsapp grup keluarga, langsung saja jawaban pesimis berlompatan di layar ponsel cerdas saya.

"Sistem transportasi kita harus diberesin dulu. Jalan raya juga belum merata bagusnya. Jerman kan sudah maju sekali."

"Belum lagi kutipan-kutipan preman atau penegak keamanan di tempat-tempat tertentu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun